Amelia membuka pintu rumahnya dan lagi-lagi ia mendengar pertengkaran yang sama seperti malam itu. Wanita tersebut lantas masuk begitu saja dan duduk di ruang tamu membuat ayah dan ibunya yang melihat kedatangan Amelia langsung berakting dalam waktu yang cepat.
Amelia menatap ke arah mereka seolah-olah ia tak mengetahui jika telah terjadi pertengkaran. Dari tatapan matanya Amelia ingin bertanya, apakah yang telah terjadi kepada mereka walaupun sebenarnya ia sudah mengetahuinya.
"Kenapa Amelia lagi-lagi mendengar keributan kayak malam itu? Sebenarnya apa yang terjadi pada Bunda dan Ayah?"
Bunda dan ayahnya itu saling tatap dan lalu menggelengkan kepalanya. Mereka menghampiri Amelia dan lalu kemudian mengusap kepala Amelia dengan penuh kasih sayang.
Amelia benar-benar muak merasakan kepalsuan itu, hatinya sangat sakit saat merasakannya. Apakah orang tuanya tidak mengetahui seberapa sakit hatinya karena pertengkaran mereka tersebut dan juga kebohongan yang luar biasa yang mereka ciptakan.
"Kami baik-baik saja. Tadi hanya papa mu menghilangkan barang jadi ibu marah kepada ayah mu, dan maka terjadilah pertengkaran yang seperti kamu dengar."
"Oh."
Amelia menganggukkan kepalanya. Meski ia tahu apa yang sebenarnya terjadi di rumah ini, tapi ia enggan mencela jawaban ibunya yang penuh kebohongan itu.
Amelia lebih tertarik untuk mengeluarkan hasil ulangannya dan menunjukkannya kepada ayah dan ibunya.
Sang ayah dan ibu langsung mengambil kertas ulangan tersebut dan tersenyum bangga melihat perolehan sang anak. Dari wajah mereka yang benar-benar tulus menunjukkan rasa bangganya tersebut kepadanya membuat Amelia sakit hati karena rupanya dibalik senyuman itu mereka tidak sedang baik-baik saja.
"Kenapa pipi Bunda memar?" tanya Amelia kepada orang tuanya itu.
Mereka berdua pun saling tatap dengan wajah yang sedikit panik. Kemudian sang Ibu menyentuh luka memar yang ada di pipinya. Luka memar yang dihasilkan dari tamparan yang sangat keras dari sang ayah.
"Ah ini, karena bunda terjatuh. Jadi bunda mengalami luka memar."
Kebohongan itu lagi-lagi tercipta dari orang tuanya dan Amelia mendengar kebohongan tersebut berkali-kali dari orang tuanya. Ia sangat lelah hanya disuguhkan dengan kebohongan-kebohongan yang terus merajalela entah sampai kapan akan berakhir.
"Apakah Bunda yakin dengan ucapan Bunda itu?" tanya Amelia kepada ibunya tersebut.
Sang Ibu menganggukkan kepala yakin, Amelia menghela napas panjang dan lalu kemudian mengambil kertas ulangan itu sembari tersenyum sebelum akhirnya ia meninggalkan ruang tamu tersebut.
Saat menuju ke kamarnya, Amelia menjatuhkan air mata ke pipinya dan kemudian menghapus dengan punggung tangannya. Entah kenapa mulai hari ini ia membenci ayahnya karena telah tega menyelingkuhi sang Ibu dan bahkan melakukan KDRT kepada ibunya.
"Aku benci dengan keluarga ini."
Amelia kemudian berlari menaiki tangga dan masuk ke dalam kamarnya. Ia mengganti pakaiannya dengan secepat kilat. Wanita tersebut pun langsung bergegas pergi dari rumah dan datang ke rumah Raihan untuk mengadu kepada laki-laki tersebut.
Ia tak ingin di rumah ini yang penuh dengan kebohongan dan akan menciptakan rasa sakit hati yang sangat mendalam.
Amelia mengeluarkan sepedanya dan lalu mendayungnya ke arah rumah Raihan. Rumah sahabatnya itu sebenarnya tidak terlalu jauh dengan area rumahnya. Hanya membutuhkan waktu 2 menit ia telah sampai ke rumah pria itu.
Amelia langsung memarkirkan sepedanya dan lalu kemudian mengetuk rumah Raihan dengan sangat kencang.
Raihan yang sedang bermalas-malasan berjalan gontai membukakan pintu.
"Woy sabar! Siapa anjir siang-siang bolong ngetuk pintu kaya orang kesetanan," dumel Raihan dan lalu kemudian membuka pintunya. Seketika itu juga ia langsung menutup mulutnya melihat Amelia yang berpenampilan urak-urakan sambil menangis.
Melihat tubuh jakung Raihan di depannya membuat wanita itu berhambur ke dalam pelukan Raihan.
"Raihan gue capek."
________
TBC
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. TERIMA KASIH SEMUANYA YANG SUDAH MEMBACA.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments