Amelia menarik napas panjang dan menatap ke arah kedua sahabatnya itu yang sama-sama ikut mencukur rambutnya. Ya pada akhirnya Amelia mengikhlaskan rambut pendeknya itu dicukur botak membuatnya benar-benar tampak seperti seorang laki-laki.
Amelia tertawa melihat kondisinya yang seperti itu di dalam pantulan kaca. Benar-benar sangat berubah, bahkan Amelia tidak mengenali jika di dalam itu adalah dirinya.
Fauzan dan Raihan juga telah berubah ketika rambutnya dicukur. Amelia tertawa kelak melihat cukuran rambut pria itu. Mereka sama-sama sepakat bahwa mereka tampak seperti tuyul.
"Pada akhirnya kita cosplay menjadi tuyul."
"Lu aja kali yang tuyul, gue mah ogah jadi tuyul," ucap Raihan yang menolak mentah-mentah membuat Amelia tertawa gelak karena mereka berdua.
Ia menarik napas panjang dan kemudian menatap ke arah gedung sekolah yang cukup tinggi. Amelia rindu dengan suasana sekolah padahal dirinya telah diberikan izin untuk tas sekolah sebelum akhirnya ia benar-benar pulih.
Namun wanita itu tetap kekeh ingin mengikuti pelajaran, karena ia ingin mengetahui bagaimana kondisi di dalam sana, apakah lebih bersahabat kepada dirinya? Amelia sangat ingin tahu itu.
Apakah orang masih membicarakannya? Sudah berminggu-minggu iya tak sekolah bahkan Amelia sangat rindu dengan suara amukan guru yang marah kepadanya saat ia berbuat ulah.
"Di sekolah ini banyak kenangan ya. Nggak kerasa kita sebentar lagi mau tamat, gue nggak tahu tujuan gue mau ke mana. Tapi gue tahu kalau tujuan kalian berdua adalah pengen ke luar negeri, kan? Kalian berdua harus mengejar cita-cita kalian jangan berhenti hanya karena gue."
Jujur saja memang Fauzan sangat ingin untuk melanjutkan studinya di luar negeri. Tapi kondisi Amelia tidak memungkinkan membuatnya sangat khawatir.
"Kalaupun gue dan Raihan kuliah ke luar negeri, kita berdua pasti akan membawa lo."
Amelia tertawa gelak, mereka cukup posesif juga kepada dirinya dan bahkan melarang dirinya untuk memiliki seorang kekasih dan juga bahkan saat ini mereka tak segan mengatakan bahwa mereka akan membawa Amelia ke luar negeri turut bersama mereka.
"Apa-apaan sih kalian, nggak usah kayak gitu lah. Orang tua kalian Gue pasti akan marah sama gue."
Raihan mangan aku pundak ada dia beberapa kali. Lalu kemudian dia memandang wanita itu dari samping.
"Seolah-olah orang tua kita nggak tahu kondisi lo yang sebenarnya, mereka pasti setuju kalau lo ikut dengan kita."
Amelia ingin mencari kepastian dari wajah Fauzan, laki-laki tersebut menganggukkan kepalanya membuat Amelia tersenyum lebar.
"Ck, aku benar-benar diratukan oleh kalian."
"Ya. Apa boleh buat, karena lo cuman satu-satunya wanita di sini."
Setelahnya mereka pun tertawa gelak. Tak lama terdengar lonceng sekolah yang mengharuskan mereka menanjak sepeda lebih laju lagi.
Hampir saja gerbang hendak ditutup, tapi untungnya mereka sempat masuk sebelum gerbang tersebut benar-benar ditutup oleh sang satpam. Saat Amelia Raihan dan juga Fauzan memasuki pekarangan sekolah, semua mata tertuju kepada mereka.
Tentu saja sangat aneh ketika melihat ketiganya botak seperti itu. Apalagi Amelia, bahkan banyak siswa yang tidak menyangka dengan apa yang dilakukan oleh wanita tersebut karena mereka tidak tahu jika Amelia mengidap penyakit.
"Anjirt, itu cewek beneran botak? Kenapa bisa? Pasti habis dihukum, kan?"
"Kayanya sih iya."
_________
TBC
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. TERIMA KASIH SEMUANYA YANG SUDAH MEMBACA.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments