Burcu dan Erce sedang berada menyusun beberapa buah-buahan segar di dalam kamar perawatan Ekram. Kebetulan Ekram sedang tidur nyenyak karena baru saja minum obat. Tuba berjalan mendekat ke arah mereka, dan mengatakan jika ia masih punya rencana lain untuk menyingkirkan Ara dari sini. Mereka semakin yakin bisa mengambil hati Ekram dan mempengaruhinya untuk membenci Ara.
“Kalian lihat bukan, semakin hari Ekram percaya dengan ucapanku, sekarang tinggal bagaimana kita menyusun rencana selanjutnya untuk membuat Al berpihak pada kita,” bisik Tuba.
“Aku setuju, tapi kita tak boleh gegabah karena bisa jadi Al menaruh curiga pada kita,” sahut Burcu.
“Mama dan Nenek tenang saja, masalah Al biar aku yang urus,” tutur Erce.
Malam pun tiba, Ara dan Al kembali ke rumah sakit untuk menemani Ekram. Tapi ada yang berbeda, semua orang seolah tak menganggap keberadaan Ara di tengah-tengah mereka. Momen malam ini kembali dimanfaatkan oleh Tuba dan Burcu untuk menjebak Ara. Saat Erce sedang berpapasan dengan Ara, tanpa sepengetahuan Ara, ia memasukkan sebuah racun ke dalam kantong saku blazer yang dikenakan oleh Ara.
Ketika Al sedang duduk menyuapi Ekram makan malam, Burcu meminta Ara untuk membelikan makanan ringan di minimarket yang ada di depan rumah sakit. Ara beranjak dari tempat duduknya, di saat yang bersamaan Erce juga pura-pura ingin pergi ke belakang, dan secara tidak sengaja menabrak tubuh Ara hingga terjatuh. Al segera menghampiri Ara untuk menolongnya, tapi ada sesuatu yang mencuri perhatian Al. Sebuah bungkusan warna putih di samping Ara.
“Apa ini?” tanya Al sambil mengambil bungkusan tersebut.
“Entah aku tidak tahu kenapa itu bisa ada di dalam saku bajuku,” sahut Ara.
“Aromanya seperti arsenik,” ujar Al.
“Iya benar ini memang arsenik,” timpal Gohan mengambil bungkusan itu dari tangan Al dan menciumnya.
“Jadi dugaan kita selama ini benar, bukan?” ucap Tuba.
Semua orang dalam ruangan itu mendadak hening tak percaya dengan apa yang mereka lihat di depan mata saat ini. Termasuk Al, dia menatap tajam ke arah Ara perlahan kecurigaan mulai menguasai diri Al. Ditambah semua anggota keluarganya justru menjadi provokator untuk menyalahkan Ara.
“Ara, bisa kau jelaskan ini padaku?” tanya Al dengan tatapan serius.
“Aku … Aku benar-benar tidak tahu kenapa bubuk arsenik itu bisa ada di dalam saku bajuku,” sahut Ara gemetar.
“Bohong! Sudah jelas racun ini ada disaku bajumu, tak perlu mengelak lagi, Ara!” ujar Tuba.
Ara menatap semua orang yang mulai terlihat mencurigainya termasuk Ekrem dan Al. Meski awalnya tidak ada bukti yang kuat untuk menuduh Ara pada kejadian beberapa hari lalu, tetapi kini fakta seolah membuktikan jika Ara memang berkaitan langsung dengan kasus keracunan yang dialami Ekrem. Selain itu, selama ini Ara lah yang selalu merawat Ekrem jadi wajar jika semua kecurigaan mengarah padanya.
Posisi Ara menjadi semakin tersudutkan, ia berusaha untuk menyakinkan Al bahwa bukan dirinya yang melakukan ini semua. Tapi usaha Ara seolah percuma karena Al sudah mulai tak mempercayainya.
“Aku mohon percayalah padaku, bukan aku yang melakukan ini semua,” ucap Ara sambil memegang tangan Al.
“Tapi buktinya bubuk arsenik itu ada di saku bajumu, Ara. Sekarang bisakah kau menjelaskan alasan yang bisa membuatku percaya padamu?” tanya Al dengan nada tinggi.
“Ara, apakah benar kau sengaja memasukkan racun itu ke dalam makananku?” tanya Ekram.
“Aku berani bersumpah demi apapun, bukan aku yang melakukannya,” ucap Ara sambil menangis.
Namun sekeras apapun Ara mencoba meyakinkan mereka, tetap saja setiap kata yang keluar dari mulutnya tak dipercaya lagi oleh orang-orang di rumah ini. Ara yang sudah kehilangan kata-kata hanya bisa diam dan menangis. Tanpa berpikir panjang, Ara kemudian keluar dari ruang kamar Ekram dan berlari turun ke lantai satu, ia ingin pulang saja rasanya. Al sebenarnya ingin mengejarnya, tapi ditahan oleh Erce. Semua orang di ruangan ini mulai berhasil mempengaruhi Al.
“Sudah Al, jangan kau kejar. Kau lihat sendiri kan, dia seperti orang yang ketakutan? Bukti itu sudah cukup menunjukkan bahwa ia pelakunya,” ujar Erce.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments