Di sebuah taman terlihat dua orang anak kecil yang sedang berjalan kesana kemari. Mereka mempunyai postur tubuh yang sama, rambut, dan juga wajah yang hampir serupa. Mereka merupakan saudara kembar. Mereka menoleh ke kanan dan kiri, wajahnya keduanya tampak bingung. Hingga datang sosok laki-laki yang usianya tidak jauh berbeda dari dua anak tadi menghampiri.
_“Kakak dari mana aja?_ _Ira nyariin kakak dari tadi tau.”_
Gadis yang bernama Ira itu mengucapkan sambil mengerucutkan bibirnya lucu.
_“Iya._ _Kakak dari mana?_ _Aku sama Ira udah nyari kemana-mana tapi gak ada.”_ Saudara kembar Ira menyahut.
_“Iya maafin kakak ya, tadi buang air kecil dulu.”_ Ujarnya dengan kekehan.
_“Udah mukanya gak usah gitu._ _Nih kakak beliin es krim buat kalian.”_
Mata kedua anak itu langsung berbinar saat tahu kakaknya membelikan es krim. Dengan antusias mereka membuka kantong plastik itu dengan tergesa-gesa.
_“Pelan-pelan semuanya pasti dapat kok.”_ Jawab sang kakak menengahi adiknya yang kini berebut.
_“Makasih ya kakak.”_ Jawab keduanya bersamaan.
_“Bentar ya, kakak mau kesana dulu.”_ Tanpa persetujuan, Azka langsung pergi dari hadapan kedua adiknya, Ara dan Ira.
Ara dan ira menikmati es krim yang diberikan kakaknya. Hingga Ara yang lebih dulu menghabiskannya, menoleh ke samping untuk mencari teman bermain. Tapi yang di dapat matanya adalah seorang wanita misterius yang menatap keduanya dengan tatapan yang sulit diartikan. Ara yang melihat itu kemudian bangkit dari duduknya meninggalkan sang adik sendirian. Perlahan langkah kecil itu membawanya semakin dekat ke arah sosok wanita misterius itu.
_“Tante Sarah?”_ Ara terkejut saat mengetahui siapa yang ada di balikpohon tersebut.
_“Hai anak manis.”_ Jawabnya dengan seringaian diwajahnya.
_“Tante ngapain disini?”_ Tanyanya penasaran.
Dengan wajah angkuhnya Sarah berkata _“Mengincar harta Atmaja.”_ Dia melirik sinis gadis kecil di depannya.
_“Hah?_ _Apa tante?!”_ Gadis itu berkataa dengan wajah yaang penuh tanda tanya,dia tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh tantenya itu.
_“Dua anak kesayangan keluarga Atmaja sekarang sudah berada ditanganku._ _Tinggal menunggu waktu untuk menghabiskan harta keluarga itu hahahaa.”_ Tawa yang terdengar menyeramkan bagi siapapun yang mendengarnya.
_“Tante kenapa ketawa?”_ Ara semakin bingung dengan tingkah laku tantenya.
_“Cih,ikut tante sekarang!”_
_“Mau kemana tante?!”_
_“Gak usah banyak omong, ikut tante sekarang!!!”_ Sarah menarik kasar tangan Ara hingga membuat tangan mungil itu memerah.
_“Gak mau tante, Ara gak mauuu!!”_ Ara mencoba memberontak. Dia tidak mau ikut.
_“Ayo Ara._ _Jangan sampai tante berbuat kasar sama kamu.”_ Bentaknya.
Ara yang tidak terima dibentak langsung menggigit tangan Sarah hingga membuat wanita itu berteriak kesakitan.
_“Kurang ajar kamu!”_ Sarah semakin marah saat melhat Ara sudah berlari menjauhinya.
Dia berlari mengejar gadis kecil itu
_“Berhenti kamu atau tante akan...”_ belum sempat melanjutkan ucapannya kini deringan ponsel terdengar dari sakunya.
Dia tersenyum saat mengetahui berita yang telah disampaikan si penelpon kepadanya.
_“Bagus, awasi dia. Jangan sampai kabur.”_
Sementara Ara yang sudah mulai menjauhi tantenya kini berlari ke tempat yang semula di dudukinya dengaan sang adik. Tapi anehnya, Ira tidak nampak disana.
_“Ira kamu dimana?”_ Panggilnya dengan celingukan.
_“IRA KAMU DIMANA DEK?!!”_ Kali ini dia berteriak memanggil sang adik.
_“Ira kemana sih?”_ Gumamnya.
_“KAKAK!”_
Samar-samar Ara mendengar suara teriakan yang sangat dikenalinya. Dia menoleh ke kanan dan ke kiri tapi masih belum bisa menemukan asal suara itu.
_“KAKAK TOLONGIN IRA.”_
Saat matanya melirik ke arah depan, dimana terdapat sebuah mobil putih yang terparkir disana.Ara membulatkan matanya saat mengetahui adiknya dibawa oleh dua orang yang tak dikenalnya.
Dia berlari sekuat mungkin untuk menghampiri mobil tersebut.
_”IRAAA!”_
Dia semakin mempercepat larinya saat mobil itu sudah hampir ditutup.
_“IRAA JANGAN TINGGALIN KAKAK!”_ _Ara menangis sejadi-jadinya saat dirinya terlambat menghampiri mobil tersebut._
_“Hiks..hiks...maafin kakak.”_
_Bersamaan dengan itu Azka berlari sekuat tenaga menghampiri adiknya yang menangis tersedu-sedu._
_“Ara!”_ _Dia langsung memeluk tubuh kecil itu._
_“Hey, kenapa? Ira mana?”_
_“Ira diculik kak.”_ _Ucapan itu mampu membuat Azka melepaskan pelukannya._ _Tatapan yang semula lembut menatap Ara, kini menjadi sorot mata yang khawatir, marah, dan kecewa._
_“Bagaimana bisa Ara?"_
_“Tadi aku gak sengaja ninggalin Ira, aku liat...”_
_“Apa?_ _Jadi kamu ninggalin Ira sendirian?”_ _Tatapan Azka langsung menajam._
_“Ceroboh._ _Kamu kenapa ninggalin sendirian hah? Kalo sampai terjadi sesuatu sama Ira, kamu orang pertama yang kakak salahin.”_ _Setelah itu Azka langsung meninggalkan Ara kecil sendirian._
_“Maafin kakak Ira, maaf”gumamnya terus meminta maaf._
“Ra, kakak minta maaf. Plis bangun.” Ucapan memelas itu mampu membuat Ara yang tadinya masih berada di alam bawah sadarnya kini menoleh ke samping ranjangnya. Terlihat seorang pemuda dengan wajah yang sangat terlihat lelah sedang menangis.
“Kakak mohon Ra.” Suara itu kembali terdengar.
“K-kak.”
Mendengar suara itu, Azka yang tadinya menunduk langsung menolehkan kepalanya ke arah ranjang rumah sakit.
“Ra? Kamu udah sadar alhamdulillah.” Ucapnya bersyukur.
“Haus.” Kata Ara hampir tidak terdengar.
“Minum dulu.” Azka menyodorkan air minum untuk adiknya.
Azka tersenyum melihat adiknya kembali pulih.
“Kakak nangis?” pertanyaan tiba-tiba itu langsung membuat Azka gelagapan.
“Ngga. Mana ada kakak nangis.” Dia segera membersihkan sisa air mata yang ada disudut matanya.
“Gak usah bohong kak. Itu mata kakak sembab gitu.” Canda Ara.
“Apaan sih.” Azka memalingkan wajahnya malu, pipinya terlihat merah sekarang.
“Udah kak ngaku aja. Tuh sampai merah pipinya.”
“Ck, iya iya.”
Tawa Ara meledak saat itu juga.
“Kakak minta maaf.” Tawa itu perlahan hilang saat Azka mengatakan kata tersebut.
“Kakak benar-benar minta maaf sama kamu.” Azka menundukkan kepalanya, dia merasa menyesal atas perbuatannya selama ini ke adiknya sendiri.
“Kakak bodoh banget waktu itu gak nyari tau tentang semuanya. Kakak nyesel Ra, kalo kamu mau marah sama kakak marah aja. Lampiasin semuanya ke kakak.”
“Kakak minta maaf.”
“Maaf, maaf.”
Azka terus mengucapkan kata ‘maaf’ kepada Ara. Sedangkan gadis itu tersenyum melihatnya. Dia bersyukur kakaknya sudah tidak menyalahkan dirinya lagi atas kejadian yang menimpa sang adik.
“Udah gapapa kak. Aku udah maafin kakak jauh sebelum kakak minta maaf. Aku bersyukur kakak udah tau semuanya,” Jawab Ara tersenyum tulus ke arah sang kakak.
“Kakak minta maaf.” Matanya berkaca-kaca saat mengatakan itu.
“Iya kak. Aku udah maafin kakak. Udah ah, jangan nangis lagi. Gak lakik tauuu.” Ujar Ara diselingi candaan.
Azka langsung mengusap kasar matanya lalu tersenyum.
“Makasih banget Ra. Makasihhh banget, kakak janji bakal jagain kamu.”
Ara tersenyum mengangguk. “Kak” pannggilnya.
“Iya?”
“Kapan aku boleh pulang?”
“Nanti kakak tanya sama dokter. Mungkin agak lama soalnya kemarin kamu kritis Ra. Kakak khawatir banget sama kamu.”
“Kritis?” Gumamnya.
“Iya hampir dua minggu.” Jawab Azka.
Ara yang mendengar itu sedikit terkejut ‘lama juga ya’ batin Ara.
🍀🍀🍀
*Bersambung.
Akhirnya, othor bisa update juga, hehehe. Maafkeun kalo slow bangets 😩🤧
Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?
Nikmati alurnya dan happy reading 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Susilawati Rela
WAw 2 Minggu...pantesan Azka merasa bersalah banget.....🤔
2023-03-02
1