Ibu nya ingin Indira dan kakak Indira menikah dengan orang kaya. Dengan begitu Indira dan kakak nya dapat hidup sebagai orang kaya tanpa batas. Tidak perlu hidup susah seperti mereka. Andaikan tidak dapat menikah dengan pengusaha kaya sekali pun, dengan PNS pun jadi lah. Supaya ke depan ya terjamin. Tidak seperti nasib ibu saat ini. Tidak ada jaminan pabrik akan terus berproduksi selalu.
Ada saja ini dan itu yang membuat ibu berdebar- debar setiap hari nya, takut kalau pabrik ayah tidak berjalan seperti biasa. Karena walaupun memiliki pabrik sendiri, pabrik ayah memang sering ada masalah. Seperti saat ini, pabrik ayah sedang dalam masalah. Dan seperti nya ini masalah yang besar.
Hanya saja sayang nya Indira tidak sepemikiran dengan ibu nya. Dia tidak meletakan standar hidup bahagia itu pada uang.
Bagi nya cinta lah yang lebih penting. Sehingga saat dia mengenal seorang pria di dunia maya, dia pun dengan cepat jatuh cinta dengan pria itu.
Tentu saja disini cerita nya bukan hanya Indira saja yang jatuh cinta pada Dikta. Dikta pun demikian ada nya. Hubungan yang dimulai dari chat- chat via medsos itu akhir nya berlanjut di dunia nyata.
Jika demi cinta nya Indira sampai rela melakukan apa pun demi dapat bertemu dengan Dikta secara langsung, Dikta pun melakukan hal yang sama. Padahal waktu itu, Dikta tinggal di kota yang berbeda dengan Indira. Dia sampai rela pindah rumah serta pindah kampus hanya untuk cinta nya pada Indira.
Gila bukan?? Tapi memang begitu lah ada nya cinta Dikta bagi Indira. Sangat amat besar.
Sejak kopi darat nya untuk pertama kali nya itu, Dikta sudah menjatuhkan cintanya hanya untuk Indira seorang. Perasaan nya untuk Indira tidak dapat di ganggu gugat oleh siapa pun jua.
Bak kata orang- orang waras, cinta memang mampu mengalahkan segalanya. Itu lah yang terjadi pada dua insan yang di mabuk cinta ini.
Jika pengorban Dikta sudah sebesar itu, Indira pun tidak kalah besarnya. Dia tidak pernah berpikiran lama- lama kalau itu sudah menyangkut soal Dikta.
Dahulu, saat Indira masih bekerja sebagai guru private home to home, Indiri tidak pernah berpikir panjang untuk menghabiskan seluruh honor yang ia dapat hanya demi untuk mengajak Dikta makan di luar sekaligus nonton bioskop.
Dan tidak hanya itu saja. Kadang- kadang malah bukan hanya Dikta seorang saja yang Indira traktir.
Indira juga kadang- kadang sampai rela menghabiskan semua uang nya untuk mentraktir teman- teman tongkrongan Dikta yang ada di markas mereka.
Kebetulan Dikta ini adalah seorang koki lepas. Jadi dia dan teman- teman nya memang sering nangkring di cafe yang mereka jadi kan markas besar mereka.
Tak selang beberapa lama, mereka pun akhir nya sampai di tempat tujuan mereka yakni Cafe Andara.
Indira pun turun dan membuka helm nya.
"Kamu cantik sekali ini siang ini, by?" puji Dikta seperti biasa yang mampu membuat bunga- bunga di hati Indira bermekaran.
Indira pun hanya bisa tersenyum simpul dengan pipi yang merona karena malu. Sudah tiga tahun pacaran tapi gombalan Dikta selalu saja mujarab membuat nya tersipu malu.
“Kita masuk Ay!” ajak Indira, meraih tangan Dikta dan membawa Dikta melangkah ke dalam markas mereka.
Dua sejoli ini pun kemudian berjalan bersama-sama sambil berpegangan tangan memasuki studio.
"Ya ampun!! Yang dunia rasa nya milik berdua!! Dari mana saja kalian??" tanya Bang Ridwan yang baru melihat dua sejoli ini muncul di dapur cafe.
Indira yang di tanya seperti hanya bisa tersenyum simpul. Karena memang di markas itu lah mereka bisa saling melepaskan rindu sambil menunggu pesanan dari tamu yang baru datang.
Ya, Indira kini telah menjadi partner masak nya Dikta. Dia sudah tidak lagi mengajar private home to home. Walau pada kedua orang tua nya Indira masih mengaku menjalani profesi nya sebagai guru private.
“Ya dari mana lagi bang! Pasti nya dari menjemput cinta ku ini dari rumah nya lah! Itu saja butuh perjuangan yang super duper luar biasa. Benar gak by?” Dikta mengangkat satu alis nya saat bertanya itu pada Indira, membuat Indira semakin klepek- klepek melihat nya. Karena memang Dikta setampan itu.
Orang – orang kalau melihat paras nya Dikta pasti tidak ada yang percaya kalau dia adalah orang tidak berpunya. Paras nya sangat tampan terawat. Kulit nya putih halus dengan body sixpack bak roti sobek dalam anime- anime.
Bagaimana Indira tidak jatuh cinta pada pria bak seorang pangeran itu?
“Hmmm! Seharus nya aku pungut bayaran pada kalian berdua yang menjadi kan cafe ku ini tempat pacaran.” Sindir bang Ridwan.
Tapi tidak ada yang salah dengan sindiran nya bang Ridwan, karena memang hanya tempat itu yang bisa memberi kesempatan untuk mereka berdua untuk saling melepas kasih. Di tempat lain selain bayar, juga bisa amat berbahaya kalau sampai terlihat oleh orang – orang yang mengenal keluarga Indira. Bisa- bisa mereka di laporkan ke ibu nya Indira. Kan bisa berabe.
Sedangkan kalau disini, misal nya jika mereka berdua sedang bekerja bersama, nah sewaktu orderan sedang sepi, mereka bisa mesra- mesraan berdua. Pegangan tangan. Sambil sesekali mencuri kecupan – kecupan kecil selayak nya pasangan kasmaran yang sedang nakal- nakal nya.
Habis nya lelah juga jika setiap hari harus main kucing- kucingan dengan ibu nya Indira.
Indira sebenarnya memang bukan anak yang penurut apalagi sebelum Indira mengenal Dikta. Sebagai anak kedua, Indira memang banyak makan hati di rumah nya.
Dia merasa tidak disayang, kurang di prioritaskan, selalu harus mendahulukan kepentingan kakak nya dan juga harus selalu mengalah pada ke empat adik nya. Singkat nya Indira merasa sangat tertekan dengan hal ini. Sehingga sifat pembangkang itu pelan- pelan tumbuh di dalam diri Indira.
Setelah sekian lama merasa di perlakukan tidak adil, Indira sampai pernah bunuh diri hanya karena masalah sepele. Yakni Indira lupa memberikan setengah uang honor private nya untuk membantu membayar uang kuliah sang kakak. Karena kebetulan saat itu pabrik ayah sedang ada masalah.
Dan ibu nya Indira mengamuk sejadi- jadi nya pada Indira. Padahal kalau di pikir- pikir ulang apa salah nya Indira. Tanggung jawab untuk membayar uang kulian kakak nya bukan lah tanggung jawab diri nya, melainkan orang tua nya. Tapi mengapa sang ibu sampai mengeluarkan kata- kata yang menyakitkan telinga seperti itu dengan mengatakan Indira anak yang tidak tahu di untung. Anak yang tidak bisa balas budi. Semua kata- kata laknat itu ibu nya arahkan pada Indira.
Ini membuat Indira semakin strees bila berada di rumah. Bagi Indira, rumah nya sendiri bagaikan neraka. Namun Indira tak bisa berbuat apa pun selain diam.
Saking begitu banyaknya beban yang Indira pikul, Indira nyaris membuatnya masuk ke dunia narkoboy.
Walaupun tidak menenggak obat- obatan sejenis sabu, ganja dan yang lain nya, tapi Indira dahulu selalu sedia pil penenang yang selalu tersimpan di dompetnya.
Bila Indira tidak tenang seperti strees atau gelisah saat masalah menyerang nya, Indira tak segan- segan untuk mengkonsumsi pil penenang tersebut, hanya demi membuat pikira nya tenang.
Pil penenang itu memang selalu manjur membantu nya untuk melupakan masalah nya seaat. Ya! Sesaat! Ini benar- benar hanya sesaat karena setelah pengaruh pil itu hilang maak masalah pun kembali datang. Begitu lah kelam nya hidup Indira dahulu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎ᴹᴿˢ᭄мαмι.Ɱυɳιαɾ HIAT
ortu indira sampe segitu nya ngeri
2023-06-12
1
Sulastri _ati
anak memang bnyk jd korban keegoisan ortu, mdh2an kita ga kyk gt ya
2023-05-18
1
宣宣
😢😢😢
2023-03-08
1