Boby dan Clara

Motor yang ditumpangi mereka sampai di depan rumah Clara.

"Woooowww kamu horang kayah ternyata," kata Boby. Clara tersenyum.

"Suamiku yang kaya, aku cuma numpang hidup," jawab Clara. Boby tersenyum sinis.

“Apa dia Nobita? Kenapa rumahnya sejepang ini?” tanya Boby.

“Dia mantan TKI di Jepang. Sepertinya menyukai arsitektur bergaya Jepang,” jawab Clara.

“Owww mantan TKI, wah uangnya banyak dong,” kata Boby semakin merasa kecil. Bersaing dengan mantan TKI dari jepang? Gaijnya setahun kerja jadi polisi bisa jadi gaji suami Clara selama sebulan.

“Uang bukan segalanya Kak,” jawab Clara sambil tersenyum kecut.

“Tapi uang bisa mempermudah segalanya,” kata Boby. Clara mengangguk.

“Hei, lalu apa kerjamu sekarang?” tanya Clara penasaran. Orang yang muncul sebagai guru karate anak anak itu belum pernah ditanya kerjanya sama Clara.

“Aku polisi, satu tim dengan Pak Revan. Anak buah Pak Sidiq,” jawab Boby. Clara manggut manggut. Dulu, saat mereka jadian Boby tidak pernah bilang pingin jadi polisi.

“Kenapa jadi polisi?” tanya Clara. 

“Karena….” Boby tidak melanjutkan kata katanya malah nyekikik duluan.

“Apa?” tanya Clara semakin penasaran.

“Seperti nasibmu yang aku tukar tambahkan, aku juga ditukar tambahkan sama kakak kelasmu itu. Dia memilih pacaran dengan polisi,” kata Boboy sambil tertawa lepas. Menertawakan nasib mereka yang gak beda jauh. Clara juga tertawa lepas. Dia menepuk kepala Boby yang masih pakai helem.

“Rasakan!!! Rasakan itu!!!” kata Clara sambil tertawa senang. Mereka saling pandang sampai tawa habis dari bibir mereka.

"Setelah aku jadi polisi, aku berharap bisa menyaingi. Akan tetapi ternyata lebih enak jadi playboy daripada menangisi satu perempuan yang jelas jelas menukar tambahkan aku," kata Boby sambil nyekilik lagi. Clara tersenyum sekilas. Entah kenapa pria didepannya ini memang tambah menarik dari yang dulu.

"Well selamat malam, aku langsung pamit yaa," kata Boby.

"Selamat malam juga, makasih udah diantar pulang," jawab Clara.

Sepasang mata mengamati mereka dari balik jendela rumah. Melihat Clara bisa tertawa selepas itu membuat dia tidak nyaman. Entah mengapa hatinya tidak suka. Dia sering melihat gadis itu tertawa, tapi bukan dia penyebab tawanya. Hah!! Peduli amat!! Tama masuk kamarnya dengan sebal.

***

"Kemana motormu Ra?" tanya Tama saat sarapan.

"Macet, aku tinggal di butik," jawab Clara santai. Tama mengangguk beberapa kali.

"Lalu tadi malam diantar siapa?" tanya Tama lagi. Clara sedikit terkejut dengan pertanyaan itu. Perasaan dia pulang semua orang sudah tidur.

"Teman," jawab Clara. Lalu memanggil Daus agar Tama tidak membahasnya lagi.

"Daus sarapan di luar sama suster dan pembantu. Dengar, kamu itu istriku!!! Istriku!!! Apa kata orang kalau diantar lelaki malam malam seperti itu. Aku udah sabar ya. Kamu itu udah kurang ajar sama aku. Udah cukup!! Aku gak mau dapat perlakuan seperti itu lagi!" kata Tama penuh emosi. Clara tersenyum mengejek.

"Kenapa sekarang senang sekali akting jadi keluarga sakinah Mas?" tanya Clara santai. Tama mendekatinya. Berdiri di depan Clara kedua tangannya memegang sandaran kursi yang diduduki Clara.

"Kalau aku sudah menganggapmu istri sesungguhnya, kau mau apa? Kau siap melayaniku sayang?" tanya Tama sambil mendekatkan mukanya. 

Clara shock dengan yang dilakukan Tama. Detik berikutnya Tama mencium bibirnya dengan ganas. Ini bukan ciuman pertama untuk Clara, tapi pertama kalinya Tama menciumnya sejak perkenalan mereka. Ciuman itu berakhir karena dering hp Tama. Pria itu pergi begitu saja dan mengangkat panggilan kedalam kamarnya. Jantungnya benar benar mau melompat keluar. Tama baru sadar dengan apa yang baru saja dia lakukan. Mukanya bersemu merah, entah kenapa rasanya malu.

Clara berpegangan pada tempat duduknya. Mengatur nafas yang seakan baru saja direnggut paksa dari paru parunya. Apa tadi? Jadi…. Tama cemburu? Apa Tama mulai mencintainya? Tanpa sengaja bibirnya menyunggingkan senyum. Dicintai oleh suami sah merupakan hal yang menggembirakan sebenarnya. Apa dia harus mencoba menerima Tama lagi?

"Mau kerja?" sapa Tama saat melihat Clara sudah bersiap.

"Enggak, mau pengajian," jawab Clara seenaknya. Berlalu menuju teras niat hati mau pakai ojeg onlen saja daripada pakai mobil lama sampainya.

"Aku antar. Sekalian aku bawa motormu ke bengkel," kata Tama sambil memakai sepatunya. Clara terbengong sekilas.

"Kamu gak lagi kesurupan kan Mas?" tanya Clara. 

"Maksudmu apa!" jawab Tama ngegas.

"Hehehe enggak, beda aja dari biasanya," jawab Clara sambil mesem mesem.

"Udahlah, mau diantar gak?" Tanya Tama suda mendorong gerbang untuk mengeluarkan mobilnya.

"Pakai motor aja, aku udah mau telat biar cepet," kata Clara. Tama menghembuskan nafas kasar. Entah kenapa jugaaa dia mau mengantar.

***

Libur untuk Clara tiba. Dia sudah memanasi mobilnya. Dua asisten rumah dan Daus juga sudah rapi. Sus Wiwik masih sibuk ngecek bolak balik perlengkapan yang akan dibawa Daus. 

Tama terbengong dengan kesibukan pagi itu. Lagi lagi dia tidak diberi tahu.

"Ini mau kenana?" tanya Tama pada Sus Wiwik.

"Mbak Clara ngajak jalan jalan Pak," kata Sus Wiwik bahagia. Tama diam berlalu begitu saja. Dia menuju kamar Clara. Membuka pintunya tanpa mengetuk dulu.

"Kamu mau kemana? Kebiasaanmu gak pernah izin..." perkataan Tama terhenti. Clara berdiri didepan lemarinya hanya pakai paa**kaian dalam.

"Aaaaaaa......" teriak Clara sambil melemparkan sisir tepat mengenai kepala Tama. Pria itu langsung menutup pintu. Kepalanya terasa nyeri, tapi dia justru menegangi dadanya. Jantungnya melompat lompat dengan cepat. Pemandangan yang baru saja dilihat membuat tubuhnya berdesir. Benda pink dengan belang abu abu yang satu set atas bawah, berpadu dengan kulit putih dan gunung yang besar sempurna. Astaga..... Astaga...... Tama mengambil minum demi menenangkan jantung dan otaknya.

Clara keluar kamar dengan marah marah.

"Mas Tama tangannya gak kesleo kan? Gak terluka kan? Apa susahnya ngetuk pintu dulu kek!! Bikin kaget saja!!!" kata Clara yang sudah berpakaian lengkap. Tama cuma senyum senyum sambil menghabiskan air dalam gelasnya.

"Aku mau piknik sebentar sama Daus dan orang rumah," lanjut Clara sudah siap dengan kunci mobilnya. Sudah berjalan menuju teras.

"Mau kemana?" tanya Tama sambil mensejajarkan langkahnya dengan Clara.

"Ya jalan jalan aja," jawab Clara.

"Aku gak diajak?" tanya Tama lagi.

"Emang kalau diajak mau?" tanya Clara sedikit heran dibuat buat.

"Tunggu sebentar, aku ganti baju," kata Tama berlalu. Berbelok menuju kamarnya.

"Lah, yang ngajakin siapa?" tanya Clara yang kali ini heran beneran.

Tama buru buru ganti baju. Sebenarnya dia dengar kalimat Clara yang terakhir, tapi bodo amat. Dia juga mau jalan jalan. Sebenarnya hari ini dia ada janji berangkat ke ibu kota. Ada titik terang tentang seseorang yang ia cari. Tak apalah.... Bisa ditunda sampai besok. Sekarang jalan jalan dulu. Tama menghubungi teman janjiannya kalau dia mengundur keberangkatannya sebelum menyusul Clara di teras.

"Yok, kita berangkat. Let's go!!" kata Tama sambil mengambil kunci dari tangan Clara.

Terpopuler

Comments

MAY.s

MAY.s

Jgn bilang Tama masih cari² Citra😒

2023-05-03

1

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan
2 Apes
3 Mulai kursus
4 Tinggi, hitam, besar
5 Kencan pertama
6 Lebih dekat
7 Tentang Tama
8 Syarat pernikahan
9 Kejutan
10 Penjelasan Tama
11 Pengorbanan kecil
12 Bertepuk Sebelah Tangan
13 Mantan
14 Daus sakit
15 Perasaan terdalam Boby
16 Boby on move
17 Boby dan Clara
18 Kebahagiaan kecil
19 Penolakan Pocik
20 Bersama Ine
21 Bertahan terluka
22 Berita duka di kampung Tama
23 Clara gadis baja
24 Clara dan Citra
25 Merelakan
26 Pelampiasan
27 Tama dan Citra
28 Penggerebekan
29 Bukit Bulan
30 Memintamu secara terhormat
31 pengumuman
32 Full air mata
33 Keluarga Tama
34 Cerita Nina
35 Berbicara dengan Tama
36 Pertempuran dimulai
37 Strategi
38 Cinta
39 persidangan
40 Pembuktian
41 Sunshine a new day
42 Janda
43 Keluarga Boby
44 Kesadaran baru
45 Kegilaan Boby
46 Janda dan tetangga
47 Dunia Boby
48 Dunia Clara
49 Restu
50 Pertemuan kembali
51 Sehari bersama Boby
52 Pengakuan Boby
53 Semalam bersama tim Iptu Revan
54 Menjenguk Boby
55 Pacar baru
56 Membuang ulat bulu
57 Panas!!!
58 Kejutan dari Tito
59 Kembali bersama
60 Hari hari bahagia
61 Isi hati Santi
62 Di puncak Sikunir
63 Malam tahun baru
64 Truth or dare
65 Pernikahan impian bersama
66 Sang mantan
67 Keraguan
68 Sebelum badai
69 Over thinking
70 Penjelasan Boby
71 Restu yang sesungguhnya?
72 Badai
73 Boby pusing
74 Kebohongan Boby
75 The day
76 Pro vs amatir
77 Didikan Boby
78 Manis
79 Kesayangan Clara
80 Kesayangan Boby
81 Putaran roda kehidupan dan canda
82 Tentang Cinta
83 Awal ujian
84 Duka Revan
85 Kemelut Boby
86 Duka Boby
87 Kembali berjuang
88 Mencoba untuk setia
89 Permainan lama
90 Perpisahan lagi
91 Godaan
92 Clara ngambek
93 Baper
94 Mempertahankan
95 Udan nyawang srengenge
96 Misi pertama
97 Pemulihan
98 Pahitnya hidup
99 berusaha bangkit
100 Hadiah kecil
101 Dan lagi....
102 Kecewa
103 Cari baby siter
104 Tahun baru
105 Selamat datang, Nak
106 Jasmine
107 Cara Tuhan bekerja
108 Clara manusia kurang ajar
109 Menjadi emak emak
110 Promo Novel baru
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Perkenalan
2
Apes
3
Mulai kursus
4
Tinggi, hitam, besar
5
Kencan pertama
6
Lebih dekat
7
Tentang Tama
8
Syarat pernikahan
9
Kejutan
10
Penjelasan Tama
11
Pengorbanan kecil
12
Bertepuk Sebelah Tangan
13
Mantan
14
Daus sakit
15
Perasaan terdalam Boby
16
Boby on move
17
Boby dan Clara
18
Kebahagiaan kecil
19
Penolakan Pocik
20
Bersama Ine
21
Bertahan terluka
22
Berita duka di kampung Tama
23
Clara gadis baja
24
Clara dan Citra
25
Merelakan
26
Pelampiasan
27
Tama dan Citra
28
Penggerebekan
29
Bukit Bulan
30
Memintamu secara terhormat
31
pengumuman
32
Full air mata
33
Keluarga Tama
34
Cerita Nina
35
Berbicara dengan Tama
36
Pertempuran dimulai
37
Strategi
38
Cinta
39
persidangan
40
Pembuktian
41
Sunshine a new day
42
Janda
43
Keluarga Boby
44
Kesadaran baru
45
Kegilaan Boby
46
Janda dan tetangga
47
Dunia Boby
48
Dunia Clara
49
Restu
50
Pertemuan kembali
51
Sehari bersama Boby
52
Pengakuan Boby
53
Semalam bersama tim Iptu Revan
54
Menjenguk Boby
55
Pacar baru
56
Membuang ulat bulu
57
Panas!!!
58
Kejutan dari Tito
59
Kembali bersama
60
Hari hari bahagia
61
Isi hati Santi
62
Di puncak Sikunir
63
Malam tahun baru
64
Truth or dare
65
Pernikahan impian bersama
66
Sang mantan
67
Keraguan
68
Sebelum badai
69
Over thinking
70
Penjelasan Boby
71
Restu yang sesungguhnya?
72
Badai
73
Boby pusing
74
Kebohongan Boby
75
The day
76
Pro vs amatir
77
Didikan Boby
78
Manis
79
Kesayangan Clara
80
Kesayangan Boby
81
Putaran roda kehidupan dan canda
82
Tentang Cinta
83
Awal ujian
84
Duka Revan
85
Kemelut Boby
86
Duka Boby
87
Kembali berjuang
88
Mencoba untuk setia
89
Permainan lama
90
Perpisahan lagi
91
Godaan
92
Clara ngambek
93
Baper
94
Mempertahankan
95
Udan nyawang srengenge
96
Misi pertama
97
Pemulihan
98
Pahitnya hidup
99
berusaha bangkit
100
Hadiah kecil
101
Dan lagi....
102
Kecewa
103
Cari baby siter
104
Tahun baru
105
Selamat datang, Nak
106
Jasmine
107
Cara Tuhan bekerja
108
Clara manusia kurang ajar
109
Menjadi emak emak
110
Promo Novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!