I Love You, Bule 2

I Love You, Bule 2

Ara dan Al Bab 1

Saat tiba di bandara Turki, wanita yang telah sah menjadi istri dari pria kaya asal Turki itu terkagum-kagum melihat keindahan negara yang sekarang telah menjadi salah satu minat banyak wisatawan itu, karena sebelumnya wanita bernama Ara itu belum pernah ke Turki. Dan ini untuk pertama kalinya ia ke Turki dan akan tinggal menetap di sana bersama dengan sang suami.

Senyum di bibir Ara tidak luput dari pandangan Al, ia juga merasa senang saat melihat istrinya itu senang. Apalagi sebelumnya Al pernah menyakiti hati Ara, dan sekarang ia akan menebusnya agar Ara selalu bahagia di sampingnya.

"Ayo, Ara!" ajak Al sambil menggenggam tangan Ara dan membawa Ara keluar dari bandara.

Di luar, seorang pria setengah paruh baya langsung membukukan tubuhnya saat melihat Al. Dia adalah Abay supir di kediaman Erkem yang sudah lama mengabdikan diri kepada Erkem.

"Selamat datang kembali di Istanbul, Tuan," ujar Abay menyapa Tuannya yang sudah cukup lama tidak ia lihat, dan sekarang Tuannya itu sudah menjadi seorang suami dari perempuan yang berasal dari Indonesia.

Al tersenyum lalu menganggukan kepalanya, begitu pun Ara yang tersenyum ramah dan berterimakasih karena Abay sudah menyambutnya dengan ramah. Abay lalu membukakan pintu mobil untuk mereka berdua dan mempersilahkan keduanya masuk, karena sepertinya Erkem sudah menunggu kedatangan mereka.

Di perjalanan saat menuju kediaman Erkem, Ara terus melihat ke arah luar sambil tersenyum, Ara bahkan membuka kaca mobil untuk menghirup udara Turki yang begitu segar.

"Indah sekali," gumam Arabella seraya memejamkan matanya dan menikmati angin Turki yang menembus kulit putihnya.

Al yang melihat tingkah Ara merasa gemas sendiri, ia juga ikut tersenyum seolah kebahagiaan Ara adalah kebahagiaannya juga.

"Kau senang?" tanya Al kepada Ara, karena sedari tadi melihat Ara yang tidak berhenti tersenyum.

Ara yang sedang memejamkan matanya, langsung membuka matanya, lalu ia memalingkan wajahnya ke arah Al. Ia menganggukkan kepalanya antusias, dan senyum di bibirnya tidak luntur sedikit pun.

"Aku sangat senang, Al," jawab Ara. Tanpa Ara mengatakannya pun, wajah Ara sudah menggambarkan jika memang Ara begitu senang.

"Syukurlah, karena aku ingin selalu membuatmu bahagia." Al mencium tangan Ara yang sedari tadi tidak ia lepaskan.

Memerlukan waktu 1 jam untuk sampai di kediaman Erkem, dan akhirnya mereka pun sampai di depan pagar yang menjulang sangat tinggi.

Tidak lama, gerbang itu pun terbuka dan sekarang Ara bisa melihat semegah apa kediaman Erkem. Ara merasa berkecil hati saat melihat rumah keluarga Al, ternyata antara Al dan dirinya sungguh bagaikan langit dan bumi.

Ara terkagum-kagum melihat rumah yang begitu luas yang ada di depannya saat ini. Ara yang menyukai serial drama turki itu sekarang bisa melihat langsung bagaimana besarnya rumah orang-orang kaya di Turki. Bahkan rumah keluarga Al jauh lebih besar dari yang ada di drama Turki favoritnya itu.

Ara tersentak kaget saat Abay sudah membukakan pintu mobil untuknya, ia pun segera keluar dan mendekati Al.

Di luar kediaman Erkem pun, sudah ada Erkem dan beberapa orang yang tidak Ara kenali, tapi Ara bisa menyimpulkan jika mereka semua adalah kerabat dekat dari Al.

Al yang peka jika Ara pasti merasa gugup langsung menggenggam tangan Ara dengan hangat, seolah memberikan kekuatan agar Ara tidak gugup dan percaya diri selama berada di sisi Al.

Erkem langsung menghampiri Al dan memeluk tubuh cucunya itu, kedua tangannya mendekap tubuh kokoh Al, begitu pun Al yang membalas pelukan dari sang kakek 

Erkem juga memeluk tubuh mungil Ara, ia terlihat sangat tulus memeluk Ara, bahkan Erkem tersenyum ramah kepada Ara. Padahal sebelumnya Erkem sangat menentang keras hubungan Al dan Ara.

"Bagaimana perjalanan kalian?" tanya Erkem seraya membawa Ara ke depan Tuba dan anaknya, sedangkan Al mengikuti langkah kakeknya dari belakang.

"Cukup, baik," jawab Ara segan, dengan bahasa Turki nya yang belum terlalu fasih. Ara merasa cukup canggung bersama dengan Erkem, entah karena mereka belum cukup dekat atau karena ia merasa tidak pantas berada di posisi ini, yaitu menjadi istri dari Al.

Sambutan mewah dan ramah didapatkan oleh Ara saat tiba di sana dari Ekrem.

Sedangkan Tuba, dan kedua anaknya yaitu Burcu dan Gohan menatap Al dan Ara dengan tatapan tidak suka. Mereka sangat kesal dengan kedatangan Al dan istrinya itu.

Karena memang sebelumnya mereka tidak menyukai Al, dan sekarang Al membawa istrinya membuat mereka bertiga semakin tidak menyukai keberadaan Al dan Ara.

"Ini Tuba, Adik Kakek, dia Burcu dan Gohan, anak dari Tuba, dan di sebelah mereka adalah pasangan mereka," ujar Erkem menjelaskan dengan pelan agar Ara mudah memahami apa yang dikatakannya.

Erkem juga memperkenalkan Deniz dan Erce kepada Ara jika mereka berdua adalah cucu dari Tuba.

Ara tersenyum ramah kepada mereka. "Senang bertemu dengan kalian semua," kata Ara.

Ara bingung harus mengatakan apa lagi, selain belum terbiasa dengan bahasa Turki ia merasa canggung di hadapan mereka semua, pasalnya mereka melihat Ara dengan tatapan yang sulit sekali di artikan.

"Kami juga senang bertemu denganmu, semoga kau betah tinggal di rumah ini," kata Tuba mewakili anak-anak dan cucunya yang sepertinya enggan berbicara dengan Ara.

Dari kata-kata Tuba pun, seakan perkataan Tuba menyiratkan suatu hal. Kasarnya seolah Tuba sedang memperingatkan sesuatu kepada Ara, atau perkataan Tuba adalah sebaliknya.

Ara yang tidak mau berpikir negatif pun hanya tersenyum ramah dan membalas ucapan dari Tuba.

"Kau sangat cantik, pantas sekali Al mengejarmu sampai Indonesia," kata Burcu basa-basi, sekaligus mengambil hati Erkem.

Yang lainnya ikut tersenyum dan memuji Ara. Padahal di balik pujian mereka, mereka tidak menyukai Ara sedikit pun.

"Berbahagialah untuk saat ini, karena setelahnya aku akan membuat kebahagiaan kalian tidak akan bertahan lama, dan akan membuat kalian berdua berpisah secepatnya" ucap Tuba dalam hati.

Meksi pun Tuba tersenyum ramah kepada Ara, tapi hati Tuba tidak menyukai dengan kedatangan Al dan Ara. Padahal sebelumnya Tuba berdoa agar pesawat yang mereka tumpangi jatuh.

"Kau benar-benar membuat hatiku hancur, Al," ucap Erce dalam hati. Erce yang tidak pandai menyembunyikan perasaannya melayangkan tatapan yang tidak suka kepada Ara.

Setelah cukup menyapa keluarganya, Al cukup senang karena sepertinya keluarganya menerima kehadiran Ara, setidaknya di depan Ara dan tidak membuat Ara merasa tidak nyaman.

"Cepat ajak istrimu ke kamar, Al. Istrimu pasti kelelahan setelah berjam-jam berada di pesawat," kata Tuba memberikan kesan baik di pertemuan pertamanya dengan Ara.

"Baiklah, terimakasih telah mengerti, Bibi." Al tersenyum lalu membawa Ara ke dalam rumah dan pergi ke lantai atas.

Al membawa Ara menuju kamarnya, kamar yang belum pernah ia tempati dengan gadis mana pun. Dan sekarang ia telah membawa penghuni baru ke kamarnya.

Al pun membukakan pintu kamarnya seraya tersenyum, dan saat Al melihat kamarnya, senyum di bibir Al seketika luntur dan wajah Al terlihat sangat terkejut.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!