Keesokan harinya nampak Salsabila menemui Ameena yang sudah bangun dan tengah sibuk di dapur, kedatangan Salsabila itu membuat Ameena agak terkejut dan Salsabila mengatakan bahwa ada sesuatu yang ingin ia katakan
dengan Ameena jadi ia meminta Ameena ikut dengannya sebentar. Kini mereka berdua bicara di ruangan perpustakaan di rumah tersebut, Ameena sejujurnya tidak tahu apa yang akan dikatakan oleh Salsabila saat ini padanya namun kalau ia melihat dari raut wajah Salsabila sepertinya ada sesuatu hal yang serius ingin ia katakan padanya.
“Ameena, sebelumnya aku meminta kejujuran padamu.”
“Apa?”
“Boy mengatakan sesuatu padamu kan waktu di rumah?”
Ameena nampak terkejut dengan pertanyaan yang diajukan oleh Salsabila tersebut dan Ameena pun akhirnya tak menampik bahwa memang Boy mengatakan sesuatu padanya ketika mereka tengah berada di rumah keluarga
Salsabila.
“Apakah dia mengatakan kalau dia menyukaimu?”
“Apa?”
“Kamu tak perlu terkejut begitu, katakan saja yang sebenarnya.”
Ameena nampak menghela napasnya dan mengatakan bahwa apa yang Salsabila katakan barusan memang benar adanya, akan tetapi Ameena mengatakan bahwa ia tidak menyukai Boy dan menganggap apa yang dikatakan oleh
Boy sebagai angin lalu saja.
“Jujurlah padaku Ameena, apakah kamu menyukai adikku?”
“Aku sudah mengatakannya bahwa aku tidak menyukainya.”
Jawaban dari Ameena tersebut nampak begitu lugas dan tegas hingga membuat Salsabila yakin bahwa Ameena memang tak tertarik dengan adiknya, Salsabila menghela napasnya lega dan kemudian ia meraih tangan Ameena seraya mengatakan kalau ia memohon pada Ameena untuk mencintai Hanif seorang saja.
“Kamu bisa melakukan itu kan, Ameena?”
“Iya, aku akan mencoba melakukannya.”
Salsabila bisa bernapas lega dan tersenyum dengan apa yang Ameena katakan barusan padanya, ia yakin bahwa ia dapat memercayai Ameena dan kini dirinya mengajak Ameena untuk sarapan di meja makan karena Hanif telah
menunggunya di sana.
“Kalian dari mana?” tanya Hanif ketika mereka baru saja muncul di meja makan dan duduk di kursi masing-masing.
“Ada sesuatu yang perlu kami bicarakan tadi, Mas.”
****
Ameena mengatakan bahwa dirinya akan berbelanja di supermarket karena bahan makanan di rumah sudah habis, asisten rumah tangga sudah mengatakan pada Ameena untuk tidak perlu melakukan itu namun Ameena memaksa untuk dirinya saja yang pergi karena kasihan pada asisten rumah tangga yang masih harus mengerjakan pekerjaan rumah.
“Ameena kamu yakin?” tanya Salsabila.
“Iya, aku bisa melakukannya sendiri, kok.”
“Baiklah, hati-hati di jalan.”
“Aku pergi dulu.”
Ameena kemudian pergi ke supermarket dengan menumpang taksi sesuai dengan permintaan dari Salsabila padahal ia bisa saja menggunakan angkot atau ojek yang lebih murah ketimbang taksi namun karena Salsabila sudah memesankan taksi untuknya maka Ameena tak dapat menolaknya. Setelah sampai di supermarket itu, Ameena langsung melihat dafar belanjaan yang diberikan oleh bibi dan ia bergegas membeli semua barang yang ada dalam daftar belanjaan tersebut. Ketika tengah berada di sebuah rak yang berisi makanan kaleng, Ameena tengah melihat barang-barang di sana sampai ada seseorang yang memanggil namanya.
“Ameena kan?”
Ameena sontak menoleh ke arah sumber suara dan ia terkejut bukan main karena ia melihat sosok pria yang merupakan cinta masa lalunya berdiri tidak jauh darinya, pria itu nampak bahagia bertemu kembali Ameena
dan langsung menghampirinya.
“Iya, kamu Ameena, kamu ingat aku kan?”
****
Ameena tak menanggapi apa yang pria itu katakan dan memilih untuk segera pergi namun tangannya ditahan oleh pria itu, Ameena berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman tangan pria itu namun ia tidak mau melepaskannya.
“Ameena tolong jangan pergi.”
“Lepaskan tanganmu, aku sudah memiliki suami.”
“Apa maksudmu? Suami?”
Pria itu melihat cincin di jari Ameena yang membuatnya melepaskan tangannya dari wanita tersebut, ia meminta maaf atas apa yang sudah ia lakukan tadi. Nadiba sendiri hendak pergi namun pria itu kembali menghadangnya.
“Mau apa lagi kamu?”
“Kita bisa mengobrol sebentar kan?”
“Maaf, aku tidak memiliki banyak waktu untuk itu.”
“Ayolah Ameena, hanya sebentar saja, aku rindu padamu.”
“Maaf akan tetapi aku tidak memiliki waktu, aku harus segera pergi.”
Ameena segera pergi meninggalkan pria itu dan berharap pria itu tak mengikutinya, setelah membayar semua belanjaannya di kasir nampak Ameena menunggu taksi online yang sudah ia pesan namun rupanya pria itu
menghampirinya lagi.
“Ameena.”
Namun Ameena tetap tak mau menatap pria itu, ia memilih untuk memalingkan wajahnya dari pria ini.
“Aku minta maaf atas apa yang pernah terjadi di masa lalu, aku tak bermaksud untuk menipumu, aku terpaksa harus pergi karena orang tuaku tidak menyetujui kita bisa bersama.”
“Aku tahu itu, sekarang semua sudah selesai.”
****
Sepanjang perjalanan pulang menuju rumah, Ameena menghela napasnya panjang dan bayang-bayang masa lalunya dengan pria bernama Richi itu kembali terputar dalam benaknya. Richi adalah cinta pertama Ameena,
mereka bertemu ketika masih duduk di bangku SMA, Richi adalah anak populer di sekolah sekaligus ketua tim basket yang memiliki pesona di kalangan para remaja putri. Ameena adalah salah seorang gadis yang beruntung dapat berkenalan dan dekat dengan Richi karena pria itu satu kelas dengannya dan mereka juga sering
satu kelompok dengannya dalam membuat tugas. Selepas SMA, Ameena tak melanjutkan kuliah dan memilih bekerja sementara Richi masuk sebuah universitas negeri mengambil jurusan pendidikan olahraga dan setelah itu mereka tak pernah berkomunikasi lagi hingga setelah 2 tahun mereka tak berkomunikasi takdir membawa mereka kembali bertemu. Richi saat itu mengatakan ingin serius melamar Ameena namun sayang orang tuanya tak setuju dengan hal itu karena Richi waktu itu masih kuliah dan mereka juga tak suka Ameena berasal dari keluarga tak
mampu.
“Bu, ini rumahnya?”
Pertanyaan sopir taksi membuat Ameena kembali ke masa kini dan ia mengatakan benar rumahnya yang ini, ia beterima kasih pada sopir taksi ini sebelum turun dengan barang belanjaannya, akan tetapi tanpa Ameena
sadari rupanya Richi diam-diam mengikutinya dari belakang dengan sepeda motornya dan kini Richi tahu di mana Ameena tinggal.
****
Salsabila menyambut Ameena yang baru datang di rumah ini, ia membantu Ameena membawa barang belanjaan itu sebelum akhirnya asisten rumah tangga mengatakan kalau ada seseorang yang ingin bertemu. Salsabila
segera pergi keluar rumah untuk melihat siapa orang yang ingin bertemu dan ketika ia keluar rumah, ia tak mengenali siapa pria yang datang ke rumahnya ini.
“Kamu siapa, ya? Mencari siapa?”
“Maaf, apakah Ameena tinggal di rumah ini? Saya mencari dia.”
“Ameena? Kamu memangnya siapanya Ameena?”
“Saya temannya Ameena, dia tinggal di sini kan?”
Akan tetapi Salsabila nampak tak percaya begitu saja dengan yang pria ini katakan, hingga akhirnya Ameena secara sendirinya muncul dan terkejut karena Richi mengetahui di mana dirinya tinggal sekarang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments