Ameena merasa tak nyaman dengan tatapan yang diberikan oleh Nandhita padanya ini, ia bukannya ingin bersikap tidak sopan pada Salsabila dan Hanif akan tetapi kehadiran Nandhita membuat Ameena merasa tak nyaman dan terintimidasi. Ameena segera pergi menuju kamarnya namun sebelum Ameena mencapai kamarnya, Nandhita menghampirinya dan menahan tangannya.
“Mau ke mana kamu?”
“Saya mau ke kamar.”
“Kenapa? Kamu tidak mau mengobrol dulu dengan kami?”
“Maaf, akan tetapi saya baru pulang ke rumah dan saya belum ganti baju.”
Nandhita nampak tersenyum pada Ameena, ia mengatakan pada Ameena untuk jangan sampai mengatakan apa pun pada Salsabila karena kalau sampai Ameena melakukan itu maka Ameena akan mengetahui apa yang akan ia dapatkan.
“Anda tenang saja, saya tidak akan mengatakan apa pun.”
Ameena kemudian segera pergi ke kamarnya dan Nandhita pun kembali ke kursi di mana tadi ia duduk, di sana Salsabila dan Hanif menunggu kedatangannya.
“Kamu kok lama sekali?”
“Maaf tadi aku bicara sebentar dengan Ameena.”
“Oh benarkah? Sepertinya kamu dan Ameena dekat sekali, ya?” tanya Salsabila.
“Begitulah, seperti yang kamu katakan Salsabila kalau Ameena ternyata wanita yang baik.”
“Sudah aku katakan padamu kan kalau Ameena adalah orang yang baik dan kamu pasti akan menyukainya setelah kamu mengenalnya lebih jauh.”
Akan tetapi Hanif yang nampak tak percaya dengan apa yang Nandhita katakan pada istrinya, ia merasa kalau ada sesuatu yang Nandhita sembunyikan saat ini namun ia tak tahu apa itu.
“Kalau begitu lebih baik aku permisi dulu.”
“Kok kamu buru-buru sih?”
“Iya, aku harus segera pergi karena masih ada janji dengan temanku makan malam diluar.”
“Baiklah kalau begitu, terima kasih karena sudah mau datang, ya.”
Salsabila nampak memeluk Nandhita sebelum wanita itu pergi dan kemudian mengantarkannya sampai depan rumah. Selepas Nandhita pergi nampak Salsabila memerhatikan ada sosok Richi yang tengah duduk di atas
motornya dan tengah memerhatikan rumahnya, ketika tahu kalau dirinya diperhatikan oleh Salsabila maka Richi pun segera pergi dari rumah itu.
****
Ketika makan malam berlangsung Salsabila menanyakan apa yang dibicarakan oleh Ameena dengan kedua orang tuanya, Ameena nampak terkejut dengan pertanyaan yang Salsabila ajukan barusan dan rupanya ekspresi yang
ditunjukan oleh Ameena itu terlihat oleh Salsabila dan membuatnya bertanya apakah ada yang salah dengan pertanyaannya barusan.
“Tidak, bukan apa-apa.”
“Benarkah?”
“Iya, mereka hanya rindu padaku.”
Salsabila kemudian tak bertanya-tanya lagi dan mereka fokus pada makan malam, selepas makan malam dan Ameena tengah mencuci piring di dapur, Hanif tiba-tiba saja menghampirinya dan membuatnya terkejut.
“Tuan ada apa?”
“Ameena, jujurlah padaku apakah Nandhita bersikap buruk padamu?”
“Kenapa Tuan menanyakan hal itu?”
“Mungkin ini hanya perasaanku saja akan tetapi sepertinya ada sesuatu hal yang terjadi padamu dan Nandhita kan?”
Ameena nampak terkejut dengan pertanyaan yang Hanif tanyakan padanya saat ini, ia tentu saja tak mau mengatakan yang sejujurnya pada Hanif mengenai apa yang Nandhita katakan padanya waktu itu, ia memilih untuk tidak mengatakan yang sejujurnya.
“Tidak, beliau baik padaku.”
Hanif nampak kecewa karena Ameena kedapatan berbohong padanya namun Hanif tak mau memperpanjang masalah ini dan memilih untuk pergi begitu saja saat Ameena tak mau mengatakan yang sebenarnya padanya.
“Kenapa dia bisa menanyakan itu padaku?”
****
Keesokan harinya Salsabila bercerita pada Ameena bahwa Richi kemarin tengah terlihat dekat dengan rumah ini, Ameena yang mendapatkan laporan tersebut pun nampak terkejut karena rupanya Richi nekat juga melakukan
itu.
“Apa yang harus aku lakukan pada pria itu supaya dia tidak mendekatimu?”
“Biar aku saja yang bicara dengannya.”
“Kalau kamu yang bicara maka selamanya dia tidak akan mau mendengarkanmu.”
Ameena masih berusaha meyakinkan pada Salsabila bahwa ia yang akan menangani soal Richi namun Salsabila memaksa bahwa dirinya juga harus terlibat dalam hal ini karena bisa saja Richi melakukan hal yang buruk
pada Ameena untuk memuluskan apa yang ia inginkan.
“Apakah kamu memiliki nomor ponselnya?”
“Tidak, aku sama sekali tidak memiliki nomor ponselnya.”
“Kalau begitu ketika nanti aku bertemu dengannya maka aku akan mengajaknya bicara.”
“Anda tak perlu melakukannya.”
“Ameena, tolong jangan halangi aku untuk melakukan ini.”
Salsabila kemudian pergi keluar rumah dan sengaja menunggu Richi datang karena ia yakin sekali kalau pria itu pasti akan datang lagi ke rumah ini. Apa yang menjadi keyakinan Salsabila pun akhirnya terjadi, Richi muncul dan pria itu nampak agak terkejut ketika menemukan Salsabila telah menantinya di depan pagar rumah.
“Aku ingin bicara denganmu.”
“Denganku?” tanya Richi seraya menunjuk dirinya sendiri.
****
Salsabila mengajak Richi untuk bicara di taman dekat rumah, di sana Salsabila meminta Richi untuk menjauhi Ameena dan tentu saja Richi tidak terima dengan apa yang Salsabila katakan padanya barusan.
“Kenapa kamu menyuruhku untuk menjauhi Ameena?”
“Karena Ameena sudah menikah.”
“Tapi dia tak mencintai suaminya.”
“Apakah kamu ingin menjadi perusak rumah tangga orang?”
“Ameena hanya mencintaiku seorang.”
“Kamu ternyata keras kepala sekali, ya. Kamu tahu aku bisa saja membuatmu tidak dapat lagi melihat Ameena selamanya namun aku masih berbaik hati supaya kamu masih bisa hidup maka selagi aku baik hati jauhi
Ameena.”
“Siapa kamu sebenarnya ini sampai-sampai menyuruhku menjauhi Ameena?”
“Aku adalah istri pertama mas Hanif yang mana dia adalah suamiku dan Ameena.”
“Apa? Jadi Ameena jadi istri kedua?!”
“Tolong jangan ganggu kebahagiaan kami.”
Salsabila kemudian segera pergi dari sana namun sebelum Salsabila melangkah lebih jauh pergi dari taman ini nampak Richi mengatakan sesuatu padanya yang membuat langkah Salsabila berhenti.
“Aku tidak akan pernah berhenti untuk mendapatkan Ameena, kamu dengar itu?”
Salsabila nampak menghela napasnya dan kemudian melanjutkan langkah kakinya menuju rumahnya meninggalkan Richi yang masih terdiam di tempatnya, tekad pria itu sudah bulat bahwa dirinya tidak akan
pernah menyerah untuk mendapatkan Ameena kembali.
“Aku yakin kita akan kembali bersama Ameena.”
****
Luluk muncul di rumah ketika Salsabila tidak di rumah, Ameena yang membukakan pintu untuk Luluk nampak terkejut ketika tahu bahwa wanita ini yang datang, ia mempersilakan Luluk masuk ke dalam rumah dan wanita
itu nampak berjalan dengan angkuh ketika melewati Ameena.
“Nyonya mau minum apa?”
“Saya datang ke sini untuk bicara denganmu.”
“Saya?”
“Apakah kamu tuli? Saya tidak akan mengulang ucapan saya untuk kedua kali.”
Ameena kemudian terdiam dan berusaha mendengarkan apa yang ingin Luluk katakan padanya, Luluk mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya yaitu sebuah amplop tebal dan ia melempar itu tepat di depan wajah Ameenaa.
“Ambil itu dan pergi dari rumah ini.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments