Bab 4 Kembali Ke Sekolah

Hari senin adalah hari dimana semua orang sibuk, entah itu bekerja, bersekolah ataupun melakukan kegiatan lainnya. Seperti saat ini Ara dengan seragam sekolahnya yang terlihat sangat pas ditubuhnya.

Hari ini adalah hari pertamanya bersekolah sebagai Arana Fauziyah Atmaja, dia sangat bersemangat untuk menjalani hari ini. Dia berdiri di depan cermin melihat pantulan dirinya, sesekali memoleskan bedak tipis ke wajah cantiknya dan menggunakan pelembab bibir agak bibirnya tidak terlalu kering.

Setelah dirasa sudah siap, Ara segera melangkahkan kakinya keluar dari pintu kamarnya, membuka dengan perlahan. Disaat yang bersamaan Azka, kakaknya juga keluar dari kamar tidurnya.

Kamar mereka memang bersebelahan, posisi kamar Ara berada ditengah, disamping kanan kamar Ira dan samping kiri kamar Azka.

Ara tersenyum kepada kakaknya tapi apa yang didapatkannya, hanya sebuah tatapan sinis yang dilayangkan kakaknya. Ah, dia lupa jika Azka sekarang membencinya tanpa tahu sebabnya apa.

Segera menuruni tangga, dia langsung menuju ruang makan saat ibunya-Farah, memanggilnya.

"Selamat pagi Mama." Ara mencium pipi ibunya.

Tindakan tersebut membuat ibunya terkejut, tapi sebisa mungkin dia menetralkan wajahnya kembali. Interaksi itu tak luput dari kedua pasang mata yang ada di depannya.

"Selamat pagi papa." Tak lupa juga dia menyapa papanya.

"Ayo sayang, makan dulu. Azka sini makan sama-sama." Fauziyah memanggil anak-anaknya dengan penuh kasih sayang. Dengan terpaksa Azka melangkah dengan malas menuju ruang makan. Dia tidak mungkin menolak jika itu panggilan dari ibunya.

"Makan yang banyak ya." Ibunya tersenyum melihat anak-anaknya, tapi sorot matanya berubah sendu saat mengingat anak bungsunya.

"Mama kenapa sedih?" Ara yang melihat itu langsung menanyakannya.

"Gak apa-apa sayang. Kamu habisin makanannya, nanti telat loh kalo lama," jawab ibunya mengalihkan.

Setelah itu mereka semua diam dan menikmati makanan masing-masing.

Tak lama kemudian semuanya sudah selesai makan, berdiri satu persatu Papanya melangkah terlebih dahulu.

"Pah, ini." Menyerahkan tas kerjanya dan tak lupa mencium kening istrinya sebelum berangkat kerja.

"Azka, kamu pergi dan pulang sama adik kamu." Perintah papanya tak terbantahkan, setelah mengatakan itu dia berlalu pergi meninggalkan rumah. Azka yang mendengar itu hanya berdecak kesal.

"Mah, aku berangkat." Pamit Azka kepada ibunya.

"Mama, aku berangkat sekolah dulu ya." Bersalaman pada ibunya dan berlalu meninggalkan. Berlari kecil kemudian memasuki mobil kakaknya. Hanya ada keheningan yang mengisi mobil tersebut., tidak ada yang membuka suara. Ara yang merasa tidak nyaman segera membuka obrolan.

"Ini mobil kak Azka sendiri?" Tanyanya dengan memandangi isi mobil.

Hening.

Azka tidak menjawab pertanyaan gadis itu melainkan fokus mengemudi mobil. Ara yang melihat itu tidak menyerah dia kembali bertanya.

"Kak Azka kok diam aja? Kakak lagi puasa bicara?" Dia mengatakan itu karena sedari keluar kamar, laki-laki itu belum membuka suara walaupun hanya sepatah kata.

Azka menggeram kesal mendengar hal itu. Mana mungkin dirinya melakukan itu? Apa kata gadis itu, puasa bicara? Hah apa-apaan itu.

"Bisa diem gak. Ganggu aja." Jawabnya kesal.

"Iya iya aku bakal diem." Setelah mengatakan itu tidak ada lagi yang membuka suara hingga tiba di dekat sekolah.

"Makasih ya kak udah nganterin aku."

Tanpa mengucapkan apapun, Azka langsung menancap gas meninggalkan Ara. Dia menurunkan Ara sekitar sepuluh meter dari sekolah.

Berjalan dengan anak murid lainnya, Ara memasuki gerbang dengan wajah ceria. Dia segera menuju kelas 11 IPA 2 tempat dimana kelasnya berada. Untung saja dia sempat membaca buku diary milik Ara yang asli, karena dari sana dia tahu berada dikelas mana.

"Araaa gue kangen banget sama lo." Seorang gadis dengan rambut dikuncir satu langsung memeluknya erat. Ara tahu semua sahabatnya. Dia adalah Ratu Anindita atau yang biasa dipanggil Dita.

"Gue juga kangen sama lo," ucapnya sambil membalas pelukan sang sahabat. Jangan kalian kira dia akan menggunakan aku-kamu, karena nyatanya Ara hanya mengatakan itu di depan orang yang lebih tua saja.

"Alay lo berdua." Anaya Calista. Sahabatnya yang satu memang memiliki sikap yang berbanding terbalik dengan keduanya, sikapnya dingin layaknya es kutub utara tapi Naya sangat menyayangi kedua sahabatnya ini.

"Bilang aja lo juga kangen." Kata Dita menarik Naya ke dalam pelukannya. Naya yang ditarik hanya mendengus kesal, tapi tak dipungkiri dia juga membalas pelukan tersebut karena rindu dengan sahabatnya.

Setelah acara berpelukan itu, tiga gadis remaja itu kembali ke posisi masing-masing karena bel pertama sudah berbunyi.

🍀

Kringg... Kringg...

Tak terasa waktu istirahat sudah tiba, semua murid berhamburan keluar kelas. Sama seperti Ara dan kedua temannya, mereka mulai melangkah keluar dari dalam kelasnya menuju kantin untuk mengisi perutnya yang kelaparan.

"Ra, gue denger adik lo kecelakaan ya?" Tanya Dita dengan suara pelan.

Oh, Ara sampai lupa jika dia mempunyai adik. Dia hanya memikirkan untuk mengetahui mengapa kakaknya membencinya. Tunggu, adik? Harusnya keluarganya sedih karena ditinggalkan salah satu anggota keluarganya. Tapi yang terjadi di rumahnya sekarang tidak seperti itu. Ibunya memang sedih atas kehilangan sang putri tapi ayah dan kakaknya? Ada yang tidak beres, batinnya.

"Ra? "

"Iya Dit, adik gue kecelakaan waktu pulang dari perkemahan." Ara akan menyelidiki masalah ini.

"Sabar ya Ra." Kata Dita lagi.

"Iya." Balas Ara tersenyum.

Ketiganya memasuki kantin yang sudah dipenuhi siswa siswi SMA Nusa Bangsa. Mereka memilih duduk di kursi paling pojok.

"Lo mau pesan apa? " Tanya Dita.

"Bakso, minumnya es teh." Kata Naya.

"Samain aja kayak Naya."

Setelah itu Dita menuju ibu penjual yang ada didepannya untuk memesan pesanannya dan juga sahabatnya. Beberapa menit kemudian pesanan mereka datang. Segera saja ketiganya melahap makanan itu.

"Na, Dit gue udah selesai nih. Gue mau ke toilet dulu ya, kebelet ini."

Setelah mendapat anggukan dari kedua sahabatnya, Ara langsung berlari kecil menuju toilet perempuan. Dia masuk ke dalam salah satu toilet untuk menuntaskan hajatnya.

Beberapa menit kemudian dia keluar dan berhenti di depan cermin untuk merapikan sedikit tatanannya.

"Si cupu lagi ngapain tuh? " Terdengar suara seseorang dibelakang punggung Ara. Ada tiga perempuan yang ada disana. Orang yang mengatakan perkataan tadi menatapnya dengan tatapan sinis. Dan dua orang lainnya sedang tertawa karena perkataan yang diucapkan temannya.

"Bagusnya kita apain nih cupu? "

"Udah habisin aja, Zi." Kata gadis yang rambutnya dikepang satu.

"Jangan kasih ampun tuh bocah." Kata teman satunya lagi yang rambutnya dibiarkan tergerai.

Ara yang ditatap hanya menampilkan wajah bingung. Orang-orang itu berbicara dengan siapa? Apakah dirinya?

🍀🍀🍀

*Bersambung.

Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?

Nikmati alurnya dan happy reading 😍

Terpopuler

Comments

🇧 🇮

🇧 🇮

temannya Azka bilang, pakaiannya Ara biasanya ketat... lah disini Ara dibilang cupu.... cupu sama berpakaian ketat itu gk nyambung toorr....

2023-05-21

1

☠ Bala🦂Dewa 𝐀⃝🥀

☠ Bala🦂Dewa 𝐀⃝🥀

Ea kamu laa ara... awass ada kutu ara

2023-03-05

0

💝🦂⃟Fᷤiᷤqᷫrie MSFR🥀⃞Cinta 🦂

💝🦂⃟Fᷤiᷤqᷫrie MSFR🥀⃞Cinta 🦂

awass ara ada parasit di belakangmu..

2023-03-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!