Pil penenang itu memang selalu manjur membantu nya untuk melupakan masalah nya sesaat. Ya! Sesaat! Ini benar- benar hanya sesaat karena setelah pengaruh pil itu hilang maka masalah pun kembali datang. Begitu lah kelam nya hidup Indira dahulu.
Namun semua berubah semenjak hadir nya Dikta dalam hidup Indira. Muncul nya Dikta memberi sebuah kekuatan baru untuk Indira. Dikta datang bagiakan cahaya dalam hidup Indira yang gelap, bagaikan penyemangat dalam hidup Indira yang sudah tidak kehilangan arah. Jadi wajar, Dikta menjadi segala – gala nya bagi Indira.
"Bang Ridwan, Ada tamu tuh!! Sana buruan ntar mereka kabur lagi!!” ucap Indira mengusir Bang Ridwan secara halus.
Bang Ridwan hanya bisa mengerlingkan mata. Dia pasti nya sangat paham kalau dia sejoli ini ingin berduaan saja dan kehadiran nya disana di rasakan menganggu dua orang yang sedang memadu kasih ini.
Dengan geleng- geleng kepala Bang Ridwan pun pergi meninggalkan Indira dan Dikta.
"Beby," panggil Dikta mesra sambil meremas jari jemari Indira.
Indira menoleh. Dia membiarkan jari- jari lentik nya di remas lembut oleh sang kekasih.
"Ada apa Ay?" tanya Indira dengan tatapan penuh cinta.
"Aku pikir, sebaiknya kita nikah saja ya?" Ucap Dikta tiba- tiba membuat Indira terkejut.
"Aku pikir, sebaiknya kita nikah saja ya?" Ucap Dikta tiba- tiba membuat Indira terkejut.
Indira spontan melepaskan tautan jari jemari mereka. Di tatap nya Dikta lalu setelah nya Indira berjalan ke arah jendela dan melemparkan pandangan nya jauh ke luar.
"By? Kamu kenapa? Kamu tidak mau nikah sama aku? Apa kamu gak yakin by, sama aku?” Tanya Dikta dengan nada terdengar cemas
Indira menggelang lemah, lalu dia berbalik dan melihat ke arah Dikta.
Tidak lama setelah nya Indira berjalan dan duduk kembali di samping Dikta. Di genggam nya erat jari jemari Dikta, dan di pandang nya kekasih nya itu hingga ke manik mata yang paling dalam. Lalu Indira berkata,..
"Ay! Kamu tahu kan aku sangat sayang sama kamu! Aku tuh sangat cinta sama kamu Ay. Tentu saja aku dengan demikian aku pun sangat yakin dengan mu Ay, tapi permasalahan nya..."
Indira menggigit bibir bawah nya, dia sudah mencoba menguatkan hati nya untuk bicara tapi ternyata tetap saja berat. Dan akhir nya di penghujung kata- kata nya, Indira mengurungkan melanjutkan kata-katanya.
"Restu ibu????" tebak Dikta yang sudah sangat hapal betul jurang pemisah cinta mereka.
Dikta tidak perlu menunggu Indira untuk menjawab dengan anggukan ataupun ucapan. Cukup dari sorot mata Indira saja, Dikta sudah dapat mengerti. Apalagi saat buliran bening itu mulai perlahan menyembul di permukaan mata indah Indira. Maka, mereka berdua sudah sama- sama tahu jawaban nya.
"By??? Hei sudah..." panggil Dikta penuh kelembutan. Dia sangat paham apa yang di rasakan oleh kekasih nya saat ini.
“Ay..?” ucap Indira sesegukan lalu mencium tangan Dikta dengan penuh perasaan haru, membuat punggung telapak tangan Dikta basah oleh air mata Indira.
"Beby, kamu jangan nangis gitu dong? Kakak jadi sedih liatnya.." ucap Dikta sambil mengusap lembut rambut Indira penuh kasih sayang. Hal ini memang sudah Dikta duga sebelum nya. Bahkan setelah tiga tahun menikah masalah mereka masih saja tetap sama. Yakni, cinta yang terhalang restu.
"Ay, bawa Indira lari saja! Indira gak masalah kalau kawin lari dengan kamu. Indira rela hidup bersama kamu dalam keadaan susah dan senang. Bawa Indira pergi Ay..” Ujaran penuh kepasrahan itu pun akhir nya keluar dari mulut Indira.
Indira menatap lekat mata Dikta guna meyakinkan Dikta akan tekad nya untuk kawin lari. Sebuah keinginan yang sebenarnya telah lama terpendam akhir nya terkatakan jua disaat Dikta mengungkapkan keinginan nya untuk menikahi Indira. Membingkai semua rasa ada dalam sebuah ikatan suci pernikahan.
Indira mempererat pegangan tangan pada Dikta. Di tatap nya lekat- lekat mata sang kekasih. "Bawa Indira pergi jauh kak. Bawa Indira pergi bersama kakak?" Ulang Indira sekali lagi dengan nada yang terdengar lebih tegas dari sebelum nya.
Namun selain nada tegas, Dikta dapat merasakan rasa pedih yang terasa disana. Dan rasa pedih itu tidak hanya di rasakan oleh Indira, sebab Dikta pun merasakan hal yang sama. Dia merasa pedih di hati nya melihat ketulusan cinta Indira pada nya yang sampai rela untuk kawin lari dengan nya.
Kini hati kedua nya sama- sama merasa pedih.
"Indira sayang, dengarkan kakak baik- baik ya sayang. Kakak bukan nya tidak mau membawa kamu pergi jauh bersama kakak dan kita kawin lari tapi- ," Suara Dikta semakin melemah membuat Indira melepaskan lagi pegangannya.
Indira langsung memutar tubuh nya membelakangi Dikta menahan air mata nya yang ingin melimpah lebih banyak lagi karena ucapan Dikta yang sudah dapat Indira tebak apa ujung nya.
“By??????” panggil Dikta sambil menyentuh lembut pundak Indira. Hati nya terasa penuh sesak saat mendengar suara isakan sang kekasih hati.
Namun Indira yang di rundung rasa sedih sama sekali tidak tidak menghiraukan panggilan Dikta. Dia tetap terisak menahan tangis nya yang pecah. Sama sekali tidak ingin menoleh ke Dikta.
"Dek, kakak mohon cukup dek. Kakak tidak sanggup melihat kamu menangis seperti ini.” Kali ini suara Dikta terdengar lebih serius dari sebelum nya.
Tapi Indira tetap diam dan membuat Dikta memeluk Indira dari belakang
Untuk sesaat suasana di dalamm ruangan itu menjadi hening. Bahkan suara isak tangis Indira pun mulai tidak terdengar lagi.
Setelah merasakan suasana kembali normal, Dikta pun membalikan tubuh Indira menghadap ke arah nya.
"Dek, kakak sangat sayang dan cinta sama kamu. Kakak tidak mau membawa kamu lari bersama kakak karena kakak tidak mau mendapatkan kamu dengan cara yang salah! Kakak tidak mau mencurimu sayang? Kakak ingin cinta tulus kakak ini mendapatkan diri mu dengan cara baik-baik. Dengan restu Ibu dan bapak?" Terang Dikta dengan sangat hati- hati, tidak ingin membuat Indira salah paham dan menganggap nya pengecut.
"Kakak kenal ibu ku kan? Kakak sudah tahu seperti apa sifat materialistik ibu kan?? Ibu tidak akan pernah setuju dengan hubungan kita kak!!! Yang ada kalau kakak datang dan melamar ku maka ibu akan dengan sombong nya mengajukan syarat yang tinggi pada kakak!! Bagaimana kalau ibu sampai minta puluhan juta sebagai uang lamaran!! " Ujat Indira agak meninggi dan membuat Dikta diam.
"Kamu gak ada uang sebanyak itu kan kak????" tukas Indira tegas.
Indira menggigit bibir bawahnya menahan sesak di hatinya. Matanya masih menatap kedalaman mata Dikta yang tak berdasar. Indira sadar kalau perkataan nya pada melukai harga diri Dikta tapi inilah kenyataan nya. Dan Dikta seharus nya sudah tahu akan hal itu. Ibu Indira adalah seorang yang materialis.
Sehingga jika Dikta bersikeras untuk datang melamar Indira dan membawa Indira pergi dari rumah dengan cara baik- baik maka semua nya tidak akan pernah berhasil dengan keadaan Dikta yang seperti saat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎ᴹᴿˢ᭄мαмι.Ɱυɳιαɾ HIAT
matre emak nya bikin anak nya stress
2023-06-12
1
꧁🦋⃟⃟ ˢⁿ᭄𝔎𝔄𝔉𝔎𝔄𝔎꧂
mak matre mak matre, enak nya di apain ya
2023-02-23
1
Diank
Ya ampun Makk kasihan banget anakmu cintanya terhalang restumu
2023-02-22
1