Bab 10 Sebuah Petunjuk

"Pak, tolong sekali aja." Ujar Ara memohon.

"Kita cuman mau liat sekali doang pak." Lanjut Dita membantu Ara agar pria paruh baya di depannya ini mengizinkan untuk melihat cctv yang ada di restorannya.

Ya, saat ini mereka berada di restoran tempat terakhir Ara dan Ira bersama sebelum kejadian kecelakaan tersebut.

"Maaf saya tidak mengizinkan kalian untuk masuk ke ruangan cctv." Tegas pria itu.

Ara mendengus, dia harus bisa membujuk pria paruh naya itu. "Ini penting pak, adik saya hilang setelah ke restoran ini. Mungkin dengan melihat cctv saya bisa nemuin petunjuk tentang adik saya." Ujarnya dengan muka memelas.

"Tidak bisa. Sebaiknya Kalian pergi dari sini atau saya akan panggilkan satpam untuk mengusir kalian." Ucap pria itu tak terbantahkan.

Dengan lesu, mereka bertiga berjalan keluar restoran. Ara harus memikirkan cara lain agar pemilik restoran itu mengizinkannya masuk ke ruangan cctv. Dia melirik kanan kiri, mungkin saja bisa meminta bantuan seseorang.

"Kak Gevan!! " Teriaknya mengagetkan kedua sahabatnya.

"Astaga Ra, suara lo cepreng banget. Sakit nih telinga gue!" Ujar Dita sambil menggosok telinganya. Hal yang sama dilakukan oleh Naya, dia tidak habis pikir dengan Ara yang berteriak ditengah banyaknya kerumunan orang.

"Lo ngapain manggil kak Gevan?!" Tanya Naya.

Ara tersenyum “Liat aja.”Setelah mengatakan itu, dia langsung berlari menghampiri Gevan yang berdiri tak jauh dari tempatnya tadi.

“Hai kak!” Sapanya.

Gevan hanya menaikkan satu alisnya melihat tingkah gadis di depannya.

Tak mendapat jawaban Ara lalu melanjutkan ucapannya.

“Kak Gevan mau bantuin Ara ga?”Tanyanya dengan menampilkan puppy eyesnya.

“Apa?” Jawab Gevan membuang muka untuk menghindari raut wajah yang ditunjukkan Ara. Sial, she’s so cute, batinnya.

“Tolong bantuin Ara buat masuk ke ruang cctv yang ada di restoran itu.” Ujarnya sambil menunjuk restoran yang didatanginya tadi.

“Mau ngapain?”

“Ada kak. Aku mohon bantu aku.”

Gevan menghela napas, dia berjalan menuju restoran tersebut mengisyaratkan agar Ara mengikutinya dari belakang. Saat Gevan memasuki restoran itu, semua pegawai langsung menundukkan kepalanya hormat. Ara dan teman-temannya yang melihat itu dibuat bingung.

“Pak, buka pintunya.” Ujarnya kepada pria paruh baya yang mengusir Ara tadi.

Setelah menjawab pria paruh baya itu langsung membuka ruangan cctv tersebut.

‘segampang itu?’ pikir Ara kebingungan.

“Masuk.” Gevan mempersilahkan ketiganya masuk.

“Makasih kak.”

Setelah itu Gevan menanyakan apa yang Ara teman-temannya inginkan.

“Kejadian pas minggu lalu kak.” Jawabnya.

Mereka mulai serius melihat rekaman cctv yang ditunjukkan. Di dalam cctv tersebut, Ara berpisah dengan Ira saat keduanya mulai keluar dari restoran ini. Ara lebih dulu pulang dengan menggunakan taksi sedangkan Ira berjalan menuju mobilnya. Tak berselang lama muncul seorang pria dengan pakaian serba hitam yang mengikuti arah mobil Ira.

“Berhenti kak, aku boleh liat lagi orang yang tadi?” Ara memperhatikan dengan jelas pria tersebut. Sepertinya dia mengenali pria tersebut.

‘Itu orang yang sama’ batin Ara yakin.

🍀

“Jadi gimana Ra?”

Setelah mengucapkan terima kasih kepada Gevan, Ara kini memikirkan mengapa pria tersebut mengincar adiknya? Ara menggeleng menjawab pertanyaan dari sahabatnya.

Ting!

Suara notifikasi membuat semuanya mengarahkan pandangan kepada pemilik ponsel. Naya yang melihat pesan dari ibunya segera membalas.

“Ra, gue harus pulang. Gapapa kan? Gue bakal bantuin lo nyari informasi tentang kecelakaan adik lo.”

“Iya Na gapapa. Makasih ya udah mau bantuin gue.”

“Gue juga pulang ya Ra.”

Setelah itu mereka berpisah. Ara juga segera mencari taksi untuk pulang ke rumah. Bermenit-menit menunggu, tak ada satupun yang lewat. Dia menghela napas, kayaknya harus jalan kaki deh, batinnya.Mau tidak mau kini dia berjalan sendirian menuju rumahnya. Lumayan jauh tapi itu satu-satunya cara.

Tanpa Ara sadari, sedari tadi ada yang memperhatikan gerak-geriknya. Orang itu mulai mengikuti langkah kakinya. Semakin dekat hingga sampai dibelakang punggung Ara. Saat hendak membiusnya dengan sapu tangan yang sudah di campur dengan obat bius, Ara berbalik dan betapa terkejutnya saat mendapati orang yang sama yang diihatnya di kolam, dan di cctv tadi. Reflek dia memuku wajah tersebut.

“Aduh maaf om sengaja.” Setelah itu dia berlari sekencang mungkin agar tidak diculik oleh pria itu.

“TOLONG!!! “ Dia berteriak meminta pertolongan.

Dia mulai lelah berlari, dia bersembunyi dibalik pohon yang cukup besar untuk menghindari kejaran pria tadi.

“Kak Azka!”

Dia menekan ponselnya guna menghubungi kakak laki-lakinya.

“Ayo dong pliss angkat!”

Tutututtt.....

Azka tidak menjawab panggilan itu. Hingga panggilan kelima akhirnya laki-laki itu mengangkat teleponnya.

“Apa?” Terdengar nada tidak suka yang dilontarkan.

“Kak, tolongin aku. Aku dikejar sama om-om tua.” Jawabnya dengan napas ngos-ngosan.

“Gak usah drama.”

“Kak aku serius, aku...” Belum sempat melanjutkan perkataannya, ponsel itu dirampas oleh pria yang mengejarnya tadi.

“Mau kemana hah?” Bentak pria itu.

“Ck, gak ada cara lain.”

Ara kini langsung memukul pria itu. Dia memukul wajah pria itu hingga babak belur. Dia memelintir tangan pria tua itu. Dia memukul dengan keras, rasa kesalnya dia lampiaskan.

“Sialan,” Umpat pria itu.

“Apa om?”

Bugh

Bugh

Krekk

Suara patahan terdengar dari perkelahian itu, sebenarnya Ara tidak tega melakukan itu tapi pria tua itu yang duluan mengusiknya.

“Nih rasain.”

Brugh

Pria itu tergeletak tak berdaya setelah mendapat pukulan terakhir dipipinya.

“Ra? Lo lagi ngapain?” ternyata sambungan teleponnya dengan Azka masih terhubung.

“Gapapa kak. Jemput aku disini kak.” Ara memberitahukan keberadaan dirinya sekarang berharap Azka berbaik hati ingin menjemputnya.

Belum sempat mendengar balasan dari kakaknya, tiba-tiba saja kepala Ara pusing saat teman pria yang dipukulinya tadi datang dan memukulnya dengan balok kayu.

“Akh.” Pukulan itu terlalu keras hingga membuatnya pusing, penglihatannya memburam, samar-samar terdengar suara Azka memanggilnya dan suara pria tadi setelah itu kegelapan merenggutnya.

“Gadis bodoh.”

🍀🍀🍀

*Bersambung.

Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?

Maafkan othor yang suka lama updatenya, hehehe 🤭

Nikmati alurnya dan happy reading ya 😍

Terpopuler

Comments

Susilawati Rela

Susilawati Rela

wow......tapi ....😱

2023-02-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!