Kegelisahan Dea

Hari ini Dea disibukkan dengan perawatan tubuhnya sebelum menikah.Marisa sengaja membawa pihak salon datang ke rumah agar Dea lebih rileks melakukan perawatan.

Sebenarnya Dea telah menolak tapi Marisa tetap memaksanya,mau tak mau Dea hanya bisa pasrah.

Besok adalah hari pernikahannya,hari yang akan merubah seluruh hidupnya diusia yang masih sangat belia.Ia berharap ada yang menggagalkan pernikahan ini.Paling tidak dengan calon pengantin pria yang kabur misalnya.Tapi itu tak mungkin karena Kalen tak bisa menolak keinginan Kakeknya itu.

Sementara itu disebuah kamar seorang pria tengah menatap sebuah foto dimana ada dirinya dan seorang wanita yang begitu sangat ia cintai.Ia memandangi lekat senyuman sang kekasih yang akan ia khianati dengan menikah dengan gadis pilihan keluarganya.

"Sudahlah Kak...lebih baik terima saja apa yang sudah Kekek pilihkan untuk Kakak,pilihan Kakek selalu yang terbaik bukan selama ini",ujar Kaisan yang memasuki kamar Kakaknya itu.

Kalen baru saja datang dari apartemennya karena permintaan sang Kakek.Ia tak menggubris ucapan sang adik.Apa yang dikatakan adiknya itu benar tapi hati tak bisa dipaksa karena hatinya berlabuh pada wanita yang merupakan teman seprofesinya.

"Kak...aku yakin Dea gadis yang baik.Buktinya Kakek memilihnya untuk menjadi istri Kakak",ujar Kaisan.

"Tau apa kau Kai...andai kamu ada diposisi Kakak pasti juga akan merasa dilema sama akannya dengan Kakak.Menolak tak bisa dan mengiyakan hati tak sejalan",ujar Kaisan.

"Ya...jika aku jadi Kakak aku akan ikuti kemauan Kakek",jawab Kaisan membuat Kalen menatap adiknya itu sementara Kaisan tersenyum tak berdosa.

"Sana kamu aja yang menikahinya!",ketus Kalen.

"Andai bisa pasti aku lakukan Kak.Tapi aku terhalang pendidikan bukankah Kakek ingin kita menyelesaikan pendidikan dulu baru menikah",jawab Kaisan.

"Sepertinya kamu tertarik dengan gadis itu?",ucap Kalen menatap adiknya itu lekat.

"Hahaha...hanya pria bodoh yang menolak pesonanya Kak,apalagi usianya masih sangat muda.Ibarat buah sedang mengkal.Dia juga gadis yang polos dan cukup menyenangkan jika diajak bicara",ujar Kaisan terkekeh pelan.

"Jadi kamu mengatakan Kakak bodoh begitu?",sinis Kalen.

"My be...karena tak bisa membedakan mana berlian dan mana belingan kaca",sindir Kaisan.

"Apa maksudmu,ha?",berang Kalen.

"Santai Kak...jika Kakak ingin tau siapa kekasih Kakak itu sebenarnya selidiki sendiri dan berhenti percaya pada orang kepercayaan Kakak itu",ujar Kaisan.

"Dia wanita baik baik Kai...jadi berhentilah kalian menghinanya",teriak Kalen.

"Wanita baik baik pasti akan perawan sampai saat ini Kak",jawab Kalen.

"Tau darimana kamu Aluna tak perawan,ha?", teriak Kalen lagi.Ia begitu kesal dengan adiknya itu yang selalu saja menghina kekasihnya.

"Heh...jika Kakak mau tau datang ke club' yang tak jauh dari rumah Aluna dan cari pria yang bernama Deko.Dia tau siapa Aluna dan kenapa Aluna kehilangan keperawanannya",jawab Kaisan yang sudah geram dengan Kakaknya yang telah dibodohi oleh cinta.

"Aku percaya dengan Aluna asal kamu tau",ujar Kalen.

"Hehehe...bucin boleh Kak tapi bodoh jangan",jawab Kaisan melangkah pergi meninggalkan kamar sang Kakak.

"Arrrgghhh... kenapa semua orang selalu memandangmu sebelah mata Aluna,apa sebenarnya yang terjadi", teriak Kalen frustasi.

"Kalen...boleh Mama masuk?",ujar Marisa yang tak sengaja mendengar teriakkan sang putra sulung.

"Ya Ma...",jawab Kalen mengatur nafasnya yang memburu.

"Ada apa Nak,hum?",tanya Marisa mengusap lengan sang anak dengan lembut.

"Gak ada Ma,tadi hanya ada selisih paham dengan Kai",jawab Kalen tersenyum tipis

"Oh ya Mama harap walau kalian sering tak sejalan tapi kalian harus akur karena kalian bersaudara",ujar Marisa.

"Ya Ma...Kalen tau kok",jawab Kalen.

"Mama kesini cuma mau kasih ini",ujar Marisa menyerahkan sebuah kotak beludru pada putranya itu.

"Apa ini Ma?",tanya Kalen.

"Itu cincin turun temurun dari keluarga Atmaja,kamu sematkan cincin ini besok dijari Dea ya",ujar Marisa.

Kalen membuka kotakitu dan sebuah cincin berkilauan bermatakan berlian langka.

"Kalen...jangan sekali kali kamu memberikan cincin ini pada orang lain selain menantu keluarga ini",ujar Marisa seakan tau isi kepala sang anak.

"Ya Ma..."

"Cincin ini hanya di pakaikan pada gadis yang resmi menjadi menantu keluarga ini.Jika kamu melanggarnya maka pemakainya akan merasakan konsekuensinya.Karena buyut kamu dulunya melakukan perjanjian dengan pembuat cincin ini.Hanya wanita yang telah terikat pernikahan yang bisa memakainya.Oleh karena itu Mama memberikan padamu untuk kamu pasangkan besok pada Dea",tutur Marisa.

"Baiklah Ma...",jawab Kalen menyimpan kembali kotak itu pada salah satu laci nakas.

"Mama ke kamar Dea dulu",ujar Marisa diangguki oleh Kalen.

Sementara itu Dea baru saja selesai melakukan perawatan.Tubuhnya terasa lebih rileks sekarang.Tapi tidak dengan hatinya yang saat ini begitu gelisah.

Harusnya hari ini ia bahagia karena esok adlah pernikahannya tapi itu tak terjadi karena ia menikah dengan orang tak ia cintai begitu juga sebaliknya.

Ia akan menjadi perusak dalam hubungan Kalen dan wanitanya.Tapi ia terpaksa melakukan ini sebagai bentuk balas budi karena ayahnya telah membesarkannya.