Dea menundukkan kepalanya mendengar hinaan dari Kalen.Bukan keinginannya juga meminta dibelikan perhiasan mahal tapi calon mertuanya sendiri yang memintanya untuk memilih.
"Kalen kau cocokkan dulu cincinnya",ujar Marisa.
Dengan hati yang terpaksa Kalen memakai cincin itu dan ternyata begitu pas dijari manisnya."Pas Ma...",ujar Kalen memberikan cincin itu kembali pada pegawai toko.
"Kita ambil yang ini",ujar Marisa pada oargaea toko.
"Baiklah Nyonya mohon ditunggu",jawab pegawai toko.
"Oh ya Dea...kamu mau kalung itu tidak?",tanya Marisa menunjuk sebuah kalung yang begitu indah.
"Tidak Tante...ini saja cukup",jawab Dea membuat Kalen tersenyum miring.
"Yakin...?",tanya Marisa.
"Ya Tante...",jawab Dea yang risih dengan tatapan tajam Kalen padanya.
"Ayo kita pulang...",ujar Marisa setelah menerima cincin dari pegawai toko.
Dea dan Marisa memutuskan untuk pulang sedangkan Kalen menaiki mobil sendiri menuju kampus untuk mengajar.
"Dea..."
"Ya Tante..."
"Mungkin Kalen akan sulit menerima kamu tapi Tante yakin lambat laun dia pasti jatuh cinta sama kamu",ujar Marisa.
Dea hanya mengangguk pelan seraya tersenyum.Ia tau Kalen tak menyukainya tapi dia bisa apa tak bisa menolak.Andai ia bisa kabur mungkin telah ia lakukan jauh jauh hari.Ia tak mau rumah yang mereka tempati di lelang untuk melunasi hutang hutang ayahnya.Hanya rumah itu satu satunya kenangan yang ia punya dengan sang ibu yang pergi entah kemana akibat ulah Ayahnya yang tak setia.
"Mikirin apa Dea?",tanya Marisa menyentuh bahu Dea karena gadis itu terlihat melamun.
"Tidak Tante...hanya rindu dengan rumah",kilah Dea.
Marisa tersenyum tipis."Nanti setelah menikah kamu bisa mengunjungi rumahmu",ujar Marisa.
"Ya Tante...",jawab Dea tak yakin jika ia akan diterima dirumah itu lagi.
Tak lama mobil mereka sampai di kediaman Tuan Wiliam.Dea dan Marisa turun dari mobil memasuki rumah mewah itu.
"Assalamualaikum...",ucap Dea.
Hening tak ada jawaban karena dirumah ini membaca salam bukanlah suatu kebiasaan.
Marisa hanya tersenyum kecil namun menjawab salam Dea didalam hati.
"Ayo...kita keruang makan.Kakek pasti sudah menunggu",ujar Marisa diangguki oleh Dea.
"Wah...pada ngumpul nih",ujar Marisa pada semua orang yang telah duduk di meja makan.
Semua orang menatap Dea yang tertunduk karena semua orang tengah memindainya.
"Ma...dia calon Kak Kalen?",tanya seorang pria yang merupakan adik kandung Kalen manatap Dea penuh selidik.
"Ya...Oh ya Dea kenalkan pria yang baju biru itu Kaisan adiknya Kalen",ujar Marisa menunjuk putra keduanya yang menatap Dea.
Dea mengangkat kepalanya menatap pria yang kini tersenyum tipis padanya.
"Dan yang disebelahnya Kaira adik bungsu Kalen",ujar Marisa menunjuk gadis yang terlihat cuek saja tak mempedulikan ucapan sang Mama.
"Dan yang itu Papanya Kalen namanya Rendra sekaligus suami Tante",ujar Marisa menunjuk sang suami yang menatap Dea dengan senyuman tulus.
"Selamat datang di kediaman Atmaja Nak",ujar Rendra tersenyum tipis.
"I-iya Om...", jawab Dea lirih.
"Ayo Dea... silahkan duduk",ujar Tuan Wiliam menepuk kursi disebelahnya.
"I-iya Kek...",jawab Sean berjalan menuju kursi yang disediakan Kakek.
Dea manatap semua orang di meja makan namun tak menemukan pria yang dicarinya.
"Cari Kak Kalen?",tanya Kaisan yang tau lirikan Dea.
Dea hanya tersenyum tipis sebagai jawabannya.
"Kak Kalen tidak tinggal disini,dia tinggal di apartemen miliknya",ujar Kaisan tersenyum tipis.
"Ayo kita makan",ujar Tuan Wiliam diangguki oleh yang lainnya
Mereka makan dalam diam hanya dentingan sendok yang beradu dengan piring yang terdengar.Dea terlihat begitu canggung berada ditengah tengah keluarga ini.
Setelah selesai semua orang berkumpul di ruang keluarga namun Dea berada dikamarnya melaksanakan sholat Dzuhur yang hampir habis.
Meski bukan muslim yang baik tapi ia tetap melaksanakan sholat lima waktu.Setelah Dea menyimpan mukenah yang tadi ia pinjam pada salah satu pelayan.
Dea duduk dibalkon kamar sembari berbalas pesan dengan sahabatnya Aris.Hanya Aris yang tau Dea luar dalam.Persahabatan mereka murni tanpa ada campur rasa lainnya.Aris telah menganggap Dea saudara perempuannya.
Mengenai lamaran Dea,Aris meminta sahabatnya itu menunggu karena belum ada pengumuman siapa yang diterima.
Dea sangat berharap ia bisa diterima dirumah sakit itu.Walau ia tau ia akan menikah tapi ia tak yakin suaminya akan memperlakukannya dengan baik.
Tok tok tok
Dea melangkah menuju pintu kamar karena mendengar ketukan dari luar.
Ceklek
Dea menatap seorang gadis yang menatapnya dingin.
"Silahkan masuk!",ujar Dea.
Gadis itu memasuki kamar yang dihuni oleh Dea itu.
"Apa tujuanmu menikahi Kakakku?,karena uang atau menumpang hidup?",tanya gadis itu.
Deg
Dea tersenyum miris mendengar ucapan gadis itu.Ia tau ia tak semudah itu diterima di keluarga ini tapi bukan berarti ia dihina seperti ini.
"Jangan menghina jika kamu tidak tau apa pun",jawab Dea.
"Cih...kamu tak layak untuk Kakakku.Asal kamu tau dia sudah memiliki kekasih yang begitu sangat ia cintai",ujar gadis itu yang tak lain adalah Kaira.
"Aku tau...jangan pernah ikut campur jika kamu tak tau titik permasalahannya",ujar Dea menahan sesak di dadanya.
"Aku akan pastikan hidupmu tidak akan bahagia dirumah ini",ujar Kaira menatap tajam Dea.
"Aku sudah terbiasa dengan itu semua",jawab Dea datar.
Kaira kesal karena Dea tak seperti dugaannya yang mudah ditindas.Gadis itu melangkah meninggalkan kamar Dea dengan muka masam.
Dea menutup pintu kamarnya kembali dan tersenyum miring."Sepertinya aku akan memiliki musuh juga disini", gumam Dea.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 294 Episodes
Comments
tiya
suatu saat pasti akan indah Dea...
2024-03-05
1
tiya
sabar..sabar...
2024-03-05
0
Neng Ocay
sabar dea
2023-10-15
3