Happy Reading.
"Kalau begitu aku ingin kamu tidak lembur lagi, aku tidak mau ditinggal keluar kota lagi, aku ingin hari Minggu kamu nggak kerja, bisa 'kan?"
Awalnya Arkan sedikit ragu, tetapi sedetik kemudian dia mengangguk setuju. "I-iya, sayang, aku tidak akan lembur-lembur lagi, aku akan lebih sering dirumah," jawab Arkan akhirnya mantap.
Ciara mengerutkan keningnya, merasa aneh dengan tatapan yang diberikan suaminya itu, "kalau kamu nggak bisa gimana?" tanya Ciara to the point.
Dia akan memikirkan rencananya setelah mendengar jawaban dari sang suami. Ciara hanya ingin tahu sejauh apa suaminya itu akan berbohong padanya.
Biarlah Ciara menjadi bodoh saat ini, tapi jujur, sekarang dia memang sangat membutuhkan Arkan. Kalau saja dia tidak sedang mengandung, mungkin Ciara bisa bertanya baik-baik pada suaminya itu tentang masalahnya dengan Jihan.
Namun, sekarang Ciara hanya bisa berpura-pura tidak tahu, berpura-pura bahwa semuanya masih baik-baik saja. Berpura-pura jika Arkan memang mencintai nya seperti apa yang dikatakan oleh pria itu setiap hari, meskipun kenyataannya tidak. Yang dicintai Arkan hanyalah Jihan.
Sejak dulu, sejak mereka kuliah, keduanya mungkin sudah memiliki hubungan khusus tanpa sepengetahuannya.
Biarlah kali ini dia menjadi egois, bodoh, hanya demi dirinya dan calon buah hatinya. Setidaknya jika Arkan memang tidak mencintainya, tetapi suaminya itu masih memiliki perasaan cinta untuk buah hati mereka.
Ya, Ciara yakin jika Arkan akan mencintai anak kandungnya sendiri.
"Aku akan usahakan," jawab Arkan sekali lagi penuh keyakinan.
Ciara lagi-lagi mencari keraguan ataupun kebohongan di dalam mata suaminya itu, tetapi dia tidak menemukannya.
"Kalau misal ada pekerjaan penting yang mengharuskan kamu lembur atau ke luar kota, bagaimana?"
Arkan merasa ada sesuatu dengan Ciara, istrinya itu hari ini banyak sekali bertanya, mungkin karena sedang hamil muda dan melihat kebiasaan nya yang sering lembur akhir-akhir ini membuat Ciara menanyakan hal itu.
Ya, sangat wajar. Arkan sangat paham bagaimana menghadapi wanita yang sedang hamil, pasti akan selalu manja dan ingin di turuti apapun keinginannya.
Seperti Jihan.
Ah, kenapa Arkan melupakan wanita itu, bukankah Jihan juga sedang hamil dan membutuhkan dirinya. Tapi sekarang istrinya juga tengah hamil muda, dan pasti sangat membutuhkan Arkan di sampingnya.
Tiba-tiba Arkan merasa galau, dia sudah berjanji akan selalu ada di samping Ciara dan tidak akan mengambil lembur, padahal dirinya tidak pernah lembur sama sekali.
Dia selalu pulang tepat waktu, tetapi setelah dari kantor akan mampir ke apartemen Jihan untuk menemani wanita itu.
Jihan juga sedang hamil, wanita itu juga sangat manja, menginginkan ini itu yang disebut dengan mengidam.
Arkan akan pulang larut malam, kadang jam 10 atau paling lambat jam 11 malam setelah Jihan tertidur.
Tiba-tiba rasa bersalah menyeruak di hati pria itu, selama ini Arkan telah berbohong pada Ciara. Bahkan seminggu yang lalu Arkan berbohong mengatakan jika dia keluar kota karena urusan pekerjaan selama 3 hari.
Padahal saat itu Arkan sedang menemani Jihan di rumah sakit, wanita itu mengalami pendarahan saat jatuh didalam kamar mandi. Arkan yang sedang berada di kantor sampai harus izin setengah hari setelah mendapatkan telepon dari Jihan.
Ya, Jihan harus bed rest selama 3 hari karena kondisi kandungan yang lemah. Jihan tidak mau ditinggalkan oleh Arkan, wanita itu mengiba dan menangis jika Arkan meninggalkannya.
Sungguh Arkan tidak tega melihat kondisi Jihan seperti itu. Wanita itu sebatang kara, sudah tidak memiliki siapa-siapa lagi. Untung saja kedua orang tuanya meninggalkan harta warisan yang banyak dan juga restoran mewah di kota Jakarta yang di kelola oleh orang kepercayaan almarhum ayahnya.
Sebenarnya Arkan ingin mengatakan pada Ciara tentang masalah Jihan ini, tetapi Jigan tidak memperbolehkan dan hanya mengatakan jika dia akan memberitahu Ciara di waktu yang tepat.
Akhirnya Arkan pulang ke rumah hanya untuk berpamitan kepada Ciara jika dia akan keluar kota.
"Arkan?" suara Ciara menyadarkan lamunannya.
"Eh, iya tentu saja aku akan menolaknya, aku akan mengatakan pada bosku jika istriku sedang hamil, pasti dia akan ngerti," jawab Arkan.
Pria itu menarik Jihan ke dalam pelukannya, cintanya pada wanita ini benar-benar besar, sangat berbeda dengan cintanya pada Jihan dulu.
Bahkan sekarang Arkan sudah tidak memiliki rasa apapun terhadap Jihan, meskipun sekarang dia seolah bertanggung jawab dengan kehamilan wanita itu.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
semoga saja anak yang dikandung oleh Jihan bukan anak Arkan
2024-03-09
0
schianthus
"rasa cinta yang besar." kalimat ini ironis banget. kalau cintanya besar, ga mungkin mentingin orang lain dulu dari pada istrinya sendiri. cinta apaan coba? 💀
2024-02-11
0
Ita rahmawati
bkan ank arkan kan yg dikandung jihan,,klo it emg ank arkan ,,huh tiada mf bagimu,,dn kykny jihan in punya akal licik deh 😏😏
2023-07-02
0