Bab 3 : Penyergapan

Seekor Lantelion raksasa bewarna biru keluar dari tanah yang menyebabkan seluruh daerah yang berada di sekitarnya rusak.

“Indra cepat kita harus bersembunyi sekarang” ucap Blue ketakutan.

“Tenang saja Blue, ini tidak apa-apa Lantelion Alpha berada dijarak yang sangat jauh dari kita jadi dia tidak mungkin melihat ke arah kita untuk saat ini.Lebih kita dengan tenang berusaha pergi sambil mencari makanan disekitar kita” ucap Indra.

Indra dan Blue langsung pergi menuju tangga.Sambil berjalan Blue mulai bertanya kepada Indra.

“Indra kenapa kau sangta tenang sekalai saat kau melihat makhluk besar tadi ? Apakah kau tidak takut ?" tanya Blue.

"Takut, tentu saja takut, asal kau tahu Lantelion Alpha bukan makhluk agresih seperti Lantelion kecil yang tadi lihat barusa.Dia itu persis sebagai penjaga wilayah” ucap Indra.

“Apa ? Penjaga wilayah ?” Blue bingung.

“Lihatlah kesana” sambil menunjuk ke arah jendela.

Dari kejauhan Lantelion Alpha menyemprotkan sebuah cairan putih dari mulutnya ke segala arah sambil berjalan.

“Apa yang sedang ia lakukan” tanya Blue.

“Ia sedang menandakan wilyahnya.Cairan putih yang ia semprotkan itu memiliki bau yang khas yang membuat monster yang lain akan menjauhi wilayah kekuasaan mereka.Jadi bisa dibilang kota ini adalah sarang besar bagi Lantelion” ucap Indra.

“Tapi apakah cairan tidak berbahaya ? Mungkin saja cairan itu memiliki asam yang sanga kuat ?” tanya Blue dengan merinding.

“Meskipun lengeket dan bau tapi percayalah itu tidak berbahaya sama sekali” ucap Indra.

Akhirnya Indra dan Blue sampai pada sebuah pintu gudang.Segera Indra menembakkan Partikel Blast dan pintu gudang itu akhirnya hancur.

“Ayo masuk”.

Indra masuk kedalam dan melihat banyak sekali lemari yang berisi makanan dan minuman.Hal itu membuat Indra dan Blue menjadi senang.

“Yes, akhirnya kita menemukan makanan.Ayo Indra” ucap Blue dengan senang.

“Hey tunggu sebentar Blue shhhttttttt” Indra menghentikan Blue.

Indra dengan menghentikan Blue.Blue awalnya bingung, namun Indra segera menujuk ke arah depan dan terlihat sebuah darah segar yang terlihat masih baru.Blue pun akhirnya mulai mengerti dan Indra segera menyiapkan pistolnya dan bergerak secara hati-hati.

“Sial, aku tidak menyangka mereka bisa masuk ke ruangan yang sudah dikunci dengan rapat” sambil berhati-hati.

Indra terus maju dengan hati-hati sambil mengikuti jejak darah tersebut.Saat sampai ia melihat jejak darah tersebut berakhir di sebuah lubang ventilasi udara.

“Apakah Lantelion masuk melalui lubang ventilasi tersebut ?” tanya Indra.

“Grrrrhhh” geraman.

Tiba-tiba muncul suara geraman dibarengi bayangan besar dari belakang Indra.Indra pun berbalik.

“Sial bidik” membidik.

Lantelion berusah menggigit Indra, namun Indra berhasil menghindar gigitan tersebut dan langsung menggunakan pistol untun menembak.

“Rasakan ini” membidik

“Dooorr” tembakan.

Indra berhasil menembak Lantelion tersebut hingga hancur tiba-tiba muncul segerombolan Lantelion dari berbagai arah berdatangan.

“Sial tempat ini adalah jebakan” ucap Indra.

Tidak memiliki pilihan lain Indra dan Blue langsung pergi dari tempat tersebut.Indra berlari menuruni lantai agar bisa keluar dari gedung tersebut.Dari depan ia melihat Lantelion sedang menghalangi jalannya.

“Awas kau” membidik.

Lantelion yang berada di depannya hancur dan Indra lanjut lari dari kejaran makhluk mengerikan yang berada dibelakangnya.Pada akhirnya Indra berhasil keluar dari gedung tersebut, namun gelomboran Lantelion masih mengenjarnya tapi itu sudah bukan sesuatu yang perlu di takuti lagi.

“Hmm jadi mereka masih mengejar rupanya, tapi itu bukan masalah lagi” ucap Indra dengan senyum.

“Indra kalau boleh aku punya satu Partikel Blast lagi dari tempat penyimpanan.Apakah mau ?” ucap Blue tersenyum kearah Indra.

“Tentu ini akan semakin mudah” ucap Indra sambil mengambil satu Partikel Blast kedua.

Indra langsung maju menuju gerombolan Lantelion. Lantelion seperti biasa menyerang Indra menggunaka tentakel, namun Indra dapat menghindari serangan itu dengan lincah dan langsung menembaki para Lantelion tersebut hingga menyisakan lima dari mereka.

“Dooor doorrr dooor” tembakan.

Indra merasa berada di atas angin, namun tiba-tiba empat Lantelion sisanya mulai menyatukan diri menjadi Lantelion dengan ukuran 10 meter.

“Ooooh jadi main gabungnya tidak masalah aku ladeni kau” ucap Indra dengan semanga.

Namun tiba-tiba muncul tembakan basoka yang langsung mengenai Lantelion tersebut.Tembakan tersebut berasal dari sebuah mobil.Mobil yang mulai mendekat dan pintu mulai yang didalamnya terdapat seorang gadis yang berumur 16 tahun.

“Cepat masuk kesini” ucap gadis itu.

Saat Indra mulai berlari, namun Lantelion mulai kembali menyerang Indra dan seorang pria berumu 25 tahun dari mobil lang menembakkan sebuah basoka kearah makhluk sehingga mengakibatkan makhluk itu jatuh sekarat.Saat ini mereka sudah bisa merasa tenang.Dari mobil tersebut keluarlah satu pria, satu anak perempuan berumur 9 tahun dan satu gadis yang seumuran denganya

“Hei kamu ga apa-apa kan” ucap gadis tersebut.

“Ha ha ha tidak apa-apa.Aku baik” ucap Indra.

“Oh maaf perkenalkan namaku Malika, lalu ini adikku Stella dan pamanku Roger.Sebenarnya kami hanya lewat disini” ucap gadis itu sambil menjabat tangan.

“Oh begitu, kalau begitu perkenalkan namaku Indra dan ini kawanku Blue.Mungkin bagi kalian ini aneh tapi dia baik kok” ucap Indra dengan tersenyum.

Saat Indra memperkenalkan Blue, anehnya mereka bertiga merasa tidak melihat siapapun disana.

“Eh maaf, Blue siapa ya ?” tadi Malika dengan bingung.

“Eh apa maksudmu ?” tanya Indra.

Blue mulai mendekatu Indra dan mulai menjelaskan sesuatu.

“Indra sebenarnya yang bisa lihat aku itu cuman aku doang.Kalau orang lain tidak bisa melihatku.Maaf aku lupa bilang” ucap Blue sambil berbisik.

“Apaaaa” ucap Indra dalam hati.

Indra pun mulai mengingat petualangan dan rintangan yang hadapi sebelumnya, namun saat ia tahu bahwa yang merasakan getahnya itu hanya ia seorang Indra menjadi sedikit kesal, namu tiba-tiba.

“Aaaaaaaaaaarrrrrrrrrgggggghhhhhhhh” auman.

Tiba-tiba muncul suara auman keras dan ternyata itu belasai dari seekor Lantelion yang sedang sekarat.Seketika Indra merasakan sebuah firasat buruk akan terjadi.

“Sial aku lupa membunuh.Kalau begitu akan mencoba memanggi kawanannya” ucap Indra dengan khawatir.

Setelah itu Lantelion tersebut mati, namu tidak terjadi apa-apa, bahka tidak melihat satupun Lantelion mendekat dari jarak pandangnya.

“Eh, koh gak ada yang, apa makhluk tadi otaknya konslet ya” ucap Indra dengan bingu.

Tiba-tiba muncul sebuah getaran hebat dan semakin menguat.Saat itu bayangan raksasa setinggi 50 meter mulai mendekati mereka.

“Oh sial kena malah kamu yang datang Alphaaaa” ucap Indra terkejut.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!