Amelia sangat kegirangan melihat air terjun yang menjatuhkan air ke bawah dengan deras dan sangat indah. Tanpa melepaskan seragamnya lebih dulu, ia langsung berdiri di bawah air terjun itu.
Raihan dan juga Fauzan memperhatikan Amelia dari dasar air terjun tersebut. Amelia pun lantas melambaikan tangannya agar mereka juga ikut bergabung dengannya berdiri di bawah air terjun yang sangat deras menghantam tubuhnya, tapi untungnya Amelia tidak merasakan sakit.
Fauzan dan Raihan saling tatap dan kemudian mereka menganggukkan kepalanya. Mereka berdua pun lantas ikut bergabung dengan Amelia yang sudah menunggu di bawah air terjun itu. Mereka berlari berlomba siapa yang lebih dahulu bisa mencapai air terjun itu.
Amelia merasa jika mereka berdua sangat lamban. Wanita itu lantas menarik tangan Fauzan dan juga Raihan agar berjalan lebih cepat.
"Coba sini deh, enak banget."
Raihan dan Fauzan menatap pada Amelia dengan tatapan mereka masing-masing yang mana tatapan itu memiliki arti. Ada maksud yang tersembunyi dari setiap tatapan itu.
Juga kegirangan yang keluar dari mulut Amelia membuat mereka tersadar bahwa kebahagiaan mereka dipertaruhkan pada kebahagiaan Amelia.
Ia melompat-lompat kesenangan karena selalu dihantam oleh air terjun yang sangat deras namun ia masih bisa bertahan karena dirinya sangat menikmati air terjun tersebut.
"Ini sungguh luar biasa," ucap Amelia dan menatap ke arah Raihan dan Fauzan secara bergantian. "kayaknya nggak afdol kalau kita nggak abadiin momen dulu. Fauzan sini hp mahal lo."
Fauzan lantas mengeluarkan ponselnya dari saku celana. Hanya ponsel Fauzan yang tahan dengan air. Maka dari itu mereka pun mulai memasang gaya dan kemudian mengabadikan momen bertiga tersebut.
Sampai sore, ke-tiga nya terus berada di air terjun tersebut sampai siang. Karena hanya dengan itulah mereka mampu menghibur Amelia.
__________
Amelia pulang dengan tubuh yang basah kuyup. Wanita itu masuk ke dalam rumah dan seperti siang-siang biasanya, tidak ada siapapun di dalam rumah ini selain dirinya. Jadi Amelia tidak akan pernah takut bahwa ia hari ini telah bolos dan juga pergi ke air terjun.
Orang tuanya juga tidak terlalu memperhatikan Amelia di rumah, jadi Amelia bebas melakukan apa saja di rumah ini.
Ia membersihkan tubuhnya ke kamar mandi lalu keluar dari dalam kamar mandi tersebut dengan handuk yang terlilit di badannya.
Amelia mengambil ponselnya dan ia tersenyum melihat notifikasi grup yang berasal dari Fauzan. Ia pun langsung membuka pesan tersebut dan melihat Fauzan telah mengirimkan foto mereka di air terjun tadi.
Amelia pun lantas mengamati foto tersebut dan tersenyum lebar. Foto itu adalah foto yang sangat sakral bagi dirinya. Ia langsung meminta toko cetak untuk mencetak gambar tersebut.
Amelia tersenyum lebar dan lalu kemudian mematikan ponselnya. Akan tetapi baru saja ia hendak meletakkan ponsel tersebut tiba-tiba panggilan video call dari Raihan dan Fauzan membuat dirinya baru mengurungkan niatnya dan lalu kemudian mengangkat video call tersebut. Bahkan ia sampai lupa dengan dirinya yang masih mengenakan handuk.
Alhasil orang di seberang sana sangat terkejut dengan Amelia. Jakun mereka naik turun, apalagi mereka adalah pria normal dan juga mencintai Amelia. Amelia tampak biasa saja karena ia tak mengerti dengan reaksi kedua sahabatnya tersebut.
"Amelia kenapa lo belum ganti baju juga?"
"Entaran aja," ucap Amelia dengan santai yang membuat Fauzan dan Raihan menepuk jidatnya. Amelia benar-benar polos tanpa bisa mengetahui jika di depannya adalah seorang pria normal.
"Lo ganti baju dulu baru lo boleh ikut video call." Ucapan Fauzan sangat singkat dan juga padat lalu mematikan video call tersebut sehingga Amelia hanya menatap ke arah ponselnya dengan tatapan sipit.
"Aneh."
_________
TBC
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. TERIMA KASIH SEMUANYA YANG SUDAH MEMBACA.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Download
Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Comments