Bab 7 Bertemu Ara

Sedangkan dua orang yang membuat masalah itu terus berlari dengan tawa yang mengedar di penjuru koridor. Mereka masih menertawakan kejadian yang dibuatnya tadi.

“Hahahaaa mukanya pak botak tadi lucu banget.” Kata Dita.

“Iya sampai merah gitu hahahaaa.” Balas Ara.

Mereka masih asik berlari sambil tertawa sampai-sampai tidak melihat ada tiang didepan sana.

“AWAS!!!” Teriak seseorang saat melihat Ara dan Dita menghampiri tiang tersebut.

Dugh!

Terlambat. Keduanya menabrak tiang dengan keras. Tidak, hanya Ara yang paling parah menabrak tiang tersebut. Kini keduanya tergeletak dilantai dengan tangan masing-masing memegang kepala. Yang paling parah adalah Ara, dahinya sampai mengeluarkan sedikit darah.

“Aduh.... pusing banget.” Keluh Ara.

“Akh sakit banget.” Keluh Dita juga.

Bruk!

Saat menoleh Dita melihat Ara sudah berbaring dilantai, dia pingsan. Dita mulai panik melihat kondisi Ara.

“Ara! Ra, bangun.” Panggilnya sambil menggoyangkan tubuh Ara berharap Ara sadar.

“Ra, gak lucu banget sumpah. Bangunn.” Masih tidak ada respon dari tubuh Ara.

“Kalian semua kenapa pada liatin aja hah! Bantuin gue bawa sahabat gue ke uks.” Teriaknya kesal saat orang-orang hanya sibuk menontonnya.

Segera saja dua siswa yang berdiri tak jauh disana membantu Dita membawa Ara menuju uks.

🍀

Membuka matanya perlahan untuk menyesuaikan cahaya yang begitu terang dipenglihatannya. Gadis itu terbangun dari tidurnya, dia masih bingung dimana dia berada sekarang.

“Ini dimana?” Tanyanya dengan dahi mengerut.

"Kiara."

Gadis itu menoleh saat nama aslinya disebut. Tidak ada seorang pun disana, apa dia salah dengar? Tapi itu tidak mungkin karena suara itu terdengar nyata sekali dipendengarannya.

"Hai." Terlihat cahaya putih yang mampu menyipitkan mata.

Tak jauh dari tempatnya berdiri, Kiara melihat sosok gadis yang sama saat dirinya bertransmigrasi. Dia pikir itu cermin tapi nyatanya salah, gadis itu tersenyum kearahnya. Ah sekarang dia tahu kenapa seperti ini. Dia pernah membaca tentang cerita transmigrasi, ini merupakan alam bawah sadarnya yang pasti akan dialami oleh semua orang yang bertransmigrasi.

"Ara?" Tebaknya.

"Iya ini aku Ara." Jawab gadis cantik yang ada dihadapannya sekarang.

Ternyata benar dia benar-benar bertemu dengan Ara yang asli.

"Kenapa?" Tanya Kiara saat melihat Ara yang asli menghela napas.

"Langsung keintinya aja, aku gak punya banyak waktu. Aku minta bantuan kamu buat cari tau siapa yang sudah membunuhku."

"Membunuh? Bukannya lo cuman pingsan waktu itu pas tau adik lo meninggal?" Tanya Kiara karena setaunya pas dia bertransmigrasi, ibunya bilang kalo dia pingsan setelah mengetahui kecelakaan yang terjadi pada adiknya.

"Ya, aku memang meninggal waktu itu. Tapi sebelumnya aku sudah merasa pusing saat perjalanan pulang. Aku diikuti oleh beberapa orang sebelum aku sampai ke rumah." Jelas Ara.

"Perjalanan pulang? Lo habis kemana emang?" Kiara masih bingung dengan cerita Ara.

"Waktuku tidak banyak Kiara. Aku cuman minta sama kamu, tolong cari tau siapa yang membunuhku." Jawabnya memohon.

"Dan satu lagi, aku minta tolong sama kamu buat perbaikin hubungan Ara dan kak Azka. Terserah dengan cara seperti apa, karena aku tau kak Azka masih benci sama aku." Katanya sedih terlihat dari wajahnya yang murung.

"Jadi gue harus jadi lo? Menjalani kehidupan layaknya Ara yang asli?"

"Iya, terserah dengan cara kamu sendiri."

Kiara mulai berpikir, apakah dia bisa membantu gadis itu? Tapi dia belum sepenuhnya tau tentang pemilik asli tubuh ini.

"Kakak gak perlu khawatir. Kalo kakak bersedia membatu aku, perlahan-lahan ingatan tentang Ara akan berangsur masuk ke kepala kakak."

Seakan tahu kekhawatiran Kiara, Ara melanjutkan ucapannya. Kiara cukup terkejut saat Ara mengucapkan kata itu. Jadi Ara tahu kalo dirinya lebih tua. Ah, itu tidak penting sekarang, pikrinya.

"Oke, gue bakal bantuin lo dengan cara gue sendiri. Lo tenang aja Ra." Jawabnya menyetujui.

"Makasih kak. Maaf, karena tujuan aku udah selesai, aku pamit dulu." Kata Ara.

"Trus gue gimana? Tinggal sendiri gitu? Gamau gue." Kiara kesal dirinya akan ditinggal begitu saja.

"Kakak tenang saja. Setelah aku menghilang, kakak juga akan kembali ke kehidupan nyata." Jelas Ara terkekeh.

"Selamat tinggal kak."

"Selamat tinggal, Ara."

Setelah itu cahaya putih kembali menerangi tubuh Ara, perlahan menghilang bersamaan dengan kesadaran Kiara yang mulai menghilang juga.

🍀🍀🍀

*Bersambung.

Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?

Nikmati alurnya dan happy reading ya gaess 😍

Terpopuler

Comments

💝🦂⃟Fᷤiᷤqᷫrie MSFR🥀⃞Cinta 🦂

💝🦂⃟Fᷤiᷤqᷫrie MSFR🥀⃞Cinta 🦂

harus kuat tabah sabar kiara

2023-03-05

0

yuuuu123

yuuuu123

lanjut Thor

2023-02-26

0

Susilawati Rela

Susilawati Rela

pernah si baca beberapa kisah transmigrasi jiwa, tapi kesemuanya hanya di novel, aku pikir cuma daya imajinasi authornya aja, waktu pertama baca, tapi udah beberapa kali baca masih aja sulit untuk percaya...🤔 hanya kalo orang yg bangun koma menjadi seolah olah orang lain pernah lihat diberita...🤷

2023-02-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!