"Huaer, mari kita kembali," ucap kakek tua misterius.
"Ta-tapi guru... "
"Tenanglah, sebentar lagi ada seseorang yang datang menjaganya," ucap kakek tua itu mengibaskan tangannya.
Swuuuuush!
Hua Ling bersama kakek tua itu tiba tiba menghilang. Tak berselang lama, Xiao Bai menatap Xiao Chen dengan wajah yang penuh khawatir.
"Tuan muda!" Ucapnya seketika memeriksa keadaan Xiao Chen.
Setelah beberapa menit kemudian.
"Syukurlah," ucapnya sedikit lega ternyata ada sebuah Qi alam yang sangat besar tengah meregenerasi luka dalam tubuh Xiao Chen.
"Tapi siapa yang menyelematkannya? Sepengetahuan ku, Qi alam hanya bisa digunakan oleh para Kaisar Dewa," gumamnya heran.
Meskipun ia sangat ingin tahu, namun saat mengedarkan aura sepi ritualnya. Xiao Bai tidak menemukan seseorang pun.
"Sudahlah, yang terpenting Chener tidak mengalami hal buruk seperti yang terlihat didalam roh giok jiwanya," ucap lega Xiao Bai kemudian menaburkan ratusan Kristal Dewa untuk membantu pengumpulan energi Qi.
Didalam alam bawah sadarnya.
"Siapa kau sebenarnya?" Tanya Xiao Chen tenang, namun hatinya merasa tidak tenang sama sekali.
"Hei bocah naga, tak sopan sekali cara bicaramu pada seniormu ini," ucap sosok kakek tua yang tak lain guru Hua Ling.
"Jawab saja, sebenarnya apa yang kau inginkan!" Xiao Chen yang tidak mengenal sosok misterius didalam alam bawah sadarnya kini mencoba mengintimidasi dengan aura naganya.
"Sudahlah tidak perlu sampai bertarung. Roh jiwaku mampir kemari hanya ingin memberimu sebuah pesan. Jika ingin bertemu dengan Ling Huamu itu, datanglah ke gunung es Yue Shao. Tapi...," Ucap dingin kakek tua itu tertahan.
"Katakan apa yang kau lakukan pada Ling Hua!" Emosi Xiao Chen meledak, namun dia tahu diri. Sosok didepannya bahkan lebih kuat dari masa jayanya dahulu.
"Haisss bocah ini... Tunggulah kau memasuki masa jayamu kembali, setelah itu kau boleh memasuki gunung Yue Shao," ucap kakek tua itu langsung menghilang dari alam bawah sadar milik Xiao Chen.
Xiao Chen terdiam, namun setelah itu tekad kembali menjadi Kaisar Dewa semakin bertambah kuat.
***
Diatas langit di alam Menengah yang sangat tinggi.
"Seharusnya dengan bantuannya, bocah naga itu sebentar lagi akan tersadar. Sekarang lebih baik kita segera pergi," ucap kakek tua itu merasakan firasat buruk terjadi di gunung Yue Shao.
"Ta-tapi..."
Keduanya pun menghilang dari atas langit yang lebih tinggi, dan benar saja beberapa menit kemudian. Xiao Chen tersadar disamping Xiao Bai yang tengah memejamkan matanya.
"Paman, apa kau tahu siapa yang menyelematkan Hua Ling? Lalu siapa yang juga membantuku?" Rentetan pertanyaan membuat Xiao Bai merasa bingung dalam menjawabnya.
Karena disaat ia datang, ia sama sekali tidak melihat Hua Ling, bahkan sosok yang disebutkan Xiao Chen.
"Bukankah Linger... "
"Linger belum mati paman! Di-dia masih hidup!"
Xiao Chen kemudian menceritakan peristiwa yang telah terjadi. Xiao Bai yang mendengarnya terlihat sangat heran dibalik topengnya. Namun dia sendiri juga tidak mengetahui apapun.
"Lalu apa paman tahu dimana keberadaan gunung Yue Shao?" Tanya Xiao Chen.
"Yue Shao," gumam Xiao Bai kemudian menggelengkan kepalanya.
Xiao Chen menghela napas sejenak, setelah itu mereka berbincang sebentar mengenai Bai Yu, dan Bai Yi.
"Apa katamu? Alam atas terjadi perubahan yang sangat besar? Bahkan Dewi paviliun bunga telah jatuh?"
"Itu perkiraan ku saja, karena Bai Yu seharusnya berasa disamping Dewi paviliun bunga."
Xiao Bai mengerti, setelah itu Xiao Chen berbincang sebentar dengan pamannya. Hingga sore harinya.
"Paman, terimakasih telah membantuku. Kini aku harus mencari sumber daya alam yang dapat membantuku menerobos tingkat lagi," ucap Xiao Chen membungkuk hormat kepada pamannya.
"Chener, berhati hatilah," jawab Xiao Bai kemudian melihat punggung Xiao Chen yang mulai meninggalkannya.
Satu bulan kemudian.
Xiao Chen terus terbang, berhenti jika energi Qi nya telah terkuras saja. Selama satu bulan itu, Xiao Chen sengaja tidak memasuki kota, ataupun kerajaan terdekat. Karena bagaimanapun, kompetisi konferensi para tetua sekte akan dimulai. Ditengah perjalananya yang terasa sunyi itu, Xiao Chen merasa adanya sosok mata yang tengah mengawasinya.
"Entah siapa dia, yang pasti bukan sosok kakek tua yang telah bertemu denganku. Dan jelasnya, sosok yang terus mengawasiku ini bahkan lebih kuat dari para penguasa dialam atas," gumam Xiao Chen mulai resah.
Hingga tiba tiba, dari arah utara bayangan merah berkelebat cepat.
"Sial! Aku terlalu memikirkannya hingga tidak merasakan adanya hewan suci yang akan menabrakku."
Swuuuuung!
Aura naga yang begitu kental merembes dari tubuh Xiao Chen, kini ia mencoba menekan pergerakan sosok Phoenix kecil yang tengah membawa beberapa rombongan wanita dan pria paruh baya.
Kyaaaaaaaat!
Merasakan aura naga yang begitu agung, sosok Phoenix itu menghentikan secara paksa terbangnya.
"Siapa yang berani menghentikan rombongan sekte Phoenix!" Teriak salah satu tetua kemudian menatap Xiao Chen.
"Siapa kau..."
"Maaf, aku sedang tidak konsentrasi, jadi tidak merasakan adanya aura yang mendekat. Alhasil, aku hanya bisa menghentikan secara paksa," ucap Xiao Chen memberi hormat.
"Sialan! Jika tulus berikan aku berapa juta koin emas!" Tetua itu nyolot, namun dibenarkan oleh rombongannya.
"Apa kau ingin merampok ku, " ucap Xiao Chen tenang.
"Dasar brengsek! Kau kira kami siapa!"
Swuuuuuush!
Tetua itu melayang menuju kearah Xiao Chen dengan tatapan kesalnya.
"Memang siapa kalian? Aku juga tidak ingin tahu, bukankah aku telah meminta maaf?" Tanya Xiao Chen masih tidak terganggu.
"Lihatlah Kultivator ahli dari Kekaisaran Jiangnan ini tidak mengenal kita!"
"Hahahahaha!" Para rombongan tertawa puas.
"Berikan lima juta koin emas, setelah ini kami membiarkanmu pergi. Dan kurasa kau akan mengikuti konferensi di Pulau Bunga persik bukan? Maka lebih baik kau putuskan dengan baik, jika tidak kau akan menyesali perbuatanmu hari ini untuk selamanya!"
"Kau mengancamku?" Tanya Xiao Chen seperti tidak peduli.
"Kau..." Ucap sosok tetua itu tertahan hendak menyerang dan meledakan tubuh Xiao Chen dengan sekali serang.
"Huh baiklah. Terima ini, tapi bisakah kau antarkanku ke Pulau Bunga persik, jujur saja aku sudah lelah. Dan ingin mencari beberapa tumpangan," ucap Xiao Chen mengibaskan tangannya.
Muncul tiga puluh Kristal Dewa mengambang diatas langit.
"Kri-kristal Dewa!" Semua orang ternganga. Bahkan tetua yang ada dihadapan Xiao Chen mencoba tingkat keasliannya menggunakan giginya sendiri.
"Ini asli, bagaimana kita memberikan tumpangan saja, setelah tiba kita peras habis habisan dia. Kurasa dia menemukan harta yang tidak ternilai di Kekaisaran rendahan ini," telepati para tetua.
"Baik kita setuju, hasilnya kita bagi rata," ucap lainnya.
"Kau kira aku bodoh hehehe," ucap dalam hati Xiao Chen juga memiliki rencana tersendiri.
Setelah itu, Xiao Chen duduk didekat ekor sang Phoenix kecil. Dan akhirnya mereka berangkat bersama menuju pulau Bunga Persik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
dikoiku
ya...xiao chen kau sangat bodoh
2024-06-25
0
Ibad Moulay
Roh Giok Jiwa
2023-04-24
1
Asura
Thor sebaiknya jangan terlalu dihamburin kristal dewanya buat orang-orang alam menengah supaya gk banyak masalah
2023-02-26
0