Salsabila kemudian memperkenalkan Ameena pada sang mama, Ameena nampak terkejut ketika Salsabila memanggilnya untuk bertemu dengan mamanya karena saat Ameena pertama kali bertemu dengan wanita itu ia disambut oleh tatapan mata tajam seolah wanita itu mengirim sinyal tidak suka pada Ameena.
“Ma, perkenalkan ini Ameena.”
“Saya Ameena, Nyonya.”
Mamanya Salsabila ini memerhatikan Ameena dari ujung hijab yang dikenakannya hingga ujung kaki seolah sedang menilai apakah Ameena memang layak untuk menjadi seorang istri dari Hanif menggantikan putrinya yang
kelak akan meninggal dunia ini. Tatapan yang diberikan oleh mamanya Salsabila membuat Ameena kurang merasa nyaman dan Salsabila seolah paham bagaimana bahasa tubuh Ameena hingga ia meminta mamanya untuk jangan menatap Ameena begitu.
“Ma, jangan begitu padanya.”
“Memangnya Mama melakukan apa? Mama sama sekali tidak melakukan apa pun padanya.”
Salsabila kemudian pergi meninggalkan Ameena dengan mamanya karena ia hendak pergi ke kamar mandi dan di situlah Ameena mendapatkan tekanan dari mamanya Salsabila akibat kehadirannya di rumah ini dan menjadi
istri kedua Hanif.
“Sejak kapan kamu mengenal putriku?” tanya wanita yang bernama Luluk itu pada Ameena tajam.
“Anu Nyonya, belum lama saya mengenal putri anda,” jawab Ameena.
“Apa maksudmu belum lama mengenal Salsabila? Lantas kalau memang kamu belum lama berkenalan dengan putriku kenapa kamu bisa langsung menerima tawaran darinya untuk menjadi istri kedua Hanif? Kamu pasti sudah
sejak lama mengincari Hanif kan?!”
“Demi Allah saya tidak mengenal tuan Hanif dan nona Salsabila sebelum ini, Nyonya.”
Luluk nampak tak puas hati dengan jawaban yang Ameena berikan ini, ia yakin kalau Ameena sedang mencoba berbohong padanya namun karena Salsabila kembali ke sini tepat waktu maka Luluk mengurungkan niatnya
untuk mencecar Ameena lagi.
“Sayang, Mama harus kembali sekarang, akhir pekan ini datanglah ke rumah karena adikmu akan pulang ke Indonesia.”
“Maksud Mama Boy?”
“Memangnya siapa lagi adikmu?”
“Aku pikir selamanya dia akan memilih tinggal di Amerika.”
“Ini semua berkat campur tangan papamu, dia ingin Boy kembali ke Indonesia dan menjadi penerus bisnis keluarga kita.”
“Syukurlah kalau begitu, aku, mas Hanif dan Ameena akan datang ke sana akhir pekan nanti.”
“Oh tentu saja, kamu harus ajak Ameena datang bertemu keluarga kita, sebelumnya Mama sudah mengobrol dengannya dan dia wanita yang baik.”
“Benarkah? Syukurlah kalau sekarang Mama sudah tak berburuk sangka lagi padanya.”
“Mama pulang dulu, sayang.”
“Hati-hati di jalan, Ma.”
****
Ameena nampak terkejut dengan ucapan Salsabila yang akan membawanya turut serta ke rumah wanita itu akhir pekan nanti untuk bertemu keluarga besarnya, Ameena mengatakan pada Salsabila untuk jangan mengajaknya ke
sana karena ia merasa malu jika harus berhadapan dengan keluarga Salsabila.
“Kamu ini bicara apa, Ameena? Bukankah tadi mamaku mengatakan padamu bahwa kamu harus datang ke rumah kami akhir pekan nanti?”
“Iya aku tahu hanya saja ….”
“Percayalah kamu akan baik-baik saja nanti ketika bertemu dengan keluargaku.”
Ameena tak enak hati pada Salsabila saat ini karena wanita ini nampak begitu menginginkan supaya dirinya bisa ikut hadir di acara penyambutan adiknya yang akan pulang dari Amerika akhir pekan nanti.
“Baiklah.”
Salsabila akhirnya bisa menghembuskan napas lega setelah Ameena memutuskan untuk ikut dengannya dan Hanif akhir pekan nanti ke rumah keluarganya.
****
Salsabila telah mengatakan pada Hanif bahwa akhir pekan nanti adiknya akan kembali dari Amerika dan mamanya mengundang mereka untuk datang ke acara itu.
“Kamu bisa kan datang?”
“Iya, tentu saja aku pasti akan datang ke sana.”
“Baguslah karena Ameena pun juga akan ikut bersama kita.”
Seketika raut wajah Hanif berubah saat mendengar nama Ameena disebut, ia tak mengerti kenapa Salsabila malah mengajak Ameena untuk ikut ke acara keluarganya.
“Mamaku yang menginginkan supaya Ameena datang, sayang.”
“Mama? Jadi Mama sudah mengetahui kalau aku menikah lagi?”
“Iya, aku cerita pada Mama tadi sekalian saat beliau datang dan dia juga telah bicara dengan Ameena. Mama mengatakan bahwa Ameena adalah wanita yang baik oleh sebab itu maka Mama mengundangnya untuk hadir di
acara penyambutan Boy yang kembali dari Amerika akhir pekan ini.”
Hanif nampak tak percaya kalau mama mertuanya sudah tahu akan hal ini dan justru mama mertuanya bisa akrab dengan Ameena? Sungguh sangat diluar dugaannya, percuma saja kalau ia menolak Ameena untuk ikut bersama
mereka karena ini adalah permintaan langsung dari mamanya Salsabila dan ia tak memiliki kuasa untuk menentukan di sana.
“Malam ini aku tidur bersamamu, ya.”
“Iya Mas.”
Hanif tersenyum kemudian pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan mengganti pakaiannya sementara Salsabila sudah berbaring di atas tempat tidur.
****
Ameena benar-benar gugup sekali saat akhir pekan tiba, ia sudah bersiap dengan pakaian yang dibelikan oleh Salasabila beberapa hari yang lalu karena menurut Salsabila, Ameena tak memiliki pakaian yang dapat digunakan di acara keluarganya. Ameena tak dapat menolak apa yang diinginkan oleh Salsabila karena wanita ini telah membantu keluarganya lepas dari jerat utang lintah darat.
“Kamu sudah siap kan Ameena?” tanya Salsabila saat ia keluar dari kamar.
“Iya, aku sudah siap.”
Hanif tidak lama kemudian juga keluar dari kamar dan ia agak terkejut melihat penampilan Ameena yang menurutnya agak berbeda dengan penampilannya sehari-hari di rumah.
“Mas, bagaimana penampilan Ameena, apakah dia cantik hari ini?”
Hanif tak menjawab pertanyaan dari Salsabila barusan dan malah menyuruh mereka untuk segera pergi ke mobil karena saat ini mereka pasti sudah ditunggu oleh keluarga Salsabila. Ameena duduk di kuris baris kedua
sementara di depan Hanif dan Salsabila, sepanjang perjalanan menuju rumah keluarga Salsabila nampak Ameena lebih banyak diam dan mendengarkan pembicaraan Hanif dan Salsabila, dengan Salsabila nampak Hanif bisa mengungkapkan betapa cintanya dia pada wanita ini hingga rasanya mustahil jika setelah Salsabila meninggalkan
dunia ini Hanif bisa membuka hati untuk orang lain.
****
Akhirnya mereka tiba juga di rumah keluarga Salsabila, di sana Ameena digandeng oleh Salsabila untuk masuk ke dalam rumah itu karena Ameena nampak begitu canggung ketika turun dari mobil.
“Kamu tak perlu canggung begitu Ameena, bukankah sebelumnya kamu sudah pernah bertemu dengan mamaku?”
Ameena hanya menganggukan kepalanya dan akhirnya mereka disambut oleh Luluk yang menanti di depan pintu, Luluk langsung memeluk dan mencium putrinya setelah itu ia melakukan hal yang serupa pada menantunya
dan yang terakhir Luluk memeluk Ameena dengan sedikit berbisik tepat di telinga Ameena.
“Ternyata kamu memiliki nyali juga untuk datang ke rumah ini.”
Ameena merasa bahwa saat ini akan ada hal buruk yang terjadi padanya namun tentu saja sudah terlambat untuk melarikan diri karena mereka sudah sampai di rumah ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments