Xiao Chen terus mendengar pertarungan yang diceritakan. Bahkan tadinya yang ramai akan cerita berbeda. Mereka mulai mendengar cerita tentang sekte Naga Surgawi.
"Jika begitu, bukankah ketua sekte Naga Surgawi kini menjadi urutan dua puluh Kultivator teratas?"
"Yaa begitulah, tapi kita masih belum mengetahui kabar benarnya dari cerita ini."
***
Dikota Hong.
"Sial sial! Bahkan ketua sekte Kegelapan tewas ditangan ketua sekte Naga Surgawi. Jika begitu bukankah nyawaku..." Ucap Hong Gu tertahan, kini ia benar benar diliputi rasa ketakutan yang berlebihan.
***
Di sebuah altar yang memiliki garis diagram kuno.
"Uuuughhh!" Seorang kakek tua memuntahkan darah merahnya.
"Siapa dia... Tapi yang pasti, aku akan menghancurkannya! Berani beraninya dia tidak menghormatiku sama sekali! Bahkan kloning ku telah hancur olehnya...," Ucapannya menjadi sangat dingin.
***
Merasa hanya informasi konferensi yang sangat berguna baginya. Xiao Chen memutuskan untuk terbang kearah pulau Bunga Persik.
Setelah keluar dari kota Wei.
Xiao Chen terbang dengan kecepatan penuhnya, hingga merasa energinya terkuras lebih dari delapan puluh persen. Ia berhenti, lalu duduk bersila menyerap ratusan Kristal Dewa untuk ia bentuk menjadi energi Qi.
Beberapa jam kemudian setelah ratusan Kristal Dewa hancur. Xiao Chen kembali melanjutkan perjalanannya. Hingga tiba tiba, didepan sebuah danau.
Swuuuuuush!
Aura siluman yang begitu pekat ia rasakan. Menatap lekat ketengah danau itu, Xiao Chen merasa heran dengan ketertarikan siluman apa yang ada ditengah daratan danau.
Setelah mendarat.
Sebuah anak panah melesat cepat kearah jantungnya. Merasa serangan itu begitu lambat, Xiao Chen menghindarinya lalu menatap kearah sekelompok orang yang tengah bersiap kembali melepas anak panahnya.
"Kau siluman mati!"
Xiao Chen menaikan sebelah alisnya, karena ia tidak mengerti apa kesalahannya. Hingga lima anak panah yang meluncur kearahnya. Xiao Chen menghentikan menggunakan energi Qinya.
"Tuan tuan, maaf apa yang membuat anda menyerang saya?" Tanya Xiao Chen heran.
"Dasar siluman keparat! Ayo bunuh dia!"
Sekelompok orang yang tak lain penduduk desa sekitar danau menyerang lagi kearah Xiao Chen. Menghela napas sejenak mencoba menyetabilkan emosinya sendiri. Xiao Chen menghindari beberapa serangan kearahnya. Hingga seorang remaja berumur lima belas tahun ikut menyerangnya.
"Ini..." Ucap Xiao Chen yang kemudian menghempaskan secuil energi Qinya menyebabkan tekanan pada gerakan mereka.
"Di-dia benar benar siluman itu!" Salah satu penduduk terbata bata.
"Ta-tapi siluman itu wanita!" Timpal lainnya.
"Mungkinkah dia suaminya! Makanya datang kembali kesini untuk mencari tumbal!"
Xiao Chen hanya bisa tersenyum dibalik topeng emasnya.
"Paman, saudara... " Saat hendak memberi penjelasan ucapannya terpotong.
"Siapa paman dan saudaramu! Kami tidak rela menganggapmu sebagai saudaraku! Bahkan ponakanku dasar siluman tidak punya nurani!" Potong salah satu pria yang kesal.
Swuuuuush!
Sebuah Qi kecil menutup rapat mulut mereka yang akan memberi komentar mereka masing masing. Setelah tenang, dan mereka masih mematung. Xiao Chen menghampiri remaja berumur lima belas tahun yang kini gemetar akibat rasa takut yang berlebihan.
"Anak muda, katakan apa yang sebenarnya terjadi? Karena kakak sungguh tidak tau apa yang membuat kalian marah?"
"Eh ini... " Pemuda itu terdiam, namun menatap kedua bola mata yang berada didalam topeng. Ia melihat sosok di depannya adalah orang yang cukup baik.
Sekilas remaja itu kembali menatap para penduduk yang kini hanya bisa menggelengkan kepalanya. Namun seketika remaja itu tiba tiba menangis.
"Huhuhu! Ayah dan ibuku mati ditelan siluman wanita cantik! Di-dia sangat jahat, tidak hanya ayah ibuku, kerabat penduduk desa di sekitar sinipun mengalami hal yang sama!" Ucap remaja itu teringat tulang belulang mayat kedua orang tuanya.
Xiao Chen mengangguk, setelah itu mengibaskan tangannya. Tak lama, energi Qi yang menekan, dan menutup mulut para penduduk hilang dengan sendirinya. Para warga pun bersiap menyerang kembali.
"Maaf saudaraku, aku turut berduka cita atas apa yang terjadi di desa sekitar danau ini. Tapi mengenai hal ini, aku sungguh tidak tahu apa apa. Saya hanya tidak lain singgah menikmati indahnya danau ini disiang hari," Xiao Chen memberikan penjelasan.
Mereka terdiam, setelah mendengar penjelasan Xiao Chen mereka akhirnya meminta maaf. Namun melihat penyesalan mereka yang begitu tulus, Xiao Chen tak segan segan meminta cerita kebenaran yang diceritakan remaja berumur lima belas tahun kepadanya.
"Saudara itu benar, karena hal ini kami selalu mencurigai orang asing. Bahkan kul-kul-... "
"Kultivator yang datang kemari! Karena kami tidak mengetahui perbedaan kultivator yang asli dengan siluman jahat!" Timpal lainnya.
Xiao Chen hanya mengangguk mengerti. Namun karena ia sendiri tertarik dengan siluman yang ada ditengah daratan danau. Xiao Chen segera memberi niat bantuan kepada mereka.
"Bagaimana apa kalian bisa percaya denganku?"
"Tapi dia sangat kuat saudara! Takutnya jika kau kalah... " Ucap salah satu pria tertahan karena tau nantinya nasib mereka.
"Tenanglah, siluman itu tidak akan berhasil menangkap ataupun melukai kalian meski tiba kemari. Apa kalian percaya?"
"..." Mereka semua terdiam lalu saling pandang.
"Benar juga, kita tidak punya pilihan lain selain ini. Jika tidak mencoba sama saja kita akan mati satu persatu! Saudara, bagaimana kita bantu saudara bertopeng ini bersama!" Ucap salah satunya mencoba memberikan semangat.
"Iyaaa! Itu benar aku setuju!"
"Kami setuju!"
Banyak yang setuju membuat Xiao Chen hanya bisa memberikan senyum hangat dibalik topengnya.
"Tenanglah, kalian tidak perlu ikut campur pertempuran ku jika terjadi," ucap Xiao Chen.
Swuuuuuush!
Sebuah aray berbentuk persegi dengan panjang dua puluh meter muncul. Aray emas itu merupakan pelindung yang dibentuk Xiao Chen agar kelak jika ia bertarung tidak membuat para penduduk terluka.
"Masuklah kedalam aray emas itu, kelak jika aku bertarung dengan siluman yang meresahkan itu, jangan keluar dari aray. Dan tetap tenang." Ucap Xiao Chen menunggu mereka memasuki aray.
Setelah mereka memasuki aray yang dibentuk olehnya sendiri. Xiao Chen menarik nafas dalam dalam, ia sendiri merasa siluman yang ada di tengah daratan danau sebenarnya baik. Karena ia sendiri tidak merasakan aura yang begitu mengerikan.
"Keluarlah dari sarangmu!" Teriak Xiao Chen menggunakan energi Qinya.
Sontak angin berhembus kencang, danau yang tadinya tenang kini bergejolak. Air didepan Xiao Chen juga bergulung gulung seperti tsunami mengirim pesan kearah daratan tengah danau.
"Siapa yang berani mengangguku! " Teriak suara wanita dari tengah daratan.
Gulungan ombak kini berbalik arah, menyapu kearah Xiao Chen. Para warga yang panik melihat gulungan air setinggi dua puluh meter hendak berlari. Namun suara remaja berumur lima belas tahun menghentikan langkah mereka.
"Paman, dan yang lain! Ingat pesan Kultivator bertopeng itu!"
Xiao Chen hanya tersenyum, kemudian ia menatap kearah gulungan air yang semakin mendekat. Beberapa detik kemudian, Xiao Chen melesat dan bersiap melepas tinjunya.
Dhuuuuuaar!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Ibad Moulay
Siluman Rubah 🦊
2023-04-24
1
Asura
lanjutt thor
2023-02-24
0