Bab 16 : Ensiklopedia Monster

Indra dan Malika mulai keluar dari mobil dan menghampiri gadis yang tergeletak di jalan.Malika mencoba memeriksa keadaan dari gadis tersebut.

“Malika bagaimana keadaannya ?” tanya Indra.

“Denyut nadinya agak melemah, tapi dia baik-baik saja.Dia hanya kedinginan karena udara luar” jawab Malika.

Segera mereka berdua membawa gadis tersebut menuju mobil dan meletakkannya di jok mobik depan. Setelah itu Malika menyalakan penghangat dalam mobil.Segera suhu di dalam ruangan mulai terasa hangat.

“Indra bisa ambilkan selimut di belakang” ucap Malika.

“Ok, tunggu sebentar” Indra.

Indra segera pergi ke belakang bagasi mobil untuk mengambil selimut.

“Akhirnya ketemu”.

Indra segera memberikan selimut itu dan langsung menyelimutinya.

“Nah dengan ini dia akan pulih secara perlahan-lahan. Kalau begitu ayo secepatnya kita berangkat” ucap Malika.

Setelah itu mereka mulai melanjutkan perjalanan.Di tengah perjalanan Indra terus menatap gadis yang pingsan itu. Di pakaian gadis itu terdapat sebuah logo bergambarkan gagak hitam.

“Gagak hitam ? Entah kenapa rasanya aku pernah lihat logo itu” ucap Indra dalam hati.

Tiba-tiba ia teringat sesuatu. Black Crow sebuah tim yang paling hebat yang sudah menyelesaikan misi pemusnahan banyak monster dan kapten tim yaitu Fernando Julio merupakan kapten yang terbaik sekaligus paling berjasa dalam tim.

“Kalau tidak salah Fernando nantinya akan menjadi kapten dari sebuah unit bernama USM” ucap Indra dalam hati.

USM atau kepanjangan dari Unit Strikers Monster adalah unit besar yang digabung oleh oleh beberapa kelompok lainnya.Misi mereka adalah menghancurkan seluruh monster yang ada di dunia ini dan Fernando adalah kapten dari USM cabang Numeron City.Namun pada akhirnya ia harus mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan pemeran utama dari serangan Scream Bear.

“Hah entah kenapa aku kepikiran itu lagi".

"Tapi kenapa Black Crow ada disini ? Seharusnya yang datang kesini adalah USM.Sebenarnya apa yang terjadi ?” pikir Indra.

Sudah 30 menit melalui perjalanan, namun masih belum sampai gerbang keluar kota.

“Hah, rupanya kota ini lebih besar dari yang terlihat” ucap Malika mulai bosan.

“Kalau begitu bagaimana jika kita makan dulu, sebelum sampai sinikan kita sudah memungut banyak makanan dari perjalanan sebelumnya” ucap Indra.

“Hmm itu, Flare tetap pertahan mode tidak kasat mata ya, aku akan memarkirkan mobil dulu sebentar” ucap Malika.

“Hah, terserah kau saja” Flare.

Malika mulai memarkirkan mobilnya kembali.Indra segera menyiapkan makanan berupa makan kaleng.Meskipun menu makanan mereka terlalu sederhana dan tidak memiliki rasa, namun entah kenapa mereka memakan-makan itu dengan lahap.

“Entah kenapa meskipun makanan nya hanya seperti ini, tapi rasanya aku ingin seperti bersyukur karena telah dilahirkan kedunia ini” ucap Malika sambil menyantap dengan penuh suka ceria.

Hal itu sangatlah wajar.Bagi orang seperti Malika dan Stella bisa makan saja sudah merupakan kebagiaan. Mereka tidak bisa makan dengan bebas karena khawatir monster akan menyerang dan lagi kebanyakan manusia adalah makhluk yang egois yang selalu mementingkan diri sendiri sehingga tidak jarang mereka sering berebut makanan dengan survivor lain.

Saat Indra, Malika dan Stella lagi makan tiba-tiba gadis yang pingsan tersebut perlahan-lahan mulai bangun.

“Aku....aku ada dimana ? Apa yang terjadi padaku ?” tanya Gadis itu dengan lemah.

Gadis itu mulai melihat sekitar dan saat melihat ke belakang tiba-tiba wajah Malika langsung muncul tepat di depan wajahnya.

“Oh kamu sudah bangun” Malika.

“KYAAAAAAAAAH” kaget.

Gadis itu terkejut hingga kepalanya langsung menabrak ke kaca mobil.

“Aduh” sakit.

“Kau tidak apa-apa ?” tanya Malika.

5 Menit kemudian.

“Jadi kau berasal dari Numeron City” ucap Malika.

“Benar, kami tim Black Crow sudah datang dua hari yang lalu dan sedang melakukan sebuah misi di kota ini” ucap gadis itu.

“Lalu dimana tim mu sekarang” tanya Malika.

Tiba-tiba ekspressi gadis itu mulai berubah menjadi menjadi ketakutan.

“Tidak....tidak jangan mendekat.....JANGAN MENDEKAAAAAT” teriak.

Tiba-tiba gadis itu langsung pingsan.Semua oranga terkejut melihat hal itu.

“Hoi, apa kau baik-baik saja. Indra !” Malika.

“Tenang, dia hanya pingsan” ucap Indra.

Entah kenapa Indra memiliki firasat buruk tentang hal ini. Di sisi lain Brian dengan tangan kiri yang terpotong sedang dibantun berjalan oleh kapten Fernando.Mereka bersembunyi di sebuah rumah tua dan terlihat dua anggota lainnya sedang berada disana.

“Kapten haruskah kita meminta bantuan kepada pusat” tanya salah satu anggota.

“Aku sudah meminta bantuan pusat, tapi tidak ada jawaban. Kemungkinan sinyalnya terlalu jauh” ucap kapten Fernando.

“Kalau begitu apa yang harus kita lakukan”.

Kapten Fernando terdiam beberapa saat sebelum ia mengeluarkan ekspressi senyum lembutnya.

“Maaf kan aku. Karena aku, kita semua masuk ke dalam keadaan seperti ini. Aku sebagai kapten sangat tidak berguna. Aku tidak akan menyuruh kalian untuk mengikutiku”.

“Aku juga tidak berjanji bahwa kita semua akan kembali hidup-hidup, tapi aku akan berusah untuk itu.Karena itulah gunanya seorang kapten” ucap kapten Fernando.

Semua anggota Black Crow yang melihat itu langsung tersentak melihat kata-kata yang dipenuhi keyakinan itu. Meskipun Fernando tidak menjajikan keselamatan bagi mereka tapi kata-kata yang dipenuhi keyakina itu membuat mereka yakin bahwa ia adalah kapten yang tepat bagi mereka.

“Kapten, kami akan selalu mengikuti mu”.

“Benar, kapten hanya kau saja orang yang tepat untuk memimpin kami”.

“Kalian....” Fernando.

Memdengar hal itu membuat kapten Fernando menjadi terharu dan sangat bersyukur mempunyai anggota seperti mereka.

“Hmm, terima kasih kalian semua. Aku berharap Angelica bisa selamat dari seranga tersebut” ucap Fernando.

Disisi lain seseorang berjubah yang tidak lain adalah Rio sedang berada disebuah tempat misterius dengan batu besar yang bercahaya sedang berdiri disana.

“Game nya sebentar lagi akan dimulai. Alexis kali ini apa yang akan lakukan. Aku tidak sabar melihat langkah mu selanjutnya” ucap Rio.

Malam hari kelompok Indra mulai beristirahat kembali. Di dalam mobil Indra, Malika dan Stella memakan perbekalan mereka seperti sebelumnya. Sambil makan Indra mulai menatap keluar kaca.

Situasi di luar terlihat sangat sepi, namun entah kenapa rasanya seperti ada yang mengawasi mereka.Namun mereka mencoba untuk mengabaikannya.

“Kenyangnya, sudah lama tidak makan sepuas ini” ucap Malika kenyang.

“Oh iya gadis itu masih belum kunjung sadar.Apa dia tidak apa-apa ?” tanya Indra.

“Aku tidak tahu, tapi seharusnya dia tidak kenap-kenapa. Mungkin setelah bangun yang akan dia rasakan mungkin pusing atau kelaparan” ucap Malika.

Indra kembali menatap keluar sambil memikirkan sesuatu.

“Di luar tampak kosong, tapi entah kenapa rasanya ada yang aneh” pikir Indra.

Malika melihat Indra sedang menatap terus keluar yang membuatnya menjadi penasaran.

“Indra, apa sedang kamu lihat ?” tanya Malika.

“Eh...maaf, tapi aku berpikir untuk pergi keluar. Rasanya aku harus memeriksa kedaan disekitar terlebih dahulu” ucap Indra

“Tapi bukannya itu sangat berbahaya” ucap Malika.

“Tenang saja, aku tidak akan lama” ucap Indra.

Malika merasa ada yang aneh dengan Indra, namun ia mencoba mengabaikan hal tersebut dan memberikan tas berisikan makana untuk Indra.

“Ini, ambil. Secepatnya kau harus kembali” ucap Malika.

“Baik akan ku ingat itu, oh iya meskipun aku terpisah dengan kalian tapi Flare masih berkomunikasi dengan ku” ucap Indra.

“Ok, akan ku ingat” ucap Malika.

Setelah itu Indra keluar dari mobil dan langsung mengeluarkan mode tak kasat mata.

“Mode tak kasat mata aktifkan”

[Mode Tidak Kasa Mata : Aktif]

Sekejap Indra menjadi tidak terlihat seperti Flare.Setelah itu Indra mulai berjalan dengan hati-hati.Saat di tengah jalan tiba-tiba muncul Scream Bear raksasa muncul tepat di depannya.

“Hmm..”.

Indra berusaha diam sekuat tenaga, untung Scream Bear tersebut hanya lewat saja.Setelah itu Indra mencoba masuk ke dalam gedung untuk pergi ke lantai tertinggi.Saat sampai di atas atap ia bisa melihat ke sekitarnya. Rupanya keadaan kota tersebut terasa sanga kosong, namun tiba-tiba ia melihat sebuah Scream Bear sedang memakan jasad dari Killeraptor.

“Hmm, sasaran yang bangus” ucap Indra tersenyum.

Segera Indra mengeluarkan Partikel Blast dan langsung mengubahnya ke moder sniper.

[Mode Sniper : Aktif]

“Baiklah jadilah point EXP untuk ku”.

Pelulu di tembakkan dan tepat mengenai kepala Scream dan langsung mengubahnya menjadi pertikel biru.

[Selamat Anda telaha membunuh Scream Bear]

[10 EXP didapatakan]

[Memperbaharui Ensikopedia]

[Selamat Pengguna sudah memenuhi semua persyaratan untuk membuka buku ensikopedia]

Melihat pemberitahuan system tersebut membuat Indra menjadi terkejut.Indra mencoba membuka buku ensikopedia tersebut dan terlihat daftar serta informasi dari monster hingga elder yang telah dikalahkan oleh Indra.

“Ini jangan-jangan ensikopedia dari para monster yang telah aku kalahkan”.

“Tapi masih banyak yang terkunci” ucap Indra.

Indra mencoba membuka halaman tersebut hingga terlihat sebuah halaman yang bertuliskan Elder King.

“Elder King ? Apa ini ?” Indra penasaran.

Saat ia mencoba melihat, Indra melihat nama yang tidak asing baginya.

“Ini.....Legion ?” terkejut.

Indra mencoba membuka ensikopedia tentang Legion dan terlihat informasi dari makhluk tersebut.

[Elder : Legion

Julukan : Sang Wabah Gelap, Raja Dominasi

Deskripsi : Merupakan salah satu kerturunan Nyarlathotep yang memiliki kekuatan yang sangat dasyhat.Dengan kekuatannya ia mampu membakar seluruh dunia dengan api hitamnya. Ia bahkan mampu membunuh manusia hanya dengan aura hitamnya.Memiliki pengendalian mutlak terhadap elder yang lebih lemah darinya hingga jumlah yang belum diketahui ]

Mendengar hal itu membuat Indra menjadi terkejut sekaligus bersyukur karena telah berhasil mengalahkan Legion di awal-awal.

“Gileeee, kemampuannya gila sekali. Aku melawannya dengan kekuatan seratus persen pun belum tentu bisa mengalahkannya, apa lagi apa-apaan pengendalian mutlak.Kalau dia masih hidup sampai sekarang maka dunia ini pasti akan musnah”.

“Tapi, untungnya aku bisa mengalahkannya di awal-awal sebelum ia mengerahkan kekuatan 100 persennya. Aku beruntung” ucap Indra.

“Oh hebat sekali kau bisa mengalahkan makhluk sekuat itu” suara.

Tiba-tiba muncul seseorang dari belakang yang membuat Indra langsung siaga dan mengarahkan senjatanya ke arah orang tersebut.

“Siapa kau !” Indra.

“Tenang...tenang aku tidak tidak bermasud jahat.Dilihat dari gelang ditanganmu kayaknya kita adalah orang dengan nasib yang sama” ucap orang itu.

“Nasib yang sama ?” Indra bingung.

Orang tersebut memperlihatkan sebuah gelang yang sama dengan yang dimiliki Indra dan akhirnya ia menyadari bahwa orang itu adalah orang yang berasal dari dunia yang sama dengan nya.

“Kau jangan-janga.......” Indra.

“Benar, aku juga sebenarnya adalah salah pembaca dari novel When the World Dies. Perkenalkan nama Rio”.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!