Dea membuka pintu kamarnya tampak Kalen menatapnya tajam."Kamu mau orang dirumah ini curiga dengan kita karena kamu tidur dikamar yang terpisah di malam pertama kita",ujar Kalen.
"Aku hanya mengganti pakaianku disini Kak dan membersihkan makeup ku",jawab Dea.
Kalen manatap Dea dan benar apa yang dikatakan gadis itu."Kembalilah ke kamar",ujar Kalen datar.
"Ya Kak..."
"Tuan...kamu mengerti!", ketus Kalen.
"I-iya Tuan...",jawab Dea terbata bata.
Kalen menyunggingkan senyumannya lalu berjalan mendahului Dea yang mengikutinya dari belakang.
Setibanya dikamar Dea mendudukan dirinya disofa kamar itu dengan perasaan campur aduk.
"Cincin bermatakan berlian itu kamu jaga baik baik karena itu adalah cincin turun temurun dari keluargaku",ujar Kalen.
"Ya Kak...",jawab Dea.
"Oh ya...aku mau kamu tidur disana karena aku tak mau seranjang denganmu",ujar Kalen memberikan sebuah bantal pada Dea.
"Tapi Kak--eh Tuan aku--
"Jika kamu ingin selimut ambil sana dalam lemari",ujar Kalen merebahkan tubuhnya diatas kasur empuk miliknya.
Dea meletakan bantal diatas sofa lalu ikut merebahkan dirinya karena tubuhnya begitu lelah.Ia meringkuk diatas sofa itu karena tubuh Dea yang lebih panjang dari sofa itu.
Dea memejamkan matanya namun hatinya terjaga meratapi nasibnya yang tak jauh berbeda saat tinggal dengan kedua orangtuanya.
"Ampuni aku ya Allah...telah ikut mempermainkanmu sunnah Mu",batin Dea.
Kalen melirik sekilas pada Dea yang tidur membelakanginya.Pria itu tak peduli dan kembali memejamkan matanya.
***
Keesokan pagi matahari telah terbit malu malu dari ufuk timur..Seorang pria membuka matanya dan samar samar ia mengatakan mendengar orang membaca ayat suci Al-Qur'an.
Dan benar saja tampak Dea sedang membaca ayat suci Al-Qur'an dengan begitu merdu.Kalen menatap gadis itu dengan tatapan entah.
Dea menyudahi bacaannya dan tak sengaja tatapan bertemu dengan tatapan sang suami.Ia menutup Al-Qur'an dan membuka mukenanya tanpa menghiraukan Kalen yang masih menatapnya.
Setelah selesai Dea melangkah menuju pintu untuk turun ke bawah membantu mertuanya untuk membuatkan sarapan.
"Dea..."
Dea mengehentikan langkahnya tanpa berbalik menatap Kalen.
"Mau kemana kamu?",tanya Kalen dengan tatapan menyelidik.
"Ke bawah Tuan membantu membuat--
"Tak perlu karena Mama juga gak pernah masak,semua semua dikerjakan oleh pelayan dirumah ini.Jadi gak usah cari muka",jawab Kalen tajam.
Dea mengehela nafas berat,ia malas berdebat memilih diam saja.Tak baik juga menurutnya berdebat di pagi hari.Pamali.
Tak lama ponsel Dea berdering menandakan panggilan masuk.Dea menatap ponselnya yang terletak diatas meja begitu juga Kalen.
Dea segara berjalan menuju meja dan menatap layar ponselnya satu panggilan dari nomor tak ia kenali.Dengan pelan Dea mengangkat panggilan itu.
Dea:Halllo... assalamualaikum
X:Waalaikum salam.Dengan saudari Deandra Cantika.
Dea:Iya betul.Maaf ini siapa ya?
X:Kami dipihak rumah sakit xxx mengabarkan kalau saudari Deandra Cantika diterima sebagai staf ahli gizi diruang sakit kami
Dea: Alhamdulillah...
X:Saudari bisa datang besok keruang sakit xxx dan langsung ditraining selama tiga bulan lebih dahulu
Dea:Iya...baiklah saya akan datang
Tutt...
Kalen menatap Dea yang tersenyum begitu bahagia.Entah siapa yang menelfonnya sehingga membuat gadis itu tersenyum lebar seperti itu.
"Kita akan pindah ke apartemen hari ini",ujar Kalen turun dari tempat tidur.
Senyuman dibibir Dea meredup seketika ."Iya Tuan.Saya akan bersiap siap dulu mengemasi barang barang saya di kamar sebelah",ujar Dea segera keluar dari kamar itu melangkah menuju kamarnya.
Kalen menatap kepergian Dea dengan tatapan tak peduli.Ia tak ingin berlama-lama tinggal dirumah ini dan satu kamar dengan gadis itu.
Dea mengeluarkan koper yang terletak disudut lemari.Koper yang Dea tau adalah milik keluarga ini karena ia datang ke rumah ini tak membawa apa pun.Semua keperluannya telah disiapkan oleh keluarga Atmaja.
Dea memasukkan satu persatu pakaian yang dianggapnya perlu.Nantinya jika kurang ia bisa membeli lagi jika sudah gajian.Ia tak peduli jika Kalen tak mengizinkannya bekerja.Dalam surat perjanjian itu mereka tak boleh mengurusi urusan pribadi masing masing.Jadi Dea akan tetap bekerja meski ia telah menikah dengan Kalen karena orang orang belum juga tau kalau dia menikah kecuali Aris sahabatnya.
Setelah selesai Dea menyeret kopernya menuju kamar Kalen.Ia memutuskan untuk meletakkan koper itu didepan pintu lalu masuk kedalam kamar.
Dea mengernyitkan keningnya karena kamar yang tampak kosong,ia tak melihat kehadiran Kalen disana.
Tak lama pintu ruang ganti terbuka seorang pria yang tak lain adalah Kalen keluar dengan berpakaian rapi.Dea mengalihkan pandangannya karena tak ingin bersitatatap dengan pria itu.
Dea berdiri mematung memainkan ponselnya menabrakan pesan dari Aris sahabatnya sendiri tersenyum tipis membaca godaan Aris pada dirinya.
"Ayo...main hp terus", sindir Kalen melangkah meninggalkan Dea yang mengerutkan keningnya.
Dea menyimpan ponselnya lalu mengikuti Kalen dari belakang dan menyambar kopernya didepan pintu lalu turun ke lantai bawah.
Sesampainya dilantai bawah Kalen meminta pelayan membawakan koper Dea lebih dahulu ke mobilnya sementara itu mereka harus ikut sarapan bersama sekalian izin untuk pindah.
"Wah... pengantin baru baru turun",goda Marisa.
"Duduk Dea...",ujar Kalen bersikap manis pada Dea membuat wanita itu bingung.
"Bersikap manis lah dihadapan semuanya",bisik Kalen.
Dea tersenyum tipis lalu mengangguk dan duduk dikursi yang telah ditarik oleh Kalen.
Semuanya tak luput dari tatapan seluruh keluarga.Mereka tersenyum melihat perlakuan Kalen pada Dea.Namun tidak dengan Kaisan dan Kaira karena mereka berdua tau Kakaknya itu berpura pura.
"Semuanya...aku dan Dea memutuskan untuk tinggal di apartemen mulai hari ini",ujar Kalen membuat semua orang menatapnya.
"Kok secepat itu sih Kalen?",tanya Marisa pada sang anak.
"Kita juga mau privasi dan menjalani rumah tangga kami dengan mandiri",jawab Kalen beralibi.
"Bagaimana kalau kalian tinggal dirumah baru yang telah Kekek siapkan untuk kalian sebagai kado pernikahan", usul Tuan Wiliam.
"Gak usah Kek.Kalen nyaman dengan tempat tinggal hasil keringat Kalen sendiri",jawab Kalen.
"Hufff...terserah kamu",putus Tuan Wiliam pada akhirnya karena cucunya itu memang keras kepala.
Akhirnya setelah berpamitan mereka berdua kini telah didalam mobil menuju apartemen milik Kalen.
"Ingat kita akan tidur di kamar berbeda nantinya dan patuhi perjanjian kita",ujar Kalen yang menatap fokus pada jalanan.
"I-iya Tuan",jawab Dea.
"Hmmm"
Tak lama mereka sampaikan diapartemen,Kalen segera memarkirkan mobilnya dan turun.
"Ayo...ambil kopermu di jok belakang",ujar Kalen pada Dea.
Dea mengangguk lalu mengambil kopernya namun tiba tiba ia melihat seorang wanita berlari menuju sang suami dan memeluknya.
"Kangen...",ujar wanita itu mencuri kecupan dipipi kanan Kalen.
"Aku juga.Tumben kesini?",tanya Kalen tersenyum begitu manis seraya mengusap punggung wanita itu.
"Pengen ketemu kamu sayang.Oh ya siapa dia?",tanya wanita itu menatap Dea yang memegangi kopernya.
"Dia..."
...****************...
Ayo Kalen jawab apa ya.Ayo dong dukungannya Reader kesayangan ku.Jangan lupa like dan subscribenya serta komentarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 294 Episodes
Comments
Maria Vinsensia
Dea yg sabar ya
2024-01-22
2
Eno cute18
Padahal lebih enak manggil lendra dari pada kalen thorr
2023-12-12
1
Dyah Ayu
sakit bacanya...kyk ngerasa jadi Dea gmna coba perasaannya..sakit pasti yaaaa😑😔
2023-12-02
3