Ara & Al Bab 6

 

Setelah Al dan Arabella duduk di kursi mereka masing-masing, sorot mata tajam dari keluarga Al yang lain terang-terangan menatap ke arah mereka.

 

Namun Al dan Arabella mengabaikan hal itu dan tersenyum pada Ekrem.

 

“Maaf ya, Kakek. Kami terlambat karena ada urusan sebentar tadi.” Arabella tersenyum malu pada Ekrem. Ia tidak bisa menjelaskan urusan apa yang dilakukannya bersama Al di dalam kamar tadi.

 

Ekrem tersenyum dan menganggukkan kepalanya, mengerti akan situasi yang terjadi antara Arabella dan Al.

 

“Kalian tidak perlu meminta maaf. Ayo sekarang kita mulai sarapannya.”

 

Ara dan Al tersenyum lalu mulai mengambil makanan untuk mereka.

 

“Kau suka ini, bukan? Makanlah yang banyak.” Al meletakkan lauk lainnya pada piring Arabella.

 

Arabella tersipu malu karena apa yang dilakukan oleh Al tentu saja dilihat oleh keluarga Al yang lain. “Terima kasih, Al. Kau juga makanlah ini.”

 

Adegan romantis mereka itu tentu saja tidak luput dari mata Erce. Ia mengepal erat karena cemburu akan kedekatan Arabella dan Al yang menunjukkan secara langsung hal itu di depan mereka.

 

“Makanlah yang benar, jangan membuat malu yang lain.” Suara jengah dari Tuba yang terdengar menyindir Arabella dan Al.

 

Al menoleh sebentar pada Tuba lalu kembali mengabaikannya. “Kalian fokus saja pada makanan kalian. Jika tidak suka, silahkan tutup mata kalian.”

 

Tuba mengepalkan tangannya erat karena merasa kesal dengan balasan dari Al. “Kalian bisa melakukan hal itu di dalam kamar kalian, tidak di meja makan seperti ini. itu bukanlah hal baik.”

 

Tuba tentunya tidak ingin kalah dari Al yang jauh lebih muda dibandingkan dirinya.

 

Al memasang wajah datar menatap Tuba. “Ini hal wajar yang dilakukan oleh pasangan suami istri seperti kami. Aku rasa kalian bisa mengerti hal itu tanpa perlu aku menjelaskannya lagi.”

 

Ekrem yang melihat situasi di meja makan itu mulai memanas akibat perang mulut antara Al dan Tuba, ia berdehem keras untuk mengalihkan perhatian mereka padanya. “Tidak baik bertengkar di depan makanan seperti ini. Lanjutkan makan kalian.”

 

Tuba merasa kesal dan marah pada Al namun ia tidak punya pilihan lain selain menuruti perkataan Ekrem.

 

Mereka akhirnya sarapan dengan lancar walaupun suasana di sekitar meja makan itu mulai mencanggung akibat perang mulut tadi.

 

Al bangkit dari duduknya setelah ia menghabiskan makanan yang ada di piringnya. “Aku pamit dulu ya. Sudah waktunya aku ke kantor,” ucapnya kepada Ara yang masih menghabiskan makanan miliknya.

 

Al memang sudah cuti cukup lama dari perusahaannya sehingga hari ini ia harus pergi ke perusahaan dan menyelesaikan pekerjaanya yang sempat tertunda karena cutinya itu.

 

Arabella menoleh pada Al lalu menganggukkan kepalanya. “Hati-hati di jalan ya.”

 

Al tersenyum lalu mengelus sayang kepala Arabella. Ia mendekatkan wajahnya pada Arabella lalu mengecup lembut kening Arabella. “Kau juga hati-hati di rumah ini ya. Jika terjadi sesuatu, kau bisa langsung menghubungiku.”

 

Arabella mengernyit bingung dengan perkataan Al. Belum sempat ia mengeluarkan suaranya untuk bertanya pada Al, Al lebih dulu membisikkan sesuatu di telinganya.

 

“Kau hanya perlu tetap menjadi Ara yang aku kenal. Tetaplah jadi Ara yang tidak mudah untuk ditindas oleh orang lain. apapun yang kau lakukan, aku akan mendukungnya.”

 

Al menjauhkan dirinya lalu tersenyum penuh arti pada Arabella. Ia dapat melihat raut wajah bingung yang tercetak jelas di wajah cantik Arabella.

 

Tanpa membiarkan Arabella bertanya lebih lanjut, Al dan Ekrem, begitu juga dengan Gohan, berjalan keluar dari rumah itu dan menuju perusahaan mereka.

 

Arabella menatap kepergian Al dengan tanda tanya besar di dalam pikirannya. Ia menghela nafas pelan lalu melanjutkan makannya yang hanya tersisa sedikit itu.

 

Erce dan Burcu saling pandang sebentar sebelum menatap Arabella dengan sorot mata tajam mereka. “Setelah ini kau bereskan semua piring kotor ini. kau telah menjadi menantu di sini, jadi kau harus berguna di rumah ini.”

 

Arabella mengelap bibirnya sebelum menatap kepada Erce dan Burcu yang sedang memandangnya.

 

Arabella mulai mengerti akan perkataan Al sebelum ia pergi tadi.

 

Arbella menutup matanya sejenak sebelum kembali menatap santai pada Erce dan Burcu. “Sekalipun aku adalah menantu di rumah ini, itu bukanlah pekerjaanku sebagai seorang menantu.”

 

Tuba mendengus kesal mendengar balasan dari Arabella. “Kau baru datang ke rumah ini jadi kau pastinya tidak tahu apa-apa mengenai keluarga ini. Apa yang mereka katakan tadi itu benar, Kau harus membersihkan semua ini agar kau lebih tahu mengenai keluarga ini.”

 

Arabella tersenyum tipis lalu bangkit dari duduknya. Ia menatap Tuba dengan raut wajah yang dibuat sepolos mungkin. “Kenapa harus membersihkan semua ini dulu agar aku bisa mengetahui mengenai keluarga ini? jika aku ingin mengetahui mengenai keluarga ini maka aku bisa menanyakannya secara langsung kepada Al. Tapi terima kasih atas pengertian kalian karena sudah memberitahuku mengenai hal itu.”

 

Tuba mengepal erat merasakan sindiran halus yang disampaikan Arabella kepada mereka. Ia yang selalu paling tua dan dihormati di sana merasa kesal akan perkataan Arabella.

 

Tuba menoleh pada para pelayan dan melambaikan tangannya untuk memanggil salah satu pelayan tersebut.

 

“Katakan pada pelayan lain untuk pergi beristirahat. Semua pekerjaan rumah akan diurus oleh Arabella,” ucap Tuba kepada pelayan tersebut.

 

Arabella menyeringai mendengar perkataan Tuba kepada pelayan tersebut. ia mengambil ponselnya dan mencari nomor seseorang untuk dihubunginya.

 

Namun sebelum ia mendekatkan ponselnya di telinganya, tangan Erce lebih dulu merampas ponselnya itu.

 

“Jangan berani menghubungi siapa-siapa!’ Erce kesal dengan tingkah laku Arabella yang terlihat santai menghadapi mereka. Bahkan Arabella tidak gentar melawan semua perkataan Tuba padanya.

 

Erce memandang layar ponsel Arabella untuk melihat siapa yang akan dihubungi oleh Arabella.

 

Hatinya semakin panas ketika melihat nama kontak yang ada di layar ponsel Arabella bertuliskan ‘My Husband’. Belum lagi ada emoticon love di samping nama itu.

 

Erce tentu tahu siapa pemilik nama kontak tersebut. siapa lagi jika bukan Al.

 

Erce mendelik menatap Arabella sembari meremas serta ponsel milik Arabella. “Apa yang kau inginkan?! Kenapa kau ingin menghubungi Al?!”

 

Erce menunjukkan layar ponsel Arabella ke hadapan wajah Arabella.

 

Arabella hanya menanggapinya dengan senyuman santai. “Memangnya apa lagi. Tentu saja aku akan melaporkan hal ini kepada Al. Semua yang kalian katakan padaku.”

 

Tuba yang mendengar hal itu langsung menghela nafas kasar. Saat ini mereka tidak ada pilihan lain selain membiarkan Arabella.

 

“Burcu, Erce, kalian pergilah. Jangan membuat keributan lain di sini.” Tuba menatap kepada Burcu dan Erce dengan sorot mata tajam.

 

Burcu dan Erce mengepalkan tangannya erat mendengar perintah dari Tuba. Mereka terpaksa menurutinya dan meninggalkan Tuba dan Arabella di sana.

 

 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!