#11

“Bang Anggara masuk.” Ucap Ipeh, istri Ridwan yang memang sudah di telpon oleh istri nya Anggara yang mengabarkan kalau Anggara akan datang bersama calon istri kedua Anggara.

Ridwan yang masih belum paham duduk permasalahan nya hanya diam dan ikut ke dalam

rumah.

"Indira, kamu istirahat dulu di kamar Kakak ya?" ucap Kak Ipeh sambil mengarahkan Indira untuk masuk ke dalam kamar nya.

Indira yang masih dalam keadaan bingung dan linglung menurut saja apa yang kak Ipeh perintah nya. Paling tidak, Indira dan kak Ipeh bukan lah orang lain. Tidak mungkin kak Ipeh akan mencelakai nya.

Sesaat setelah Indira menutup pintu kamar, Bang Ridwan langsung menyeret lengan istri nya menjauh dari kamar itu.

"Ini ada apa sih Peh? Kenapa Indira malah datang bersama bang Anggara?? " tanya Bang Ridwan yang sebenarnya terpikirkan akan suatu kemungkinan tapi dia terlalu takut untuk berpikir lebih jauh atas asumsi nya itu.

"Tanya sendiri ke sepupu muu tuh," jawab kak kIpeh singkat dan terdengar sedikit ketus.

Bang Ridwan auto melihat ke belakang dan benar saja bang Anggara sudah duduk di sofa ruang tengah nya. Jarak tempat Bang Ridwan dan kak Ipeh bicara sekarang cukup jauh dari tempat bang Anggara duduk.

Bukan karena malas pergi bertanya langsung ke kakak sepupu nya itu, tapi jujur saja bang Ridwan enggan bertanya langsung pada kakak sepupu nya itu karena takut apa yang ada di dalam kepala nya ini benar ada nya.

Akhir nya dia memutuskan untuk balik bertanya lagi ke istri nya.

"Sebenarnya ada apa sih?? " Desak nya agar kak Ipeh mau menjawab pertanyaan nya.

“Apa hubungannya bang Anggara dengan Indira?" tanya bang Ridwan lagi dan lagi. Namun istri nya tetap saja diam.

Melihat istri nya yang terus diam, membuat bang Ridwan akhir nya mengerti.

"Aku akan memberitahu Dikta," Cecar Bang Ridwan memencet tombol di hapenya.

"Hentikan!" larang kak Ipeh. Direbutnya hape tersebut dari tangan suaminya.

"Peh!!! Dikta harus tahu soal ini?!!" Seru Bang Ridwan dengan suara yang penuh penekanan tapi pelan. Dia khawatir bang Anggara mendengar percakapan nya dengan istrinya ini.

"Kita akan kasih tahu Dikta! Tapi gak sekarang?!! Bisa rius bang ini masalah! Ingat bang! Bagaimana pun juga mereka berdua adalah sepupu mu?! Kau mau mereka berdua ribut lagi karena masalah wanita? Yang si Silvia aja mereka masih belum berdamai. Dan ini muncul lagi masalah yang sama!!” Tekan kak Ipeh.

"Karena mereka berdua adalah sepupu ku maka nya aku harus memberi tahu Dikta! Ini tidak adil bagi Dikta!?" Ujar Bang Ridwan pias.

Tapi kak Ipeh terus menggeleng. Ditarik nya nafas nya dalam dan di hembuskan nya pelan.

"Percayalah bang, memberitahu Dikta soal ini hanya malah akan menambah masalah baru. Saat ini saja bang Anggara dan Silvia tidak sedang dalam kondisi damai. Silvia sudah kembali ke jakarta. Dia memang datang bersama bang Anggara kemarin untuk melihat calon istri kedua nya bang Anggara! Dan setelah itu Silvia ngamuk besar bang! Dia ngamuk besar! Dia tidak menerima pernikahan kedua bang Anggara ini. Tapi orangtua bang Anggara terus mendesak agar bang Anggara menikah lagi agar punya keturunan. Rumah tangga bang Anggara saat ini sedang kacau balau. Dan kita beritahu Dikta soal ini? Ini hanya akan membuat keadaan semakin rumit dan pelik" terang kak Ipeh berharap suami nya paham akan keadaan rumah tangga bang Anggara sekarang.

“Peh! Rid! Aku pergi dulu. Besok atau lusa aku akan kembali. Aku mau pulang ke Jakarta dulu.” Ujar bang Anggara dari ruang tengah lalu keluar begitu saja. Bang Anggara ini memang selalu sesuka hati nya. Di mata nya tidak ada orang yang dalam menandingin kehebatan nya.

Kak Ipeh dan bang Ridwan hanya mengangguk tanpa mengantar bang Anggara keluar.

Setelah yakin bang Anggara benar- benar pergi, kak Ipeh dan bang Ridwan melanjutkan perdebatan mereka. Perdebatan itu kian lama kian panjang dan melebar. Membuat kedua nya pusing padahal ini bukan lah masalah rumah tangga mereka.

"Peh!! Dengarin aku! Kita ini tidak mungkin membiarkan Indira terus berada di rumah kita!!!? Dan kamu pasti tahu alasan nya?!! Sebab sewaktu-waktu Dikta pasti datang ke rumah ini?" Seru bang Ridwan khawatir.

“Iya! Aku paham! Hanya saja- ning nong!!” Belum kelar kak ipeh menyampaikan alasan nya, hal yang mereka takutkan datang.

"Assalamualaikum..." salam Dikta yang main masuk saja ke dalam ruang kak Ipeh dan bang Ridwan.

Melihat Dikta yang sudah masuk, kak Ipeh dan bang Ridwan jadi kelabakan.

“Wa-wa-waalaikumssalam..” jawab Kak Ipeh dan Bang Ridwan bersamaan- grogi.

"Waduh! Tumben kompak? Udah kayak paduan suara tujuh belasan aja!" Guyon Dikta tanpa kecurigaan.

"Ah! Kebetulan aja kali Dik! Pas kita berdua emang lagi dekat sekitan sini maka reflek ngejawab salam kamu barengan.” Jelas Kak Ipeh sembari bangkit hendak menuju kamarnya.

“Ya ampun pakai acara di jelasin lagi!! Aku bukan nya kenapa- napa! Hanya tadi itu kedengaran nya kompaknya kalian itu beda. Hmmm – kayak Lebih ke panik dan takut gitu! Hehehehe" Seloroh Dikta.

"Emm... Aku mau kebelakang dulu." Bang Ridwan nampak bingung mencari alasan untuk kabur menjauh dari DIkta.

"kamu ini ada- ada Dik! Pakai semua dipikirin." kata Kak Ipeh lalu berjalan memasuki kamarnya.

"Hhaha, iya kali ya! Hahahaa?" tawa Dikta untuk mempertegas ho oh nya Kak Ipeh.

Perlahan kak Ipeh mendorong gagang pintu kamar nya. Dengan cara menyelinap bak seorang maling, kak Ipeh masuk ke kamarnya.

Sreeeeeeet! Setelah pintu kamar di tutup kembali, kak Ipeh melihat Di depan ada Indira yang duduk sambil memeluk betis dan menenggelamkan kepalanya di antara dua lututnya.

"Indira?" panggil Kak Ipeh sangat pelan, takut suara nya terdengar keluar.

Indira mengangkat wajah nya yang basah oleh air mata. Wajah yang biasa tampak ceria setiap kali bertandang ke rumah itu kali ini terlihat berbeda. Wajah cantik itu terlihat sangat sedih dan tertekan. Bekas- bekas lelehan air mata masih tampak jelas.

Tapi aneh nya kak Ipeh hanya diam. Entah apa alasan dia membantu Anggara dengan menerima Indira di rumah nya ini namun satu hal yang pasti ada yang sedang kak Ipeh sembunyikan dari semua orang. Suatu hal kuat yang hanya kak Ipeh sendiri yang tahu.

“Maafkan aku Indira.” Gumam kak Ipeh dalam hati.

Terpopuler

Comments

✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎ᴹᴿˢ᭄мαмι.Ɱυɳιαɾ HIAT

✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎ᴹᴿˢ᭄мαмι.Ɱυɳιαɾ HIAT

sedih banget sih gereget da

2023-06-12

0

꧁🦋⃟‌⃟ ˢⁿ᭄𝔎𝔄𝔉𝔎𝔄𝔎꧂

꧁🦋⃟‌⃟ ˢⁿ᭄𝔎𝔄𝔉𝔎𝔄𝔎꧂

😤😤😤😤😤😡😡😡😡😡😡😡😡😡😡pen nyantet orang nich

2023-03-05

1

Apit Latif

Apit Latif

lanjut kak

2023-02-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!