Datang satu kubunuh satu, datang seratus kubunuh semuanya!

Menghela napas sejenak, Xiao Chen memejamkan matanya.

"Enyahlah dariku, atau kau mati...," Emosi Xiao Chen melonjak drastis. Bahkan aura naga yang selalu ia sembunyikan kini merembes dari tubuhnya.

"Lihat ini? Keberanian dari mana yang kau miliki ini! Apa kau tau aku siapa!" Bentak Shu Yuan kesal.

Manager toko sebenarnya ingin menghormati Xiao Chen, tapi identitas Shu Yuan lebih penting dimatanya. Apalagi kini Shu Yuan menawarkan harga yang sangat tinggi bagi tokonya. Karena ia tidak ingin melukai hati Xiao Chen, ia mencoba memberikan penawaran yang lebih bearti dari cambuk biasa didepannya.

"Tuan pendekar, bagaimana dengan pedang tingkat Dewa yang itu?" Sambil menunjuk, manager memberikan penawaran menariknya.

"Huh, sudah kukatakan barang yang aku mau... Tidak ada yang bisa mengambilnya!"

Swuuuuuush!

Aura naga yang samar samar, kini menjadi semakin terasa. Bahkan niat membunuh mulai muncul dimata Xiao Chen.

"Aura yang begitu menakutkan!" Ucap para Kultivator yang merasakannya.

Tubuh sang Manajer tidak luput dari rasa takut merasakan aura naga yang begitu mendominasi. Bahkan, ia bersiap memberikan kode keamanan pada anak buahnya jika terjadi pertarungan.

"Apa kristal ini cukup untuk membayarnya!" Xiao Chen mengibaskan tangannya.

Seketika ratusan Kristal Dewa beterbangan muncul dari ruang hampa. Semua orang yang melihat kristal ini membeku. Bahkan tidak ada yang berani bersuara satupun.

"Kri-kristal Dewa!" Ungkap terkejut sang Manager yang tersadar.

"Aku tanya apa ini cukup!" Xiao Chen yang kesal menatap dingin dibalik topengnya kearah sang Manager.

"Le-lebih dari cukup! Ba-bahkan kelebihan!" Ucapnya terbata bata.

"Baik aku akan mengambil cambuk ini," ucap Xiao Chen menyimpannya kedalam cincin ruang.

Sang Manager hanya mengangguk, kali ini tokonya untung sangat banyak. Bahkan jika dibandingkan dengan lima juta koin emas, ratusan Kristal Dewa lebih berharga dari koin emas itu sendiri.

Xiao Chen berjalan menurunu lantai tiga. Shu Yuan yang baru saja tersadar segera melesat dan hendak menyersng Xiao Chen dengan segenap kemampuannya.

"Dengan tingkatan kultivasi lemahmu ingin menyerang secara diam diam? Naif sekali...,"

Blaaaaaar!

Berbalik tubuh, Xiao Chen menyerang tepat di area perut. Tepatnya dimana meridian berada, dan hal itu membuat Shu Yuan muntah darah, sekaligus kehilangan kultivasi nya.

"Aarghhh! Kultivasi ku!" Teriaknya.

Sang Manager yang tidak mengetahui rencana busuk Shu Yuan hanya bisa mengeluarkan keringat dinginnya.

"Tu-tuan tunggu!" Sang Manager yang tidak ingin disalahkan pihak Kerajaan kemudian menghentikan langkah Xiao Chen.

"Apa pihak toko ingin ikut campur...," Nada terdengar sangat dingin, bahkan niat membunuh dimata Xiao Chen tidak ia sembunyikan.

"I-ini..." Ucap tertahan sang Manager.

Dhuuuuuaar!

Suar pemanggil bantuan Kerajaan tiba tiba berbunyi diluar toko senjata. Suar itu di nyalakan oleh prajurit pengawas Kerajaan yang mengetahui kondisi Shu Yuan.

"Jika ingin ikut campur tidak masalah, datang satu kubunuh satu, datang seratus kubunuh semuanya...,"

Xiao Chen berjalan santai menuruni lantai dua. Hingga akhirnya ia berhasil keluar dari toko, ternyata ribuan prajurit telah mengepungnya di sekitar toko senjata.

"Hmpp! Harusnya kau bersyukur bahwa aku tidak membunuh tuan muda kalian, tapi melihat ini..." Ucap Xiao Chen tertahan kemudian tangan kirinya ia arahkan kearah lantai tiga toko senjata disampingnya.

Swooooooosh! Blaaaaaar!

Daya hisap sangat kuat muncul dari tangan Xiao Chen menangkap leher Shu Yuan yang terseret.

"Ka-kau mau apa! Le-lepaskan aku!"

"Tentu membunuhmu!" Ucap Xiao Chen singkat.

Kraaaack!

Leher Shu Yuan patah, dan setelah itu Shu Yuan dinyatakan mati ditempat.

"Arghhhhh! Putraku! Tunggu apa lagi bunuh dia!" Suara menggema muncul dari belakang memerintah para prajurit yang bersiap menyerang.

Swooooooosh!

"Berhenti!" Seuliet rubah berekor lima muncul.

"Jika berani menyentuh tuan Xiao, kalian akan mati!" Ucap Bai Yi tegas.

Xiao Chen menatap Bai Yi dengan tatapan lembut.

"Yier, kembalilah dengan kakakmu. Aku bisa mengatasi mereka sendiri." Telepati Xiao Chen.

Bai Yi hanya diam ditempat, dia yang telah berjanji kepada kakaknya masih bersiteguh dengan janjinya.

"Memang keras kepala seperti kakaknya...," Mendesah pelan, Xiao Chen menatap kearah pria paruh baya dengan baju bangsawan berlari kearah mayat Shu Yuan.

"Prajurit! Tunggu apa lagi bunuh siluman dan si brengsek ini untukku!" Teriak murka Shu Hua.

Swuuuuuush! Swuuuuuush!

Ratusan prajurit bergerak menyerang Bai Yi, dan Xiao Chen. Disisi lain, Xiao Chen mengeluarkan cambuk yang telah ia beli.

Ctaaaaar! Ctaaaaar! Ctaaaaar!

Cambuk menari nari menyabet satu persatu tubuh prajurit yang mencoba menyersng Xiao Chen. Disisi lain, Bai Yi juga menyerang puluhan prajurit didepannya.

"Yier, jangan membunuh!" Ungkap Xiao Chen membuat Bai Yi mendengus kesal.

"Tuan mereka juga ingin membunuhmu! Kenapa kau berbelas kasih!"

"Yier mereka masih memiliki keluarga!"

Percakapan rubah dengan Xiao Chen membuat para prajurit terdiam, banyak dari mereka yang tersadar bahwa ternyata sosok pemuda bertopeng tidak ingin membunuh mereka hanya karena mereka memiliki keluarga.

"Kalian sudah tau alasanku hanya membuat kalian cedera. Jika masih ada yang maju menyerang, maka kalian pasti mati...," Ucap dingin Xiao Chen.

Shu Hua yang melihat prajuritnya hanya mematung berteriak kesetanan. Bahkan tidak tanggung, dirinya langsung menyerang Xiao Chen.

"Lemah!"

Slaaaaash! Slaaaaash!

Bukan Xiao Chen yang menyambut serangan Shu Hua, melainkan Bai Yi yang melepaskan serangan cakar kearah Shu Hua. Hingga lengan kiri Shu Hua telah terlepas dari tubuhnya.

"Ta-tanganku!" Shu Hua menahan rasa sakitnya dengan cara berteriak sekeras yang bisa ia lakukan.

"Jika kau masih bersikap seperti anakmu, aku tidak segan untuk membantumu bertemu dengannya." Ucap Xiao Chen yang kemudian berjalan menuju keluar gerbang Kerajaan.

Bai Yi yang memiliki sifat tengil pun berjalan dibelakang Xiao Chen sambil mengaum kecil untuk menakuti para prajurit. Namun ditengah para prajurit yang membuka jalan untuk Xiao Chen. Aura ranah Raja Langit tiga melesat menggunakan ilmu meringankan tubuhnya menuju kearah Xiao Chen.

"Siapapun yang membunuh cucu dan anakku pasti mati!" Teriak sosok yang berkelebat cepat.

Niat membunuh yang mereda, kini kembali bergejolak dimata Xiao Chen. Sebelum sosok itu tiba didepannya, Xiao Chen berbalik tubuh lalu melesat, dan akhirnya sebuah tinju mengerikan ia lancarkan tepat dikepala sosok kakek tua yang melesat kearahnya.

Pyaaaar!

Suara kepala hancur terdengar renyah seperti seseorang tengah memakan kacang kering. Bahkan semua orang merasa ngeri melihatnya.

"A-ayah...," Ucap pelan Shu Hua melihat ayahnya mati hanya dengan satu tinju.

Setelah memberikan peringatan berat, dengan santainya Xiao Chen berjalan bersama Bai Yi menuju gerbang Kerajaan. Beberapa menit setelah keluar, tangisan keras memenuhi Kerajaan Shu.

"Tuan kenapa kau mengampuni raja bodoh itu?" Tanya Bai Yi.

Terpopuler

Comments

Ibad Moulay

Ibad Moulay

Aura Naga 🐉

2023-04-24

1

ling ling

ling ling

buat sadis MC wkw

2023-02-27

0

Asura

Asura

keluarga kerajaan mati konyol semua

2023-02-25

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!