Bab 19 : Kesurupan

Indra berusaha kembali ke kelompoknya, namun saat ia sampai mobil mereka sudah tidak ada dan hanya meninggalkan bekas roda mobil.

”Kayaknya aku tertinggal. Sudah kuduga terjadi sesuatu kepada mereka” pikir Indra.

Tiba-tiba Rio muncul kembali dari belakang dengan mengeluarkan ekspresi senyum yang licik.

‘Kayaknya kau tertinggal. Apa kau berpikir orang seperti mereka bisa selamat” ucap Rio.

Indra berbalik kepada Indra sambil membalas senyum Rio.

“Hmm, jangan remehkan mereka. Kami bukanlah orang lemah seperti yang kau pikirkan” ucap Indra.

“Begitu rupanya, tapi itu hanya dipikiran sendiri. Manusia hanyalah makhluk yang rapuh. Kau pikir mereka bisa selamat” ucap Rio.

“Tentu saja, orang seperti dirimu mana mungkin mengetahui, tentang potensi sebenarnya manusia” ucap Indra.

Setelah itu Indra mulai pergi, tapi tiba-tiba dadanya terasa sakit bagaikan seperti dibakar oleh bara api. Indra sedikit terjatuh karena perasaan sakit yang tiba-tiba.

“Aaaarrgghh apa ini, perasaan ini.....” Indra menhan rasa sakit.

“Sakit lah ? Apa akan pergi dengan keadaan seperti itu” ucap Rio.

“Itu bukanlah urusanmu” ucap Indra.

Indra langsung pergi setelah itu. Rio yang melihat itu mulai tersenyum licik.

“Indra tanpa kau sadari kau sudah mulai meninggalkan kemanusiaan mu sendiri” tersenyum.

Disisi lain Malika dan Stella sedang bersama tim Black Crow sedang berada di tempat persembunyian di sebuah gedung. Di sana mereka semua sedang berkumpul sambil memakan sarapan khusus tentara.

“Oh iya, aku ingin bertanya sebenarnya apa tujuan kalian datang ke tempat berbahaya seperti ini ?”.

“Kalau kalian ingin menyelamatkan survivor seharusnya kalian membawa lebih banyak orang lagi” tanya Malika.

Semua tim Black Crow terdiam seakan-akan mereka sedang menyembunyikan sesuatu dari mereka, namun ketua tim Fernando langsung angkat bicara.

“Baiklah aku akan memberitahu apa yang terjadi sebelumnya” ucap Fernando.

“Kapten !!” semua anggota tim.

“Tidak apa-apa, lagipula ini tidak akan merugikan pihak kita” ucap Fernando.

Semua anggota tim merasa ragu akan hal itu, namun pada akhirnya mereka semua memutuskan untuk menyetujuinya.

“Baiklah, sebenarnya alasan kami kesini adalah untuk mencari sebuah benda yang menyebabkan hancurnya kota ini” ucap Fernando.

Mendengar hal itu, Malika langsung menyadari benda apa yang ia maksud.

“Tunggu, apa maksudmu kalian sedang mencari batu meteor itu” ucap Malika.

“Benar, tapi batu meteor ini bukanlah batu biasa. Batu berisi energi yang tidak terbatas yang kemungkinan mampu menjadi pelindung bagi masa depan umat manusia” ucap Fernando.

“Jadi begitu, akan tetapi saat kalian sampai kesini. Kalian malah diserang oleh monster raksasa” ucap Malika sambil memandang Brian dengan kasihan.

Semua anggota tim tidak bisa berkata apa-apa, lalu Malika bertanya.

“Lalu sudahkah kalian semua meminta bantuan pada pusat ?’ tanya Malika.

“Tentu saja sudah, tapi entah kenapa jaringan kami terasa terputus dan bantuan pun tidak kunjung datang” ucap Fernando.

Selagi semua orang sedang berbincang, Stella sedang memandang ke arah keluar jendela. Angelica yang melihat hal itu berinisiatif untuk mendekati Stella.

“Hallo Stella kamu sedang lihat apa ?” tanya Angelica dengan tersenyum.

Stella tidak menjawab sama sekali dan tetap diam memandang jendela. Angelica merasa aneh dengan hal tersebut, namun semakin diperhatikan tiba-tiba dari pantulan mata Stella, ia melihat sebuah penghalang tidak kasat mata yang mengelilingi sekaligus menutupi seluruh kota.

Hal itu langsung membuat Angelica menjadi terkejut sehingga membuat dirinya mundur tiga langkah.

“Stella, jangan-jangan kau bisa melihatnya” ucap Angelica merinding.

Semua orang terkejut dengan tingkah laku Angelica.

“Angelica, apa yang terjadi ?” tanya Fernando.

“Stella.....dia.....” Angelica.

“Jika seperti ini, dunia akan berakhir seperti keinginan orang itu” Stella.

Pupil mata Stella mulai menjadi merah dan semua orang menjadi terkejut terlebih lagi Malika.

“Stella, apa kau katakan ?” tanya Malika.

“Orang itu berencana berencana untuk menghancur dunia ini untuk mendapatkan kekuatan cahaya dan kegelapan” ucap Stella.

“Tunggu apa yang kau maksud ? Dan apa maksudnya orang yang sedang kau bicarakan” tanya Fernando.

“Berhati-hatilah, orang itu selalu mengawasi kalian dan dia sudah lama menurunkan utusannya untuk menghancurkan dunia ini” ucap Stella.

Semua orang yang mendengar hal itu menjadi terkejut sekaligus penasaran, namun Malika berbeda. Ia merasa Stella sedang dikendalikan oleh sesuatu.

“Apa maksudmu ? dan kenapa kau harus masuk kedalam tubuh adikku ?” tanya Malika.

Stella langsung memandang Malika dan berkata sesuatu.

“Kau berhati-hatilah, karena kau sudah bertemu dengan utusan dari kehancuran tersebut” ucap Stella.

“Apa maksudmu” tanya Malika.

“Tentu saja, utusan itu adalah dalang dari insiden Genosfere” ucap Stella.

Malika menjadi teringat dengan seorang pria bertudung hitam yang bernama Rio yang mereka temui saat insiden hancurnya desa. Mengingat hal itu membuat amarah Malika keluar tanpa sengaja.

“Rioo” ucap Malika dengan emosi.

“Kalau begitu sampai disini saja, semoga kalian beruntung” ucap Stella.

Setelah itu Stella langsung jatuh pingsan tidak berdaya. Angelica langsung menangkap tubuh Stella.Kejadian tersebut membuat semua orang menjadi khawatir dengan apa yang dikatakan Stella barusan.

Disisi lain Flare yang sedang diparkirkan di lantai bawah mendapatkan sebuah pesan telepati dari Indra.

“Flare, kali ini dimana kau ?” Indra.

“Oh itu kau....maaf saja tapi saat kau sedang pergi kami sedang dikejar oleh sekelompok Killeraptor. Kami hampir saja mati gara-gara itu” ucap Flare.

“Jadi begitu. Bagaimana keadaan kalian ? Apa kalian baik-baik saja ?” tanya Indra.

“Tenang saja. Saat ini kami sedang bersama tim Black Crow. Mereka lah yang menyelamatkan kami saat sedang dikejar” ucap Flare.

Indra merasa lega mendengar berita tersebut.Kemudian Indra melihat peta lokasi mereka dari gambar peta yang dipancarkan oleh gelang tersebut.

“Baiklah, kalau begitu aku” ucap Indra.

“Baiklah, tapi berhati-hatilah. Saat kami sedang melewati terowongan, kami diserang oleh Blood Worm” ucap Flare.

“Blood Worm. Baiklah terima kasih atas informasinya kalau begitu aku pergi dulu” ucap Indra.

Indra langsung melanjutkan perjalananya kembali. Saat sedang berjalan tiba-tiba ia melihat sebuah motor yang masih terlihat bagus sedang terparkir di sebuah supermarket.

“Motor !”.

Indra segera pergi dan langsung mengecek keadaan motor tersebut. Rupanya motor tersebut berada dalam keadaan baik-baik saja dengan bensin yang masih full.

“Bagus dengan ini.....” ucap Indra senang.

“Yo. Bagaimana dengan hadiah dariku” suara.

Suara itu berasa dari Rio yang sedang berada di atas atap supermarket. Indra bertanya dengan apa yang dimaksud perkataan Rio.

“Apa maksudmu ?” tanya Indra.

“Kali ini aku sedang memberi sebuah pilihan. Jika kau bergabung denganku, maka aku tidak akan menyuruh Aguros untuk membunuh temanmu”.

“Tapi jika kau mengambil motor itu dan pergi, maka rasakan sendiri melawan Aguros dengan rasa Stone of Infinity Cosmic” ucap Rio tersenyum licik.

Indra tidak gentar ancaman tersebut dan membalas senyum dengan penuh percaya diri.

“Benarkah ? Kalau aku penasaran bagaimana rasanya melawan monster seperti itu”.

Indra langsung menaiki motor tersebut dan langsung menyalakannya, namun sebelu ia pergi, Indra berkata sesuatu.

“Kalau begitu mari kita lihat siapa yang akan tertawa diakhir” ucap Indra.

Setelah itu ia langsung tancap gas dan langsung pergi. Untuk sesaat raut wajah Rio berubah menjadi kusam.

“Baru kali ini sejak saat aku datang ke sini aku merasa dibuat kesal oleh orang lain” ucap Rio.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!