Bab 5 : Flare

Indra mulai berbalik dan ternyata orang itu adalah Malika dengan kepanya yang sedang berdarah.

“Sebenarnya siapa kau ? jawab !” ucap Malika sambil menodongkan pistol

“Malika tunggu aku...” Indra belum selesai berbicara.

“Jangan bergerak.Saat aku melihatmu tadi, jelas kamu bukan seorang manusia.Kamu adalah arrggh” tiba-tiba lemas.

Tubuh Malika mulai lemas dan kehilangan keseimbangan dan akhirnya ia pun ke tanah.Melihat itu membuat Indra kali ini bisa bernafas lega.

“Huh untung gak jadi di tembak” ucap Indra mengusap dada.

Tiba-tiba dari gelang Indra keluar sinar merah yang mengeluarakan sesuatu.

“Eh, cahaya apa ini ?” Indra tekejut.

Dari gelang tersebut keluarlah seekor naga kecil mirip seperti Blue tapi berwarna merah.Indra yang melihatnya dibuat terkejut sampai mengila bahwa naga kecil itu adalah Blue.

“Blue apa itu kau ?” tanya Indra dengan senang.

Tapi tiba-tiba naga merah itu berubah jadi galak dan langsung memukul kepala Indra.

“Aduh” sakit.

“Apa maksudmu Blue.Jangan samakan aku dengan naga cengeng itu.Namaku adalah Flare ingan itu” ucap naga merah itu dengan ketus.

“Eh jadi bukan Blue ya.Kalau begitu apa yang terjadi dengan Blue ?” tanya Indra khawatir.

“Sudah-sudah tidak ada waktu, secepatnya kita harus pergi dari sini ?” ucap Flare terburu-buru.

“Apa maksudmu ?” tanya indra.

Tiba-tiba muncul suara yang mengerikan dari berbagai arah dan suara mengerikan tidak lain dan tidak bukan berasal dari segerombolan Lanterion yang sedang mengejar mereka.

“Grrraaaaagh” auman.

“Grrraaaaaaagh”auman.

Kali ini Indra dan kawan-kawan sedang dalam situasi yang sangat genting dimana hampir mustahil untuk lari dari segerombolan Lantelion untuk saat ini.

“Sial, aku tidak menyangka mereka akan datang secepat ini” ucap Indra dalam keadaan kritis.

“Tidak apa-apa itu bukan masalah ini semua bisa aku urus” ucap Flare.

Flare mengubah dirinya menjadi sebuah mobil jeep bewarna merah.

“Cepat masukkan mereka” ucap Flare.

“Baik”.

Indra mulai mengangkut Malika, Stella dan Roger kedalam mobil.Setelah itu tanpa basa-basi mereka langsung kabur.

“Akhirnya kita berhasil lolos” Indra lega.

“Itu belum tentu” ucap Flare.

Tiba-tiba muncul satu Lantelion dengan ukuran 3 meter keluar dari dalam tanah yang membuat Indra terkejut.

“Awas didepan sana ada satu” ucap Indra was-was.

“Tenang saja makhluk hanya lintah panggang dihadapanku” ucap Flare dengan sombong.

Dari depan mobil keluar sebuah meriam api.Tanpa pikir panjang Flare lasung menembakkan bola api kepada Lantelion tersebut yang mengakibat makhluk tersebut hancur.Hal itu membuat Indra terkesima.

“Hmm mudah” ucap Flare bangga.

“Itu hebat, aku tidak menyangka kau bisa melakukan hal seperti itu” ucap Indra memuji.

Mereka semua melanjutkan perjalanan mereka untuk pergi dari tempat itu.Di sisi lain disebuah gua yang gelap terdapat sebuah makhluk raksasa yang sedang tertidur, namun tiba-tiba makhluk itu mulai terbangun dengan perasaan marah.

“Berani-baraninya mereka manusia membunuh anak-anakku dan suamiku.Aku tidak bisa memaafkan mereka terlebih lagi raksasa biru itu.Ia harus mati bagaimana pun cara” ucap makhluk tersebut.

Tanah di sekitar gua tersebut mulai retak dan keluar Lantelion bewarna merah mudah dengan ukuran sama dengan Lantelion Alpha.

“Gggrrrraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaagh” raunga.

Disisi lain pada malam hari Malika sudah sadar dan melihat dirinya berada di sebuah tempat.Saat itu ia melihat sebuah api unggun sedang menyala dan Roger dangan tangan diperban dan Stella yang untungnya baik-baik saja.Malika mencoba melihat ke sekitar dan Roger tiba-tiba menyapanya.

“Yo Malika rupanya kamu sudah bangun” ucap Roger.

“Kakak” Stella langsung memeluk Malika.

“Kalian baik-baik saja ?” tanya Malika.

“Tenang saja aku hanya cedera tangan kiri, aku yakin ini pasti cepat sembuh” ucap Roger tersenyum.

“Lalu dimana orang itu ?” tanya Malika.

Saat Malika sedang bertanya pada Indra tiba-tiba muncul Indra dari belakang sedang membawa sisa makanan yang bisa ia ambil saat kejadian terakhir.

“Aku disini” ucap Indra dengan senyum.

Indra membagikan roti kepada semua orang.Saat itu Malika melihat Indra dengan tatapan yang hati-hati.

“Kau itu sebenarnya siapa ?” tanya Malika dengan serius.

Situasi mulai memanas, namun tiba-tiba muncul Flare dari muka Malika yang membuatnya terkejut.

“Apaka itu balasan mu kepada orang yang sudah menyelamatkanmu” ucap Flare dengan ekperessi melotot.

“Hyyyyaaaat” Malika terkejut.

Semua orang yang melihat hal itu menjadi tertawa melihat tingkah laku dari Malika yang memalukan.

“Hahahahaahahaha”.

Malika yang dibuatnya menjadi malu hingga pipinya menjadi merah merona.Indra yang melihat hal itu menyuruh Flare untuk berhenti mengganggu Malika.

“Sudah sudah Flare, jangan ganggu dia terus” ucap Indra.

“Apa maksumu ? Aku cuman membelamu, apa salahnya dengan itu” ucap Flare.

“Iya aku tahu tapi jika kau pelototi dia seperti dia bakala ketakutan seperti itu jadi berhenti mengitimidasi dia” ucap Indra.

“Cih, baiklah” ucap Flare.

Flare mulai menjauh dari Malika.Indra mendekati Malika berencana namun untuk membangunkan Malika.

“Nih aku bantuin kamu bagun”.

Saat Indrah mau membangungkan Malika, tiba-tiba Malika menolak pertolongan Indra dengan perasaan hati-hati.

“Tidak usah.Aku bisa sediri” ucap Malika.

“Ok, baiklah” ucap Indra.

Saat Malika berhasil bangun, ia mulai bertanya kembali tentang identitas Indra.

“Sebenarnya kalian itu apa ? Apa tujuan kalian disini ?” tanya Malika.

Mendengar pertanyaan Malika, Indra mengeluarkan eksperessi tersenyum sambil berkata.

“Sebenarnya aku juga tidak siapa diriku, tapi saat aku tersadar tiba-tiba entah kenapa aku mempunyai kekuatan seperti ini dan bahkan aku tidak tahu kekuatan macam apa ini dan dari mana asalnya.Tapi yang pasti aku tidak akan menyakiti manusia dan akan hidup untuk melindungi semua yang kusanyangi” ucap Indra.

“Nah kau sudah dengarkan gadi kecil.Orang ini sama sekali tidak bohong” ucap Flare.

Malika sulit percaya dengan penjelasan Indra, namun ia tidak memiliki bukti bahwa Indra adalah orang jahat.

“Oh begitu, kalau begitu bagaimana kami bisa mempercayaimu coba buktikan sekarang ?” ucap Malika sambil menatap Indra.

“Malika ini sedikit berlebihan” ucap Roger.

“Diam paman, aku sedang berbicara dengan orang itu bukan dengan kau” ucap Malika menatap tajam Indra.

“Cih, dasar gadis tidak tahu diuntung” ucap Flare kesal.

“Tenang, Flare biar aku yang urus” ucap Indra.

Indra mulai menenangkan Flare, lalu mulai berdiri di depan Malika.

“Aku memang tidak bisa membuktikan bahwa diriku tidak akan menyerang manusia, tapi jika kau tidak yakin maka silahkan tembak aku dengan pistol itu” ucap Indra sambil melemparkan Partikel Blast.

Mendengar hal itu lantas membuat semua orang yang mendengarnya menjadi terkejut dengan Indra.

“Indra kau bodoh ya.Kau tidak harus melakukan ini” ucap Flare kesal.

“Malika lebih kita percaya pada anak itu.Dia bahkan tidak menyakiti kita sama sekali” ucap Roger membujuk Malika.

Meskipun Roger sudah membujuk Malika untuk berhenti, namun Malika tetap mengambil pistol tersebut dan mengarahkannya kepada Indra.

“Hoh, jadi aku boleh membunuhmu ya” ucap Malika.

“Hei Indra cepat lari atau kau akan mati” ucap Flare kesal.

Pada detik ini Indra tetap berdiri dengan keyakinannya. Pada saat ini mata Indra penuh dengan keteguhan hati dan lantas hal itu bisa dilihat oleh Malika melalui kedua bola matanya.

"Orang ini, apakah ia sungguh-sungguh” ucap Malika dalam hati.

Beberapa saat kemudian Malika melemparkan pistolnya ke tanah dan mulai kembali ke tempat duduknya.Hal ini membuat Indra bertanya.

“Heh, kau tidak jadi menembakku ?” tanya Indra.

“Mungkin tidak kali ini, tapi jika kau terbukti mencurigakan maka bersiap-siaplah” ucap Malika sambil memalingkan wajahnya.

Hal ini membuat Indra menjadi senang karena itu berarti ia berhasil mendapatkan kepercayaan dari Malika, namun disisi lain Flare masih kesal dengan tingkah laku Malika.

“Hoi ****** tidak tahu terima kasih, apa itu caramu berbicara kepada orang yang telah menyelamatkanmu dan lagi Indra kau terlalu naif dengan semua ini” ucap Flare kesal.

“Sudah sudah lagi pula semuanya juga sudah selesai” ucap Indra sambil mengelus punggu Flare.

“Cih” Flare.

Di malam hari semua orang telah tertidur kecuali Indra yang menatap bintang diatas langit.Tiba-tiba Roger bangun yang membuat Indra sedikit terkejut.

“Heh paman kamu belum tidur ?” tanya Indra.

“He he he aku gak bisa tidur” ucap Roger.

“Nak Indra maafkan kelakuan Malika ya tadi.Aku sebagai paman meminta permohonan maaf untuk setulus tulusnya” ucap Roger.

“Tidak apa-apa paman, tapi entah kenapa mata dari Malika terlihat dengan penuh kebencian” ucap Indra.

“Hmm kalau soal itu, itu semua ada hubungan dengan masa lalu anak itu” ucap Roger.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!