Bel pulang sudah berbunyi menandakan pelajaran akan berakhir dan semua murid bisa pulang ke rumah masing-masing. Seperti saat ini semua murid berhamburan keluar untuk meninggalkan sekolah. Ara yang sedari tadi menulis menghentikan kegiatannya dan mulai memasukkan semua alat tulisnya ke tas hitam miliknya.
"Baik anak-anak, kita akhiri pembelajaran hari ini. Jangan lupa kerjakan tugas yang ibu berikan, minggu depan semuanya harus selesai." Jelas Bu Rika selaku guru kimia.
"Baik bu." Semuanya serentak mengatakan itu.
Setelah Bu Rika keluar kelas, semua murid juga mengikuti dari belakang untuk meninggalkan kelas.
"Ra, kita duluan ya." Ujar Dita.
"Iya kalian hati-hati ya."
Kini tinggal Ara dan Maudy yang berada di kelas. Maudy menghampiri Ara dan mengajaknya pulang bersama.
"Kak, ayo." Mendengar suara itu, Ara langsung menoleh dan tersenyum saat melihat adiknya berada di sampingnya.
"Kakak masih gak nyangka kamu masih hidup." Ujar Ara sedih.
"Iih kakak udah dong jangan sedih lagi." Jawab Maudy.
Ara menghapus air mata yang mengalir di pipinya "Kakak kangen kamu, ira." Ara langsung memeluk tubuh gadis itu.
Gadis cupu yang memakai kacamata bulat itu adik dari seorang Arana, ia adalah Irana Maudyah Atmaja. Gadis yang sudah dinyatakan hilang beberapa minggu yang lalu. Kenyataan yang saat ini Ara lihat membuatnya sedih dan bahagia dalam waktu bersamaan. Dia tidak menyangka jika adiknya itu masih hidup.
"Kangen kakak juga." Ira membalas pelukan sang kakak tak kalah erat.
Kejadian di uks tadi yang membuat Ara tahu tentang kebenaran ini.
*Flashback on*
"Ini aku kak."
Perkataan itu membuat jantung Ara berdetak dua kali lebih cepat dari sebelumnya. Dia tidak salah dengarkan? Apa yang dikatakan gadis di depannya ini?
Ara melepaskan pelukannya dan menatap lekat wajah gadis di depannya.
"Ka-kamu..." Ujarnya terbata-bata saat mulai meneliti setiap lekuk wajah Maudy.
"Iya kak ini aku ira."
Pecah sudah tangisan Ara, dia langsung memeluk tubuh itu setelah mendengar pengakuan tentang gadis di depannya.
"Hiks...hiks... Ira, kakak kangen." Tangisnya sesenggukan.
Ira juga saat ini sudah berlinang air mata "Ira lebih kangen kakak." Ujar Ira.
"Kenapa?" Ara melepaskan pelukannya dan mulai bertanya.
"kenapa baru sekarang Ira? Kakak udah lama nyariin kamu. Kakak tau kalo kamu masih hidup tapi beberapa hari terakhir kakak gak nemuin apa-apa. Kakak hampir nyerah Ra." Jelasnya dengan mata memerah menatap sang adik.
"A-aku baru sembuh kak." Ira mengalihkan pandangannya saat Ara menatapnya intens.
"Kamu kemana selama ini Ra? Kakak nyariin kamu."
"Maafin Ira kak. Waktu Ira kecelakaan Ira liat ada perempuan yang deketin mobil Ira. Ira gak bisa liat soalnya posisi mobil Ira kebalik pas itu."
Ara menghapus air matanya dan mendengarkan penjelasan Ira.
"Ira gak tau apa yang dia omongin. Tapi terakhir yng Ira liat ada sosok laki-laki yang menghampiri." Jelasnya kepada Ara, sang kakak.
"Pas Ira bangun, Ira ada di rumah sakit kak. Ira gak tau siapa yang bawa Ira kesana."
Rumah sakit? Pikir Ara. Siapa yang sudah berbaik hati menolong Ira? Tidak mungkin ada orang yang sebaik itu sampai membiayai perawatan rumah sakit adiknya.
Tak mau memungsingkan itu Ara kembali berkata "Iya maafin kakak udah marah tadi. Kakak cuman gak nyangka Ra kamu masih hidup. Bersyukur banget adik aku masih sehat gini."
Keduanya berpelukan lagi untuk melepas rindu yang sudah lama dipendam.
*Flashback off*
"Ya udah ayo." Ara mengajak Ira untuk menuju ruangan dimana sang kakak sulung berada.
"Kak Azka bakal kenalin aku gak ya?" Tanyanya ragu.
Ara menatap adiknya dan menggenggam tanganya " Ra, kak Azka bakal kenalin kamu, percaya sama kakak." Ucapnya meyakinkan sang adik.
"Ayo masuk."
Kedua gadis kembar itu langsung memasuki rooftop sekolah, Ara tahu pasti kakaknya sedang berada disini bersama teman-temannya.
"Wih siapa nih yang datang?" Tanya Dafri.
"Adiknya pak bos. Eh tapi itu siapa yang disamping Ara?" Tanya Dito.
Sedangkan Gevano hanya melihat kedua gadis itu dengan tatapan datar.
"Kak Azka." Panggil Ara
Azka menoleh saat mendengar ada yang memanggilnya.
"Ra? Kamu ngapain kesini?" Tanyanya dengan suara beratnya
"Hm... Bisa kita bicara bertiga?" Bisik Ara kepada sang kakak. Azka menaikkan alisnya bingung, bertiga?
"Bertiga? Satunya siapa?" Azka belum menyadari jika didekat Ara terdapat gadis yang sedari tadi menundukkan kepalanya.
"Kak, suruh teman-teman kakak keluar dulu. Ini penting!!! "
Tanpa menunggu lama semua teman-teman Azka bergegas pergi, membiarkan Azka berbicara dengan adiknya.
"Kak."
"Apa Raa?" Uajrnya lembut saat melihat kegugupan dimata adiknya.
"Kakak gak kenal cewe ini?"
Azka memandangi gadis tersebut.
"Kenapa?" Tanyanya.
"Kak, di-dia itu... "
"Irana Maudyah Atmaja." Bukan, bukan Ara yang berbicara tapi Azka sendiri yang mengucapkan itu.
Kedua gadis di depannya masih tidak mengerti situasi yang terjadi.
"Ka-kakak tau?"
🍀🍀🍀
*Bersambung.
Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?
Nikmati alurnya dan happy reading 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Susilawati Rela
votenya udah meluncur untuk kakak Azka yg baik....🥰🥰🥰
2023-03-12
1
Susilawati Rela
kok kakaknya tahu, apa bisa ngenalin...???
2023-03-12
1