Part 18

Raihan menatap ke arah tubuh Amelia yang lemah dan sedang dilarikan ke rumah sakit. Baru saja mereka pulang dari bukit, tiba-tiba Amelia limblung dan jatuh pingsan.

Fauzan dan Raihan sangat khawatir seraya menunggu Amelia di ruang UGD. Sampai sekarang dokter yang menangani Amelia belum juga keluar, dan mereka benar-benar gelisah apa yang sebenarnya terjadi pada Amelia hingga ditangani cukup lama. Mereka baru tahu jika Amelia sakit karena mereka selalu mengira bahwa Amelia selama ini baik-baik saja. Tidak ada penyakit yang serius yang dialami oleh Amelia, Fauzan dan Raihan tahu betul akan hal itu.

Tak lama dokter pun keluar. Sontak saja Raihan dan Fauzan langsung menghampiri dokter tersebut. Mereka sangat tidak sabar untuk mendengar kabar baik yang diberikan oleh dokter itu.

"Amelia baik-baik saja kan, Dok?" tanya Raihan sangat tidak sabaran ingin mengetahui kondisi Amelia yang sesungguhnya.

Terdengar helaan napas panjang dari dokter tersebut. Ia pun tersenyum ke arah dua pemuda itu dan lalu kemudian melirik sebentar ke arah jam tangannya untuk memastikan jika ia masih memiliki waktu yang banyak.

"Ikutlah saya ke ruangan, ada yang perlu saya jelaskan kepada kalian."

Fauzan dan Raihan mulai merasa was-was. Mereka takut jika terjadi sesuatu kepada Amelia, tentunya mereka tidak akan pernah bisa memaafkan diri sendiri karena tak berhasil menjaga Amelia dengan baik.

Raihan dan Fauzan mengikuti dokter tersebut di belakang dengan langkah canggung. Dada mereka berdetak sangat kencang seolah-olah belum siap mendengar pernyataan yang akan diberikan oleh dokter itu. Dari raut wajah sang dokter sangat terlihat jelas bahwa dokter tersebut akan menyampaikan berita buruk tentang Amelia. Namun berita buruk itu belum diketahui dan mereka juga tak ingin mendengarnya. Tapi tidak ada pilihan lain karena ini juga demi kebaikan Amelia.

Raihan dan Fauzan masuk ke ruangan dokter tersebut. Mereka duduk di depan meja dokter dan lalu kemudian dokter itu menyerahkan beberapa hasil ronsen pada tubuh Amelia. Mereka melihat gumpalan di otak Amelia, namun keduanya belum bisa memastikan bahwa benarkah apa yang sedang mereka pikirkan.

"Apa maksudnya Dokter? Apakah..."

"Kalian cukup pintar juga, ya ini adalah tumor otak. Tumornya sudah menjadi kanker stadium 1. Mungkin ini akibat dia terlalu stres, banyak pikiran, dan pola hidup yang tidak beraturan, atau bahkan bisa karena infeksi virus. Kami belum bisa memastikan kenapa bisa ada tumor hidup di otak Amelia. Ini harus cepat dilakukan operasi agar pasien bisa diselamatkan. Jika tumor tersebut sudah memasuki stadium 4 maka tak ada harapan lagi."

Raihan dan juga Fauzan saling bertatapan. Apa langkah yang akan mereka ambil untuk Amelia. Tak mungkin mereka membiarkan Amelia hidup dengan kanker seperti itu.

Apalagi dokter juga tadi mengatakan bahwa kanker tersebut cukup ganas dan penyebarannya sangat cepat. Fauzan menarik nafas sepanjang lalu kemudian menatap ke arah dokter tersebut.

"Kapan bisa dilakukan operasi? Semua biaya administrasi saya yang menanggungnya."

Raihan juga tidak mau kalah dari Fauzan, "aku juga karena menanggung biaya administrasi. Ini semua demi kebaikan Amelia, aku ingin membantu sahabat ku."

Kebetulan sekali Fauzan dan Raihan merupakan anak dari orang kaya. Mereka tidak pernah berpikir tentang uang, yang paling utama adalah keselamatan Amerika yang harus diselamatkan lebih awal sebelum semuanya terlambat.

__________

TBC

JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. TERIMA KASIH SEMUANYA YANG SUDAH MEMBACA.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!