Amelia tengah termenung di antara keramaian para siswa yang sedang menikmati jam istirahat. Ia berada di depan taman sekolah seraya menyesap es di tangannya. Terlihat jelas sebenarnya wanita itu tak peduli dengan lingkungannya dan bahkan pandangannya sangat kosong seolah-olah tak memiliki gairah hidup yang besar pada dirinya.
Bahkan ia tak menyadari jika akan ada bola basket yang tengah mendarat tepat di depannya. Tapi untungnya Fauzan yang melihat kejadian tersebut dari jauh sigap langsung berlari dan menangkap bola basket tersebut sebelum menyentuh tubuh Amelia.
Setelah kejadian tak terduga itu barulah Amelia tersadar dan menatap ke arah Fauzan dengan tatapan bengong. Fauzan datang dengan aura pahlawan pada dirinya dan terlihat sangat gentleman. Amelia benar-benar merasa seperti seorang tokoh utama wanita yang tengah diselamatkan oleh tokoh utama pria.
Tapi pemikiran itu seketika buyar ketika ia sadar jika di depannya adalah Fauzan. Wajah Amelia langsung cemberut dan pikiran kagum nya langsung hilang seketika.
"Gue kira tadi siapa." Fauzan terdiam mendengar ucapan tersebut dan menatap ke arah Amelia dengan pandangan pasrah.
"Maaf, bukan Raihan dan telah ngecewain perasaan lo," ucap Fauzan dan melemparkan bola basket tersebut ke arah lapangan. Ia tahu itu bukanlah sebuah kebetulan tapi memang ada yang hendak mencelakai Amelia.
Maka dari itu Fauzan menatap ke arah orang-orang yang ada di lapangan dengan tatapan memeringati mereka semua. Para pria itu langsung pergi berjauhan karena memang Fauzan memiliki power yang cukup besar di sekolah ini, bahkan hanya sekali tatap para murid langsung takut kepadanya. Ayahnya adalah kepala sekolah jadi tak ada yang berani berbuat yang macam-macam kepada laki-laki tersebut.
Di pandangan orang sosok Fauzan adalah sosok yang sangat sempurna. Padahal kenyataannya laki-laki tersebut sama sekali tak seperti itu di pandangan Amelia. Menurutnya Fauzan adalah orang yang konyol dan sama sekali tak peka sehingga membuat Amelia kadang bertanya-tanya dari mana orang bisa menilai bahwa Fauzan adalah orang yang sangat sempurna menjadi pasangan mereka.
"Dih, gak gitu. Lo kan bestai gue, jadi gue tau kalau lo sebenernya mau cari perhatian dengan cewek-cewek itu doang, kan?" tanya Amelia sembari menatap ke arah para wanita yang terlihat sedang mengagumi Fauzan. Amelia hendak muntah di tempat itu juga.
"Ck, masih aja nih anak cari alasan, lo gak tau kalau gue gak nyelametin lo, mungkin lo udah benjol. Jadi jangan belagu jadi orang," sindir Fauzan dan mendorong kening Amelia.
Amelia menggerutu kesal dengan perlakuan Fauzan yang seperti itu kepada dirinya. Hampir saja ia terjatuh tapi untungnya ia bisa berpegangan pada kursi yang sedang menopang tubuhnya itu. Laki-laki tersebut benar-benar sangat menyebalkan dan ingin sekali Amelia mendorong tubuhnya.
"Apa?" tanya Fauzan yang seakan-akan mengetahui apa yang sedang dipikirkan oleh Amelia.
Amelia menarik napas panjang dan memajukan bibirnya karena merasa sangat kesal sebab umpatan dirinya diketahui oleh sang empu.
"Gak papa," jawab Amelia cemberut dan melangkah pergi hendak meninggalkan Fauzan.
Akan tetapi Fauzan langsung menarik kerah baju Amelia hingga membuat wanita itu berjalan di tempat. Amelia menolehkan kepalanya ke arah pria itu dan menatapnya marah.
"Mau ke mana hah?"
"Bukan urusan lo."
"Sahabat, kita gak mau ke kantin dulu? Oke kalau gak mau makan bakso, gue gak jadi traktir."
Mata Amelia langsung melek dan ia menatap ke arah Fauzan dengan bersemangat. Wanita itu sungguh tak sabar ingin pergi ke kantin dan makan bersama-sama.
"Lo yang bayar? Oke siapa takut."
Amelia seperti orang yang tidak tahu diri, wanita itu langsung lari nyelonong seperti kacang lupa kulitnya.
"Dasar cewek."
________
TBC
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. TERIMA KASIH SEMUANYA YANG SUDAH MEMBACA.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments