Ara & Al Bab 3

Semburat jingga langit senja menghiasi langit Turki sore ini ditambah dengan semilir angin membuat suasana sore hari ini terasa nyaman. Ara menatap kagum keindahan alam yang ada di depan matanya dari balik kaca jendela kamar Al yang berada di lantai 2. Hingga tiba-tiba sebuah tangan menepuk pundaknya yang membuat Ara terkejut dan seketika tersadar dari lamunannya.

 

“Apa yang kau lihat?” tanya Al sambil memeluk Ara dari belakang.

 

“Langit sore ini terlihat indah,” sahut Ara tersenyum.

 

“Begitu rupanya, tapi kau harus segera mandi karena sebentar lagi makan malam tiba. Kau tidak ingin Kakek dan lainnya menunggu kita terlalu lama bukan?” ujar Al.

 

“Ah … Baiklah, aku akan mandi sekarang,” sahut Ara kemudian masuk ke dalam kamar mandi.

 

Malam pun tiba, Ekram tengah duduk di meja makan sambil membaca sebuah buku, menunggu waktu makan malam tiba. Sesekali ia melirik jam tangannya karena belum ada satupun dari mereka yang turun untuk bersiap makan malam. Beberapa saat kemudian, Afet dan dua pelayanan lainnya keluar dari dapur membawa berbagai menu hidangan untuk makan malam. Seluruh meja makan penuh dengan hidangan spesial, Ekram melakukan ini sebagai bentuk penyambutan kedatangan Ara di keluarga mereka.

 

“Afet, panggil semua orang di rumah ini untuk makan malam,” perintah Ekram pada Afet, salah satu pelayanan di rumah ini.

 

“Baik, Tuan,” sahut Afet.

 

Beberapa menit kemudian, seluruh meja makan telah dipenuhi oleh seluruh anggota keluarga Ekram, tentu saja tak terkecuali Al dan Ara. Ketika makan malam berlangsung, terlihat jika Ekram sangat perhatian pada Al dan Ara. Hal itu membuat keluarganya yang lain semakin iri, terutama Erce yang sangat membenci Ara sejak pertama kali datang ke rumah ini.

 

“Kau menyukai makanan ini, Ara?” tanya Ekram pada Ara yang terlihat menikmati hidangan di meja ini.

 

“Ya, aku belum pernah makan hidangan seperti ini sebelumnya, dan ini sangat lezat,” sahut Ara.

 

“Aku senang jika kau menyukainya, makanlah sepuasnya,” ucapp Ekram sambil tersenyum.

 

Erce tak bisa mengalihkan pandangannya dari Ara yang duduk di hadapannya. Tatapan sinis dari Erce rupanya disadari oleh Ara yang membuatnya menjadi serba salah. Namun, karena Ara menyadari jika dia adalah pendatang di rumah ini maka ia berusaha untuk tetap bersikap ramah pada Erce.

 

“Dasar perempuan murahan, dia pikir bisa begitu saja mendapatkan hati Kakek Ekram dan Al. Lihat saja cepat atau lambat aku akan mendepakmu keluar dari rumah ini,” ujar Erce dalam hati.

 

Setelah makan malam selesai, Ara dan Al memutuskan untuk langsung kembali ke kamar mereka karena ingin beristirahat. Tentu saja Ekram mempersilahkan, sedangkan beberapa anggota keluarga yang lain masih berkumpul di ruang tengah untuk sekedar mengobrol bersama. Lagi-lagi Erce menatap sinis punggung Ara dan Al yang berlalu meninggalkan meja makan.

 

Erce memilih untuk bergabung dengan keluarga yang lain di ruang tengah sambil menikmati secangkir teh. Keluarga besar Ekram memang memiliki kebiasaan seperti ini sejak dulu. Mereka selalu menghabiskan waktunya setelah selesai makan malam untuk sekedar bercengkrama.

 

Namun, kali ini Erce memilih untuk duduk agak menjauh dari yang lainnya karena perasaan kesal yang terus menyelimutinya. Burcu yang menyadari jika putrinya sedang tidak baik-baik saja, lalu berjalan menghampiri Erce.

 

“Apa yang sedang kau pikirkan, Nak? Sedari tadi di meja makan kau hanya terdiam tak seperti biasanya,” ucap Burcu sambil berbisik.

 

“Aku benar-benar merasa terganggu dengan kedatangan perempuan itu di rumah ini,” sahut Erce dengan wajah kesal.

 

“Oh sayang, bukan hanya dirimu saja yang tidak suka dengan Ara, tapi aku dan Nenek Tuba juga merasakan hal yang sama. Sepertinya kau harus bicara pada Kakek Ekram agar ia mempertimbangkan jika mau menampung Al dan istrinya di rumah ini,” ujar Burcu yang semakin membuat suasana hati Erce menjadi panas.

 

Erce terdiam sejenak memandang Burcu, ia kemudian mengangguk dan berjalan menuju sofa, duduk di samping Ekram yang sedang bercengkrama dengan anggota keluarga yang lain. Erce berpura-pura ikut mengobrol bersama yang lainnya, namun pada akhirnya ia menggiring pembicaraan tentang kedatangan Ara di rumah ini. Hal itu sontak membuat Ekram dan lainnya terdiam dan mengalihkan pandangannya pada Erce.

 

“Kakek, apakah tidak berlebihan jika ada orang yang baru saja masuk ke dalam rumah ini dan tiba-tiba meminta banyak sekali fasilitas yang mewah?” tanya Erce.

 

“Apa maksudmu?” tanya Ekram.

 

“Yang aku maksud adalah Ara. Dia baru saja datang kemari tapi sudah meminta banyak sekali fasilitas dan ….” ujar Erce kemudian dipotong oleh Ekram.

 

“Sudahlah Erce, jangan bicara yang tidak-tidak tentang Ara, lagipula ia sudah menjadi bagian dari keluarga ini jadi wajar jika ia juga menikmati fasilitas yang ada di rumah ini,” ucap Ekram.

 

Ekram kemudian berlalu meninggalkan mereka semua di ruang tengah dan menuju ke kamarnya. Meskipun Ekram tak menggubris apa yang diucapkan oleh Erce, ia tetap berusaha menambah api di hati di keluarga mereka yang iri pada Al. Erce mempengaruhi mereka semua agar ikut memojokkan Ara dan Al di rumah ini.  Dan perlahan keluarganya mulai terpengaruh dengan ucapan Erce yang semakin didukung oleh Burcu dan Tuba.

 

“Apa kalian merasa adil dengan semua ini? Lihatlah kita sebagai keluarga kandung saja tidak pernah mendapatkan fasilitas seperti Ara. Sedangkan Ara yang bukan siapa-siapa justru banyak dimanjakan oleh harta benda yang mewah,” ucap Erce berusaha mempengaruhi keluarganya.

 

“Ya, benar apa yang dikatakan oleh Erce bahkan sejak kedatangan Ara di rumah ini, Ekram terlihat selalu memanjakannya,” timpal Tuba.

 

“Ara hanyalah wanita yang menginginkan harta Al. Sudah terlihat bukan, ia baru datang tetapi sudah meminta semua kemewahan yang ada,” ucap Erce.

 

“Apakah memang benar seperti itu? Kukira ia wanita baik-baik, ternyata ia punya maksud tersembunyi,” tutur Gohan.

 

Erce terus memojokkan Ara di depan keluarga besarnya untuk mempengaruhi keluarganya agar membenci Ara. Mereka menjadi semakin membenci Ara karena menganggap bahwa keberadaanya di sini dapat mengambil alih seluruh kekayaan milik keluarga ini. Mereka percaya dengan semua ucapan Erce, padahal mereka tidak tahu tentang kebenaran yang sesungguhnya. Mereka tidak tahu jika semua fasilitas yang diberikan untuk Ara memang atas ide Ekrem.

 

“Kalian harus percaya padaku, jika semua yang dilakukan Kakek Ekrem itu pasti berdasarkan desakan Al dan Ara,” tutur Erce.

 

Mendengar hal itu, sontak mereka segera mencari cara dan menyusun rencana untuk menyingkirkan Ara. Tentu saja Erce juga memanfaatkan situasi tersebut untuk membuat Al dan Ara terpisah. Erce tidak akan pernah merelakan Al untuk jatuh ke tangan wanita seperti Ara.

 

 

 

Terpopuler

Comments

lovely

lovely

kasihan bnyk yg iri🤔

2023-02-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!