"Sudahlah, jangan menangis lagi. Lo jadi jelek begini kalau nangis, coba senyum pasti lo lebih cantik," hibur Raihan yang berusaha untuk mengembalikan keceriaan Amelia seperti semula sebelum ia mengetahui semuanya.
Amelia yang terus-terusan dirundung oleh rasa sedih tersebut sukar untuk terhibur dengan apa yang dikatakan oleh Raihan. Yang diinginkan oleh Amelia saat ini hanyalah ia mendapatkan ketenangan. Kenapa dirinya belum sanggup untuk mengatakan kepada orang tuanya bahwa ia telah mengetahui semuanya. Dia tahu apa yang telah ia putuskan untuk menyimpan semuanya tersebut dari orang tuanya adalah langkah yang salah. Karena masih ada keinginan dari Amelia yang ingin melihat mereka selalu bersama-sama. Tapi kita terus-terusan begitu maka ibunya lah yang paling tersakiti di sini.
Amelia tidak mungkin melakukan hal tersebut kepada ibunya. Apalagi dia sangat tahu bahwa ibunya berusaha tegar selama ini dan menyembunyikan segala kesedihannya dari Amelia.
"Kenapa? Masih belum bisa mengatakan kepada mereka kalau lo udah tahu semuanya? Kalau nggak sanggup ntar gue yang ngomong sama bonyok lo."
Amelia kontan menatap ke arah Fauzan dan menggelengkan kepalanya. Wanita itu berusaha mencegah dan juga berharap bahwa Fauzan tak akan melakukan apa yang ingin dilakukan oleh pria itu tadi.
"Jangan sekali-kali lo pernah ngelakuin itu kepada gue. Gue udah percaya sama kalian."
"Tapi Amelia, lu juga nggak bisa selamanya diam kayak gini. Kita berdua nggak tega ngelihat lo nangis terus," balas Raihan yang membela perkataan Fauzan.
Amelia sontak menatap keduanya dengan tatapan sinis. Wanita tersebut pun seolah-olah tengah memperingati keduanya dan mengancam Fauzan dan Raihan jika berani-beraninya mengatakan hal tersebut kepada orang tuanya.
"Gue nggak akan maafin kalian berdua kalau misalnya kalian benar-benar ngasih tau ke orang tua gue," ucap Amelia dan lalu kemudian pergi meninggalkan Fauzan dan Raihan.
Fauzan dan Raihan terdiam sambil menatap satu sama lain. Mereka bertanya-tanya apakah yang telah dilakukan oleh keduanya salah? Padahal mereka melakukan hal tersebut demi kebaikan mental Amelia.
Amelia tidak boleh terus-terusan merasa sakit sendirian. Apalagi melihat perselingkuhan itu dengan mata kepalanya sendiri, pasti mental Amelia sangat terganggu.
"Apakah kita akan tetap melakukannya?" tanya Raihan dan mendekatkan duduknya dengan Fauzan.
Fauzan menarik nafas panjang dan menyentuh keningnya. Sejujurnya Ia pun sangat tidak sabar ingin mengatakan kepada orang tua Amelia bahwa mereka tak seharusnya melakukan hal tersebut.
"Gue tetep ngelakuin itu, meskipun gue yang akan dibenci. Kalau Amelia ngebenci gue, tolong jaga Amelia baik-baik. Dia pasti nggak akan mau melihat gue lagi," pinta Fauzan kepada Raihan agar menjaga Amelia dengan baik. Ia sangat percaya kepada Raihan, dan Raihan juga sangat menyayangi Amelia.
"Lo nggak usah ngorbanin diri lo sendiri, gue aja yang maju buat kasih tau yang sebenarnya kepada orang tua Amelia."
Fauzan menatap ke arah Raihan dengan tatapan terkejut. Mereka sama-sama mengalah dan berani mengorbankan diri demi Amelia.
"Lo gak usah lakuin itu. Gue tau kalau lo suka sama Amelia, gue udah lepasin Amelia demi kebahagiaan dia."
"Dan gue juga tau kalau sebenarnya lo suka sama Amelia. Gue sama seperti lo udah siap mundur supaya lo bisa dapatin Amelia. Apalagi Amelia sangat membutuhkan lo dari pada gue.''
Fauzan menarik nafas panjang dan menatap ke arah Raihan dengan sangat serius. "Dia juga membutuhkan lo."
Pada akhirnya mereka berdua terdiam.
_________
TBC
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. TERIMA KASIH SEMUANYA YANG SUDAH MEMBACA.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments