Benar apa kata Sania,dia harus mengisi waktunya dengan kesibukan agar bisa melupakan kesedihan hatinya.Dengan bekerja salah satu cara yang tepat.
Rianti mulai mencari nomor telepon Mahendra di telepon genggamnya.Rianti membulatkan tekadnya memberanikan diri untuk menelepon Mahendra.
Rianti merasa deg degan ketika berhasil mengubungi Mahendra.
Di rumahnya Mahendra sedang asik fitnes ketika hpnya yang di letakkan nya diatas meja kecil disebelah botol minum berbunyi.
Awalnya Mahendra membiarkannya,tapi hpnya terus berdering.Karna penasaran Mahendra mengambil hpnya.Dan matanya terbelalak tak percaya Rianti yang meneleponnya.
Mahendra mengambil posisi yang enak untuk menjawab panggilan Rianti.Entah kenapa seketika perasaan bahagia menyelimuti dirinya.
"Halo Rianti" Mahendra berasa sedang menerima telepon dari seorang pacar.
"Hen,saya mengganggu ga?"
"Oh tidak sama sekali,saya sedang santai di hari libur gini."
"Hen,apa lowongan kerja yang dikatakan Sania itu masih ada?"
"Masih dong,memang lowongan itu khusus untuk kamu supaya bisa bangkit dari kesedihan...kamu berminat Ri?"
"Iya Hen,kapan aku bisa mulai bekerja?"
"Hari Senin ya."
"Persyaratan apa saja yang harus saya bawa?"
"Nanti persyaratannya saya WA ya."
"Ok Hen,terimakasih ya."
"Oiya Ri,saya akan mengirimkan paket buat kamu,kamu tunggu ya."
"Paket apa Hen?'
"Kamu tunggu aja" Mahendra tersenyum bahagia ketika Rianti mengakhiri panggilannya.
Sore harinya"Permisi...paket...!" Abang kurir yang di tunggu tunggu Rianti datang.Dia kaget,paket itu begitu besar dan di antar memakai mobil.
Rianti langsung membawanya ke kamar dan membuka paketnya.Alangkah terkejutnya Rianti ternyata isinya lima stel pakaian kantor,sepasang sepatu dan sebuah tas.
Yang membuat Rianti heran,kenapa semua ukurannya pas untuk Rianti.Setelah dipikir pikir dia yakin bahwa ini ada campur tangan Sania sahabatnya.Sania sangat tau selera dan ukuran baju dan sepatu Rianti.Karna dulu saat masih sma dan kuliah mereka sering saling pinjam.
"Wah mama sangat cantik...mama seperti wanita karir!" Puji Andre tiba tiba datang selepas bermain melihat mamanya sedang berdiri di depan cermin mencoba baju dan sepatu yang dikirimkan Mahendra.
"Mama cantik ya" Rianti heran dari mana Andre tau kata wanita karir.
Keesokan paginya saat sedang sarapan,Rianti menyempatkan diri berbicara mengenai niatnya untuk bekerja.
"Ma,pa...Rianti berniat untuk bekerja,untuk mengisi waktu supaya bisa mengusir kesedihan dan kekecewaan yang Rianti rasakan" Pak Arman dan bu Ratih memandang Rianti secara bersamaan.
"Kami pasti mendukung apapun yang kulakukan sayang,yang penting kamu bahagia" Bu Ratih memandang suaminya yang mengangguk tanda setuju.
"Tapi kamu belum punya pengalaman bekerja" Kata pak Arman.
"Ada teman Rianti yang menawarkan lowongan kerja di perusahaannya,mungkin hari Senin besok Rianti sudah mulai bekerja" Terang Rianti.
Mata pak Arman dan bu Ratih berbinar mendengar perkataan Rianti.
"Wah,papa senang sekali mendengarnya,semoga kamu bahagia ya."
"Selama kamu kerja,Andre mama yang urus,jadi kamu fokus kerja aja" timpal bu Ratih.
"Iya ma,sebisa mungkin Rianti sempatkan untuk menyiapkan keperluan Andre dan mengantarkan Andre kesekolah" Rianti menjadi lebih semangat mendapat dukungan dari kedua mertuanya.
Hari yang ditunggu tunggu Rianti pun tiba,setelah selesai mempersiapkan keperluan sekolah Andre kemudian mengantarnya.Rianti bergegas menuju perusahaan tempat dia akan bekerja.
Setengah jam kemudian Rianti sudah berada gedung perkantoran perusahaan Mahendra.
Rianti mencari cari ruangan Mahendra,kata resepsionis di bawah tadi ada dilantai tujuh dan ada tulisan RUANG DIREKTUR UTAMA.
"Nah ini ini dia" Rianti mengangkat tangan kanannya dan mengetuk pintu ruang direktur utama.
Tak menunggu lama pintu pun terbuka dari baliknya terlihat Mahendra dengan senyum ramahnya.
"Wah sekretaris baru sudah datang" Sambut Mahendra sedikit bercanda.
Rianti tersenyum lega,ternyata Mahendra tidak menyeramkan seperti direktur direktur yang dia dengar dari teman temannya yang kerja kantoran.Padahal dari rumah dia sudah menyiapkan mentalnya sejak dari rumah.
"Silahkan duduk Rianti,mau minum apa?" Tawar Mahendra.
"Mahendra,eh maaf maksud saya pak Mahendra.Terimakasih tapi saya tidak haus" Rianti tersenyum malu,bingung mau panggil Mahendra apa.
"Panggil saya Mahendra saja seperti biasa,ga usah pakai embel embel pak" Mahendra sangat suka melihat Rianti tersenyum malu.
"Saya merasa seperti karyawan yang tidak beradab memanggil atasan saya dengan nama saja,oiya di mana ruang kerja saya pak.Sebaiknya saya langsung bekerja."
"Jadi...kamu mau langsung kerja" Mahendra bingung mau bicara apa.Padahal dari tadi dia telah menyiapkan bahan untuk di bicarakan sebelum Rianti mulai bekerja.Tapi semua lenyap seketika.Entahlah,setiap kali bersama Rianti,Mahendra selalu terbawa suasana.Dia merasa kembali ke beberapa tahun yang lalu waktu SMA.
"Sebentar saya panggilkan Ardi asisten saya untuk membawakan laptop untukmu" Kata Mahendra, Rianti hanya mengangguk.
Dari balik pintu terlihat seorang pria datang dengan laptop di tangannya,diikuti Mahendra di belakangnya.
"Selamat pagi pak Ardi,saya Rianti yang akan jadi sekretaris pak Mahendra,mohon bimbingannya" Rianti mengeluarkan tangannya.
Ardi meletakkan laptop itu diatas meja Rianti,dan memandang Mahendra sebagai isyarat apakah boleh menjabat tangan Rianti.Dia takut sang pemilik perusahaan tidak berkenan dia menyentuh tangan wanita pujaan hatinya.
Kedipan mata Mahendra pertanda diijinkan.Ardi menyambut uluran tangan Rianti.
"Salam kenal bu Rianti,selamat bergabung semoga betah kerja disini."
"Terimakasih pak Ardi,apa bisa pak Ardi mengajarkan saya sekarang?"
"Dengan senang hati saya akan mengajar dan membimbing bu Rianti" Ardi berdiri di samping Rianti dan mulai menyalakan laptop.
Ada perasaan tak suka Mahendra melihat Ardi berada dekat Rianti.
"Ah begini...berhubung kerjaan pak Ardi masih banyak,biar saya saja yang mengajarkan bu Rianti" Mahendra langsung masuk di celah antara Rianti dan Ardi.Otomatis tubuh Ardi tergeser.Menangkap isyarat dari atasannya,Ardi langsung pergi sambil geleng geleng kepala.
"Nah sekarang kamu duduk di kursi kamu dan kita akan mulai belajar apa saja yang menjadi tugas kamu bekerja disini."
"Iya" Rianti pun duduk,dia sangat tegang dan gugup karna ini pertama kalinya dia duduk di balik meja kerja.Dia takut akan membuat kesalahan.
Mahendra menyadari itu dan tersenyum" Santai saja...apapun hasilnya kamu tidak akan dipecat."
Mahendra mengeluarkan beberapa berkas dari lemari dan mulai mengajarkan Rianti.
Rianti menelan salivanya,merasa grogi sangat berdekatan dengan Mahendra.
Rianti duduk di kursi sementara Mahendra berdiri agak kebelakang.Badannya sedikit membungkuk,tangannya bertopang pada sandaran kursi Rianti.
Saat menjelaskan,Rianti dapat merasakan hembusan nafas Mahendra menerpa wajahnya.
Sesekali pandangan mereka beradu,dengan cepat Rianti mengalihkan pandangannya.Berbeda dengan Mahendra yang dari dulu mempunyai rasa untuk Rianti.Tapi dengan cepat dia menetralisir nya karna status Rianti masih istri orang lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments