Satpam tersebut nampak tak percaya begitu saja dengan yang Ameena katakan, ia kemudian masuk ke dalam posnya untuk menelpon rumah sementara Ameena menunggu sembari melihat betapa luas serta besarnya rumah yang ditinggali oleh Salsabila. Setelah menunggu beberapa saat akhirnya satpam tersebut kembali padanya dan mengatakan kalau Ameena boleh langsung masuk karena Salsabila sudah menunggunya di dalam.
“Terima kasih banyak, Pak.”
Akhirnya dengan diantar oleh satpam, ia masuk ke dalam pekarangan rumah mewah tersebut dan satpam mengantar hanya sampai pintu utama saja. Ameena dipersilakan masuk ke dalam rumah oleh seorang asisten rumah tangga yang mengatakan kalau Salsabila sudah menantinya di ruang tengah.
“Silakan ikuti saya.”
“Baiklah.”
Akhirnya Ameena tiba di ruang tengah rumah ini yang mana di sana Salsabila sudah menunggunya, wanita itu nampak bahagia sekali karena akhirnya Ameena mau menemuinya di rumah ini. Salsabila mempersilakan
Ameena untuk duduk dan di sana Salsabila menjelaskan bahwa ia akan membantu Ameena namun tentu saja ia menagih syarat yang harus dilakukan oleh Ameena.
“Aku tahu soal itu, Bu.”
“Baguslah kalau begitu, kamu tidak akan berubah pikiran kan? Karena pernikahanmu dengan mas Hanif akan dilangsungkan lusa.”
“Tidak Bu, saya yakin dengan hal itu.”
Salsabila nampak tersenyum pada Ameena dan kemudian ia menggenggam tangan Ameena, ia sangat berterima kasih karena Ameena mau menikah dengan suaminya dengan begitu jika Salsabila pergi maka ia bisa pergi dengan
tenang.
“Tolong jangan mengatakan seperti itu.”
“Memang itulah kenyataan yang harus aku hadapi Ameena, umurku tidak lama lagi.”
Ameena jadi sedih jika mendengar cerita pilu Salsabila yang usianya sudah tidak lama lagi akibat penyakit yang dideritanya, ia hanya dapat berdoa pada Tuhan semoga saja penyakit yang diderita oleh Salsabila
segera diangkat dan wanita ini bisa menjalani kehidupannya secara normal.
“Sekarang juga aku akan transfer ke rekeningmu, berapa nomor rekeningmu?”
“Anu Bu.”
“Ada apa, Ameena?”
“Saya butuh uang cash.”
“Benarkah? Kalau begitu kita bank sekarang juga.”
Ameena nampak terkejut ketika Salsabila langsung mengajaknya ke bank, Ameena masih berada di tempatnya hingga Salsabila menyadarkannya untuk segera pergi. Akhirnya mereka berdua pun pergi ke bank untuk mencairkan uang yang diminta oleh Ameena selepas mereka menyelesaikan urusan di bank tersebut nampak
Ameena begitu berterima kasih pada Salsabila karena kebaikan hati wanita ini.
“Semoga Allah membalas kebaikan hati Ibu.”
“Hanya ini yang dapat aku berikan untukmu.”
“Ini sudah jauh lebih cukup, Bu. Aku akan mencoba mencicil dan mengembalikan semua uang ini.”
“Tidak perlu, aku ikhlaskan semua ini untuk
membantumu.”
“Tapi Bu….”
“Hidupku sudah tidak lama lagi, setidaknya aku ingin berbuat kebaikan di sisa hidupku.”
“Semoga Allah segera memberikan kesembuhan pada anda.”
****
Para lintah darat itu kembali ke rumah orang tua Ameena dan menagih utang yang perlu dibayar oleh kedua orang tuanya. Orang tua Ameena nampak ketakutan dan mengatakan bahwa saat ini Ameena sedang pergi
mencari uangnya namun lintah darat itu nampak tak percaya begitu saja, mereka memaksa orang tua Ameena untuk menyerahkan sertifikat rumah ini namun di saat itu Ameena datang dan memberikan sejumlah uang yang diminta oleh para lintah darat ini.
“Ini uang yang kalian inginkan, setelah ini tolong jangan ganggu keluargaku lagi.”
Para lintah darat itu nampak begitu bahagia karena apa yang mereka inginkan tercapai juga, setelah mendapatkan apa yang mereka inginkan mereka semua pun segera pergi dari rumah keluarga Ameena.
****
Kedua orang tua Ameena nampak penasraan bagaimana Ameena bisa mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu yang singkat. Ameena tidak memiliki pilihan lain selain harus berterus terang dengan kedua orang
tuanya mengenai hal ini.
“Sebenarnya aku mendapatkan uang itu dengan sebuah syarat, Bu.”
“Syarat apa itu, Ameena?” tanya ibunya.
“Aku harus menikah dengan seseorang,” jawab Ameena.
“Apakah kamu akan menikah dengan orang kaya?” tanya ayahnya.
“Iya Ayah, aku akan menikah namun aku akan menjadi istri keduanya,” jawab Ameena.
“Tidak masalah kamu mau menjadi istri ke berapa yang penting kan kamu menjadi kaya,” ujar ayahnya yang nampak bahagia karena setelah ini sepertinya kehidupan mereka akan lebih baik dari sebelumnya.
Sementara sang ibu sendiri justru menampakan raut wajah sedih, ia tak tega jika putrinya terpaksa melakukan pernikahan ini karena utang yang ditanggung oleh mereka berdua.
“Maafkan kami Ameena, kami sudah membuatmu melakukan hal ini.”
“Sudahlah Bu, Ibu jangan mengatakan itu lagi pula aku memang berniat untuk membantu istri pertamanya karena dia sekarang sedang sakit dan usianya tidak lama lagi.”
“Apa maksudmu?”
****
Salsabila menyambut suaminya yang baru saja pulang ke rumah, ia mau tidak mau harus mengatakan mengenai rencana pernikahan sang suami dengan Ameena yang telah ia rancang sebelumnya.
“Kamu kenapa?” tanya Hanif penasaran karena Salsabila seperti hendak mengatakan sesuatu padanya namun ia tidak jadi mengatakannya.
“Mas Hanif, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan,” jawab Salsabila.
“Iya, aku tahu itu maka sekarang juga kamu katakan padaku ada apa,” ujar Hanif penasaran.
“Kamu tahu sendiri kan kalau usiaku tidak akan lama lagi dan ….”
“Aku tahu apa yang akan kamu katakan, Salsabila, tolong jangan lanjutkan lagi.”
“Tapi Mas Hanif harus mendengarkan ini.”
“Aku tahu apa yang akan kamu katakan karena kamu sudah pernah mengatakannya padaku.”
“Tolong kamu menikah lagi dengan wanita lain yang dapat memberikanmu keturunan dan mencintaimu setelah aku tidak ada.”
“Salsabila, aku tidak akan pernah menikah lagi dengan siapa pun kecuali dengan kamu dan kalaupun kamu meninggal dunia maka aku tidak akan pernah menikah lagi.”
“Tidak Mas, tolong kamu jangan mengatakan seperti itu, masa depanmu masih panjang dan cerah, kamu bisa mendapatkan cinta yang baru dan anak dikemudian hari dengan wanita yang juga mencintaimu dengan tulus layaknya aku mencintaimu, kalian bisa membesarkan anak kalian dengan penuh cinta kasih yang selama ini kamu impikan.”
“Salsabila, tolong jangan mengatakan itu.”
“Tolong Mas.”
****
Salsabila sudah mencoba membujuk Hanif untuk menerima pernikahan ini namun sepertinya Hanif tidak mau melakukannya maka terpaksa Salsabila menggunakan cara ini supaya Hanif mau melakukan seperti apa yang ia inginkan.
“Apa yang hendak kamu lakukan?” tanya Hanif seraya memegangi tubuh Salsabila yang hendak melompat dari balkon lantai dua.
“Aku ingin mengakhiri hidupku sekarang Mas supaya kamu menikah lagi.”
“Bukankah aku sudah mengatakan padamu bahwa aku tidak akan pernah lagi walaupun kamu sudah tiada?”
“Tidak Mas, tolong kamu menikah lagi, aku tidak bisa membiarkanmu sendirian di sisa hidupmu.”
“Salsabila, tolong jangan lakukan ini.”
“Aku harus melakukannya Mas kalau kamu tidak mau mendengarkanku!”
“Baiklah, aku setuju!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments