Bab 15 Gadis Cupu

Hari ini Ara sudah mulai masuk ke sekolah setelah kejadian tempo hari yang membuatnya kritis. Ara berjalan melewati koridor dengan santainya.

Eh katanya bakal ada murid baru ya

Siapa? Cewe cowo?

Denger-denger sih cewe

Iya, kemarin guru-guru juga bilang gitu

Tapi gak tau deh

Liat nanti lah

Terdengar suara siswa-siswi yang sedang menceritakan tentang kedatangan murid baru di sekolah ini. Ara tidak memusingkan hal itu, dia langsung saja menuju kelasnya yang berada di lantai 2. Ara memasuki kelas bersamaan dengan suara bel yang berbunyi tanda jika pelajaran akan segera dimulai.

Ara mulai duduk di bangkunya yang bersampingan dengan Naya.

"Udah sehat? " Tanya Naya dengan memperhatikan Ara.

Ara mengangguk menjawab Pertanyaan Naya. Sementara Dita yang duduk di belakang Ara dan Naya memajukan tubuhnya,

"Eh dengar-dengar ada murid baru ya?"

"Katanya sih gitu. Gue dengar dari siswa lain pas di koridor."

"Kira-kira kelas mana ya? "

Bersamaan dengan pertanyaan yang dilontarkan Dita, guru matematika datang ke kelas mereka. Berjalan ke arah bangku guru dengan siswa baru yang dibawanya. Gadis yang matanya dibaluti kacamata, rambut yang dikepang dua, dengan warna kulit sawo matang, terlihat seperti gadis desa.

"Perhatian semua."

Atensi murid-murid yang ada dalam kelas teralihkan, mereka menunggu kelanjutan ucapan Dewi, guru matematika.

"Hari ini kita kedatangan murid baru. Silahkan nak, perkenalkan dirimu."

"ha-halo. " Ucap gadis itu terbata-bata.

Semuanya diam, tidak ada yang menyahut.

"Nama aku Maudy, salam kenal semuanya." Hening beberapa saat hingga,

"Salam kenal Maudy." Semuanya serentak menjawab sapaan Maudy. Gadis itu terkejut, dia tidak menyangka jika dirinya diterima dengan baik oleh teman kelasnya sekarang.

"Baiklah ibu harap kalian bisa berteman dengan Maudy. Maudy kamu duduk disamping Dita ya."

Dita yang namanya disebut kemudian menoleh, dia langsung memanggil Maudy dengan melambaikan tangannya.

"Gue Dita." Ujarnya sesaat Maudy duduk disampingnya.

"Maudy." Maudy membalas jabat tangan tersebut dengan senyuman.

"Itu Ara dan itu Naya." Ujar Dita memperkenalkan kedua sahabatnya.

'Kok ga asing ya' batin seseorang.

***

"Aku ke toilet dulu ya." Pamit Maudy kepada Ara, Dita, dan Naya.

"Iya kalo ada apa-apa panggil kita."

Setelah mengangguk, Maudy langsung melangkahkan kakinya menuju toilet. Beberapa menit kemudian setelah membuang hajatnya, dia segera menuju cermin wastafel. Merapikan sedikit tatanan rambutnya.

"Cupu gak usah ngaca."

Suara itu mengejutkan Maudy yang sedang merias dirinya.

"ka-kamu siapa? " Jawabnya takut.

"Cih, nambah lagi gadis cupu di sekolah kita. Mending lo pergi deh dari sini." Ujar Ziva mulai melangkahkan kakinya menuju Maudy.

"Ka-kalian mau apa? " Tubuh mau semakin bergetar saat Ziva dan geng nya mulai mendekati dirinya.

"Lo nanya gue mau apa? " Jawab Ziva dengan nada sinisnya.

"Singkirin lo dari sekolah ini."

"Aaakh." Teriakan itu berasal dari Maudy yang rambutnya sudah ditarik cukup kuat oleh Ziva.

"Gue gak suka kalo gadis cupu kayak lo sekolah disini. Lo tuh gak ada apa-apanya. Sekolah ini khusus buat orang kaya. Contohnya kayak gue." Jelas Ziva dengan tatapan merendahnya.

"Akh sakit, lepasin." Rintih Maudy.

"Lo harus pergi dari sini sebelum gue buat lo hancur." Tekan ziva.

Kedua temannya tertawa melihat Maudy disiksa.

"Udah Zi, langsung aja." Ucap teman Ziva.

"Gadis cupu kayak lo ga pantes buat make baju kayak gini."

Kedua temannya memegang tangan Maudy hingga gadis itu tidak bisa bergerak.

"Baju ini gak pantes buat lo pake." Setelah itu Ziva langsung merobek paksa baju sekolah yang dipakai oleh Maudy.

"Jangan hiks...hiks... " Tangis Maudy pecah saat diperlakukan seperti itu.

"Hahahah lo pantes dapetin itu semua."

Tidak sampai disitu, Ziva kemudian mengambil air. Dia manaburkan pasir ke dalam air tersebut, entah darimana dia mendapatkannya.

"Lo kayaknya gak mandi ya ke sekolah. Gue mandiin sekarang ya."

Ziva langsung menumpahkan air yang sudah di satukan dengan pasir itu ke tubuh ringkih Maudy. Ziva menyiramkan beberapa kali hingga wajah dan tubuh Maudy dipenuhi oleh pasir.

"Hiks... hiks..." Suara pilu itu terdengar sangat menyayat hati.

"Aku salah apa sama kalian? Hiks... hiks... " Maudy bertanya dengan nada gemetarnya.

"Ohh gak ada sayang. Tapi gue gak suka aja liat lo ada di sekolah ini."

Saat hendak melayangkan pukulan, tangan Ziva terhenti di udara saat mendengar suara pintu dibuka.

Bruk!

Semuanya menoleh saat suara pintu yang di dobrak terdengar. Terlihat Ara, Naya dan Dita berada di ambang pintu toilet.

"Sialan lo Ziva."

🍀🍀🍀

*Bersambung.

Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?

Nikmati alurnya dan happy reading ya gaess 😍

Terpopuler

Comments

Ayunda Cinta Wahyuni

Ayunda Cinta Wahyuni

anjing

2023-07-13

0

Susilawati Rela

Susilawati Rela

wah ada ratu pembully....caper aja tuh anak, apa emang anak cupu itu ngrugiin elo ???😠

2023-03-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!