Hate You, Love You
"Dengan ini, aku mengikatmu dalam cinta. Semoga semua lancar sampai hari bahagia kita tiba," Danis menyematkan sebuah cincin berukir namanya di jari manis kekasihnya. Amara. Ia menatap penuh cinta pada kekasihnya itu.
Gadis itu tersenyum malu-malu, ia sungguh merasa bahagia luar biasa. Ini adalah hari pertunangan dengan sang kekasih yang sudah empat tahun ini menemaninya.
Amara jatuh cinta pada Danis sejak mereka pertama kali bertemu di kampus. Tak menyangka jika Danis pun ternyata merasakan hal yang sama. Tanpa banyak halangan yang berarti, keduanya pun sepakat untuk menjalin kasih.
Danis adalah cinta pertama dan juga terakhir bagi Amara. Empat tahun berlalu, cintanya pada Danis tak pernah berkurang sama sekali. Malah sebaliknya, cinta Amara semakin kuat hingga ia mau menerima pinangan dari lelaki itu.
Padahal Danis harus segera pergi ke luar negeri karena ia mendapatkan tawaran kerja di sana. Sedangkan Amara baru saja diterima di program pasca sarjana yang selalu diimpikannya.
Cinta Danis pada Amara, sama besarnya. Ia sangat memuja kekasihnya itu. Danis bekerja keras untuk mendapatkan karir yang baik karena tak ingin menyengsarakan hidup Amara nanti. Dengan kecerdasan dan kerja kerasnya, Danis mendapatkan pekerjaan di Boston Amerika serikat.
Gaji dan jenjang karir yang ditawarkan tidak main-main, hingga lelaki itu sangat bersyukur saat mendapatkannya. Tapi tentunya kontrak kerjanya pun sangatlah tak mudah. Danis harus bersedia menetap di perusahaan tersebut selama 5 tahun lamanya tanpa diizinkan untuk pulang.
Amara sangat pengertian, ia tahu apa yang Danis dapatkan adalah sesuatu yang laki-laki itu cita-citakan sejak lama. Hingga gadis itu mengizinkannya pergi, dengan perjanjian ia akan menyusulnya ke Amerika setelah kuliah S2- nya selesai.
Danis adalah seorang yatim piatu dari yang tumbuh di panti asuhan. Beruntung bagi Danis karena ia seorang yang sangat cerdas hingga ia bisa bersekolah dengan beasiswa penuh. Bahkan Danis bisa menjadi ketua Badan Eksekutif Mahasiswa di universitas tempatnya kuliah dulu bersama Amara. Dan untuk menghidupi dirinya, Danis bekerja keras. Melakukan banyak pekerjaan yang halal, tak heran jika keahlian yang dimilikinya sangat banyak.
Satu-satunya yang ia miliki di dunia ini hanya Amara. Untuk memantaskan dirinya bersanding dengan gadis itu, susah payah Danis mencari kesempatan kerja yang bisa membawanya ke dalam kesuksesan. Dan ketika Danis mendapatkannya, ia langsung mengikat Amara dengan cara bertunangan dengannya.
Amara menatap cincin yang melingkar di jari manisnya lekat-lekat. Sungguh ia tak menyangka jika dirinya kini bertunangan dengan sang kekasih. "Kamu bahagia ?" Tanya Danis.
Amara mengangguk pelan sambil tersenyum manis. "Sangat...," Jawabnya malu-malu.
Kedua orangtua Amara tersenyum bahagia juga haru. Bahkan sang mama menitikkan air matanya. Ia merasa bahagia anak gadisnya bertunangan dengan lelaki sebaik Danis. Empat tahun berhubungan, Danis bisa menjaga anak gadisnya dengan baik.
"Ayo sekarang kita makan dulu," ajak Mama Amara pada keduanya dan juga para tamu yang hadir di sana. Ada keluarga dekat dan juga beberapa tamu yang datang dari pihak Danis. Mereka adalah teman kuliah dan teman kerja Danis yang dulu.
"Makan seadanya saja ya," kata Mama Amara lagi. Ia memang tak menyiapkan makanan mewah. Maklum Amara pun dari keluarga yang sederhana. Seperti halnya Danis, Amara bisa sekolah hingga jenjang S2 pun karena beasiswa.
***
"Apalagi yang belum di kemas ?" Tanya Amara sembari memasukkan beberapa potong pakaian Danis ke dalam koper. Lelaki itu akan pergi besok pagi dan Amara membantunya berkemas.
"Sepertinya sudah semua," jawab Danis sembari mengusap-usap dagunya. Berpikir apa saja yang harus di bawanya. Saat ini keduanya tengah berada di dalam kamar kost Danis. Setelah acara pertunangan tadi, Amara ikut serta dengan kekasihnya itu untuk membantu Danis bersiap-siap.
"Pasport, visa, dokumen asuransi, dan lainnya sudah ?" Tanya Amara lagi.
"Hmm.. sudah aku masukkan ke dalam tas ransel," jawab Danis sembari menunjukkan sebuah ransel yang ia letakkan di sebelah ranjang.
"Nanti jangan lupa untuk sarapan sebelum kamu pergi bekerja. Minum vitamin, karena mungkin perbedaan iklim dan cuaca akan membuat daya tahan tubuhmu menurun. Hubungi aku jika sempat," ucap Amara dengan bibirnya yang gemetar. Sungguh ia merasa berat untuk berpisah dengan kekasihnya itu.
Danis pun berjongkok, ia samakan tubuhnya dengan Amara yang terduduk di atas lantai. Lalu ia menarik tubuh gadisnya ke dalam pelukan.
"Belum apa-apa aku sudah merindukanmu," Amara berkata lirih dan pundaknya naik turun, menandakan ia tengah menangis hebat.
"Aku pun berat meninggalkanmu, Ara. Tapi ini demi masa depan kita berdua. Dua tahun tidak akan terasa. Kamu belajar yang benar, agar bisa lulus tepat pada waktunya. Di Boston nanti, aku akan mencarikan kamu sebuah pekerjaan yang baik," Danis memeluk erat tubuh kekasihnya itu dan memberikan kata-kata penyemangat. Padahal ia sendiri pun tengah merasakan pergolakan batin yang menyiksa. Berjauhan dengan Amara adalah hal yang sangat berat untuknya.
"Begitu aku lulus, aku akan langsung menyusulmu," ucap Amara lagi.
Danis memgurai pelukannya. Ia amati wajah Amara yang sembab dan hidung memerah karena menangis. Meskipun begitu, Amara terlihat menggemaskan di mata Danis. "Hu'um aku akan menunggumu. Kita akan langsung menikah begitu kamu datang," ucap lelaki itu seraya membenamkan bibirnya di atas bibir Amara dan mengulumnya penuh perasaan.
Amara pejamkan matanya, menikmati ciuman itu dan membalasnya dengan cara yang sama. Danis semakin eratkan pelukannya dan memperdalam ciuman itu.
Amara meremas kaos Danis untuk berpegangan, ciuman itu terasa kian menuntut dan melenakan. Begitu pun Danis yang dengan tak sabaran menggiring Amara ke atas ranjang dan membaringkannya pelan.
"Aku sangat mencintaimu, Ara," gumam Danis di antara ciumannya.
"Akupun Danis, aku mencintaimu," balas Amara saat ciuman mereka terurai beberapa saat.
Naluri Danis sebagai pria dewasa membuat lelaki itu menginginkan Amara seutuhnya. Tak hanya cinta gadis itu saja, tapi ia juga menginginkan lebih dari itu.
Danis merangkak naik dan menindih tubuh Amara. Ia membenamkan kembali bibirnya di atas bibir Amara dan mengulumnya rasa-rasa (penuh perasaan). Nafas kedua memburu terengah-engah. Amara mengerang saat tangan Danis mulai bergerilya di tubuhnya.
"Aku mencintaimu, Ara," ucap Danis berulang kali, memanjakan indra pendengaran Amara. Gadis itu merasa melayang tinggi di awan karena kata-kata cinta dari mulut kekasihnya.
Ciuman Danis merambat turun, menyusuri leher jenjang kekasihnya. Kepala Amara terasa pening dan dadanya berdebar kencang tak karuan karena ini adalah pertama kalinya ia dan Danis melakukan kontak fisik yang begitu intimnya.
Memang ini bukanlah ciuman pertama mereka. Biasanya Amara dan Danis hanya berciuman bibir singkat saja sebagai tanda sayang. Tapi kini berbeda karena suasana hati mereka yang sedang kacau tak karuan akan rencana kepergian Danis.
Amara memejamkan matanya, menikmati ciuman mesra yang Danis berikan di lehernya. Namun, sedetik kemudian matanya membola saat ia rasakan tangan Danis mulai membuka kancing kemeja yang dikenakannya. "Jangan...," Ucap Amara spontan. Dan ia pun menahan laju tangan kekasihnya itu.
Danis pun tersentak, ia kembali ke alam sadarnya. Dengan perlahan ia pun menarik tubuhnya, tak lagi menindih Amara seperti tadi. "Maaf..," ucap Danis pelan. Ia sungguh merasa malu karena hampir saja melakukan hal yang tak bermoral pada gadis yang sangat dicintainya itu.
"Maafkan aku, Ara..," ucapnya lagi penuh penyesalan. "Seharusnya aku menjagamu, bukan merusakmu,"
Amara pun bangkit seraya membenahi pakaiannya yang kusut. "Ti- tidak semua salahmu, Danis. A- aku pun bersalah karena ikut terhanyut," ucap Amara sembari tundukkan kepalanya malu.
"Kita harus menahannya selama dua tahun. Aku akan menunggumu di sana," ucap Danis seraya menarik dagu Amara agar dapat menatap matanya.
"Dan selama itu aku akan setia padamu," balas Amara dengan yakinnya.
Danis tersenyum dan menarik tubuh Amara dalam pelukannya. "Aku pun akan setia padamu, Ara. Hanya kamu satu-satunya gadis yang aku cintai," ucapnya pelan.
"Sepertinya berbahaya jika kita terus berada di sini. Bagaimana kalau cari makan di luar ?" Ajak Amara.
Danis tertawa mendengarnya, tapi ia setuju dengan ajakan kekasihnya itu. "ayo.. tapi tunggu sebentar, aku harus menenangkan 'adikku' dulu," Danis tertunduk malu saat mengatakannya.
Apa yang Danis ucapkan sontak membua Amara berdiri untuk menjauhinya.
"Kamu jadi mengambil pekerjaan itu, Ara ?" Tanya Danis untuk mengalihkan perhatian gadisnya itu.
"Pekerjaan yang mana ?" Tanya Amara.
"Pekerjaan sebagai pelayan catering bersama sepupumu itu,"
"Ah ya ! Aku jadi mengambilnya. Lumayan besar bayarannya padahal waktu bekerjanya hanya sebentar saja," jawab Amara antusias. Ia tak tahu jika pekerjaan itu akan membuat jalan hidupnya berubah.
bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
YG LIKE KLH DGN YG VOTE, ACUNG JEMPOL BUAT TOTAL YG NGEVOTE INI NOVEL, YG KASIH JIGA LUMAYAN BANYAK..
2024-07-01
0
Sulaiman Efendy
MSH DI NEGARA SENDIRI SJA SDH HAMPIR KBABLASAN, APALAGI JIKA NNTI MRK BRDUAAN SAJA DIAMERIKA, APA BISA JAMIN MRK TDK BRZINAH.. LKI2 YG BAIK AKN MNJAGA KSUCIAN WANITANYA HINGGA SAH & HALAL, MAKANYA ISLAM MNGHARAMKN PACARAN. KRN BNYK MUDHARATNYA, TRUTAMA BSA MNJURUS K PRBUATAN ZINAH, INGAT DLM ISLAM, WANITA BSA MNJRUMUSKN 3 LAKI2 KDALAM NERAKA KRN ULAHNYA YG TDK MNUTUP AURAT, DN MMBIARKN LKI2 MNYENTUH DIRINYA. YAITU AYAHNYA, SUAMINYA DN SDR LAKI2NYA..
YG INDAH ITU PACARAN STELAH MNIKAH, KRN MAU NGAPA2IN SDH SAH DN HALAL.
2024-07-01
1
Sulaiman Efendy
MSKI MRK SDH PACARAN SLAMA 4 TH, DN PACARAN POSITIF, MSKI DLM ISLAM DIHARANKN BRPACARAN, TPI PANTASKH SEORANG WANITA PRGI MNEMUI LAKI2 YG BLM HALAL, BLM JDI MAHRAMNYA, KRN BARU SBATAS TUNANGAN, APALAGI JIKA NNTI MRK SATU ATAP. . APA IMAN MRK AKAN KUAT SPRTI 4 THN YG LALU.. APALAGI AMERIKA ADALAH NEGARA SUPERBEBAS, LKI & WANITA YG BLM PRNH MAKING LOVE MLH DIBULLY KUNO...
2024-07-01
1