Kejutan

Ujian demi ujian di tempat kursusan membuat Clara sedikit sibuk. Apalagi mempersiapkan pernikahannya juga. Walaupun dibantu WO full tetap saja namanya pernikahan adalah hal rempong yang menyita waktu dan tenaga.

"Ra, bantuin aku ngobras bagian pesak sama rit dong!" pinta Mbak Galih saat gadis itu baru saja masuk kelas. Hari ini dia berangkat sendiri dengan sepeda mininya. Tama gak ada kabar dari semalam.

"Boleh, tapi nanti nilainya dibagi dua yaa," canda Clara. Gadis itu mengambil bahan celana Mbak Galih. Baru asik menekan pedal mesin obras hp Clara berbunyi. Telepon dari Tama.

"Tumben," gumam gadis itu sebelum mengangkat telponnya.

"Iya Mas, ada apa?" tanya Clara.

"Yang, tolong ijinin aku gak masuk hari ini. Pakdeku meninggal tadi subuh serangan jantung," suara Tama diujung sana.

"Innalilahi, Pakde siapa Mas? Pakde Wito?" tanya Clara terkejut.

"Bukan!! Pakde Wito masih sehat bugar. Pakdeku yang lain sepupu ibuku dari istri pertama mbahku," jelas Tama membuat Clara pusing. 

"Sepupu…. Ibu…. Hais pokoke kayak yang kamu omongin barusan. Oke aku ijinin," kata Clara yakin.

"Tapi kemana ijinnya?" tanya Clara lagi. Diujung sana Tama tertawa nyekikik. Gadis itu memang selalu lucu kapanpun.

"Kamu izinin sama temanku di kelas mobil saja. Nanti surat izin sama lelayu akan aku kirim. Pakde Wito juga gak masuk karena masih satu desa," jelas Tama.

Clara pun turun ke kelas mobil. Disana dia bertemu Angga kan gerombolan penyamun lainnya.

"Mas, aku suruh ngijinin Mas Tama. Dia gak masuk karena Pakdenya meninggal serangan jantung," kata Clara pada Angga. Rombongan penyamun lain ikut nimbrung.

"Pakdenya Tama? Pak Wito pembimbing kita? Owalah, kok ya cepet matinya. Baru kemarin marah marah kok ya langsung mati," jawab Angga nyerocos.

"Bukaaannn bukan Pak Wito itu! Pakde Mas Tama yang lain!!" Buru buru Clara mengkonfirmasi.

"Pak Wito juga gak masuk karena masih satu desa," tambah Clara. Para penyamun itu manggut manggut. Beberapa malah senyum senyum karena jam kosong menanti mereka. Pembimbing galak gak masuk.

"Ya wis gitu aja aku balik kelas," kata Clara sambil berbalik.

"Eh Ra," panggil Angga.

"Apa?" tanya Clara kembali menghadap Angga.

"Eh, itu… anu," kata Angga sambil melihat bagian bawah Clara. Gadis itu justru terbengong gak ngerti dengan maksud Angga. Para penyamun lain justru sudah tertawa ngakak mengikuti arah mata Angga.

"Apaan sih!!" Clara heran sendiri.

"Itu Raa itu…." kata Angga lagi lagi sambil menajamkan mata kearah bagian celana Clara.

"Opo toh? Omong yang jelas!!" kata Clara jengkel. Teman teman Angga justru tertawa ngakak.

"Astaga!!!! Itu Ra resleting celanamu terbukaaa!!!" teriak Angga. Meledaklah tawa seisi kelas mobil. Clara langsung berlari keluar kelas dengan muka panas merah padam malu.

"Lucu banget ya… pantes Tama betah. Udah cantik, lucu lagi," komentar teman Tama yang masih didengar Clara.

"Iya, beruntung Tama dapat dia,"

"Sama sama beruntung kali, Tama juga tajirrr melintirrr….." entah komen apa lagi Clara tak mendengar.

'Cih, tajir…. Iya sih tajir…. Aku kok… jadi kaya cewek matre yak…' batin Clara sambil balik ke kelas tata busana.

Sampai di kelas Clara ngos ngosan mengatur nafas.

"Habis dikejar hantu?" tanya Leni heran teman teman yang lain ikut memandang Clara.

"Aku malu tadi dikelas mobil ternyata resletingku melorot," kata Clara yang mengecek rit celananya lagi. Lagi lagi rit celananya melorot. Teman temannya justru tertawa.

"Yah, malah copot," kata Clara sambil mengacungkan kepala rit celananya. Tambah meledaklah tawa anak anak kelas tata busana. Leni langsung melemparkan celemek untuk Clara. Menutupi resleting celananya yang jebol.

"Lagian ngapain kamu kekelas mobil. Segitunya yang mau nikah, sampai lengket gak mau lepas," kata Leni. Teman teman Clara kaget. Mereka memang belum tahu kalau Clara akan menikah dengan Tama kurang lebih sebulan lagi. Cuma Leni yang tahu.

"Wah, cinta bersemi di BBLKI dan berakhir di pelaminan," kata Mbak Galih girang. Mereka pun sepakat membuatkan kebaya Clara sebagai tugas akhir. Ide itu juga disetujui pembimbing mereka. Jadilah kebaya nikahan Clara adalah wujud kebahagiaan teman temannya di kursusan itu.

Selanjutnya Clara tenggelam dengan kesibukan bikin celana bahan halus. Seperti biasa kesulitan selalu terletak pada kantong paspol celana belakang dan resleting. 

"Kamu gak layat Pak Denya Mas Tama?" tanya Leni saat mereka sibuk ngesom bagian bawah celana.

"Mau sih, tapi sama siapa? Nanti aja lah pulang kursus. Minta antar Mbakku," kata Clara.

"Sama aku aja nanti pulang kursus. Aku anterin deh," kata Leni bersemangat.

"Tapi aku pulang dulu ganti baju," kata Clara lagi. 

"Oke gak papa," jawab Leni. Mereka pun dill janjian sepulang kursus.

***

Dua gadis itu menempuh perjalanan cukup panjang. Hampir satu jam mereka diatas motor. Rumah Tama memang berada di pelosok. Sudah beda kota dengan tempat Clara tinggal, walaupun masih satu karesidenan.

"Yang mana rumahnya Ra?" tanya Leni.

"Rumah Tama yang ini, tapi kok sepi sepi aja," kata Clara sambil nunjuk rumah besar itu.

"Iya lah sepi, kan yang meninggal Pak Denya. Pasti beda rumah dong," kata Leni.

"Ya udah, kita nanya warung depan Ra, siapa tahu ada yang tahu," lanjut Leni sambil memarkirkan motornya di depan warung bakso dan mie ayam dekat rumah Tama.

"Sekalian makan yuk, aku traktir," ajak Clara. Dua itu akhirnya masuk warung dan memesan dua mangkok mie ayam.

Dua gadis itu disambut ibu dan anak laki lakinya dengan ramah. Clara kemudian bertanya pada Ibu penjual mie dimana rumah Pak Denya Tama yang meninggal. 

"Ow, di ujung desa ini Mbak, lurus saja ngikutin jalan ini. Tadi pagi pagi Mas Tama udah balik ke rumah, tapi cuma ambil anaknya trus balik lagi ke tempat Pakdenya," jawab Ibu penjual bakso ramah. Clara seperti mendapat sambaran petir. Anak?? Tama sudah punya anak??? Maksudnya apa Daus? Leni yang sama kagetnya dengan Clara memandang gadis itu dengan seribu tanya. Clara berusaha menguasai mimik mukanya dengan cepat.

"Ngomong ngomong Mbak Mbak ini temannya Tama yaa? Teman sekolah dulu atau gimana?" tanya Ibu tadi.

"Ini ca…"

"Iya, kami teman sekolah dulu. Tama udah nikah ya Bu?" tanya Clara memotong ucapan Leni. Sebisa mungkin dia menahan ekspresi agar tidak terlihat kepo dan terkejut. Ibu tadi justru menghela nafas.

"Ha….. gimana ya…. Dibilang nikah ya belum, tapi punya anak. Hehehehe…. Dia menghamili janda depan rumahnya, tapi gak di nikah. Maklum lah Mbak, beda kasta. Mas Tama kan orang kaya dan berpengaruh di kampung ini. Trus anaknya diambil keluarga Mas Tama, jandanya suruh pergi dari kampung ini, walaupun katanya dikasih pesangon banyak," jelas Ibu tadi.

Clara berusaha mengatur nafasnya dan memandang kesegala arah. Agar air matanya tidak jatuh begitu saja. Leni tahu Clara sedang sangat berusaha bersikap biasa. Dia juga berusaha sebiasa mungkin. Ini.... Seperti kejutan untuk Clara. Terjawab sudah kenapa permintaan Tama begitu aneh.... Mengadopsi Daus sebagai anak......

***

Hai hai bestie.... Up nya gak bisa tiap hari karena yahhhh..... Otornya agak sibuk dengan dunia nyata dan dunia maya yang lain. Hehehehehe... Harap maklum dan bersabar yak. Luph yu full pokok e

Terpopuler

Comments

MAY.s

MAY.s

Tuh kan😱

2023-04-30

1

MAY.s

MAY.s

Kebangetan si Clara🤣kui wedok kan🤦‍♀️

2023-04-30

1

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan
2 Apes
3 Mulai kursus
4 Tinggi, hitam, besar
5 Kencan pertama
6 Lebih dekat
7 Tentang Tama
8 Syarat pernikahan
9 Kejutan
10 Penjelasan Tama
11 Pengorbanan kecil
12 Bertepuk Sebelah Tangan
13 Mantan
14 Daus sakit
15 Perasaan terdalam Boby
16 Boby on move
17 Boby dan Clara
18 Kebahagiaan kecil
19 Penolakan Pocik
20 Bersama Ine
21 Bertahan terluka
22 Berita duka di kampung Tama
23 Clara gadis baja
24 Clara dan Citra
25 Merelakan
26 Pelampiasan
27 Tama dan Citra
28 Penggerebekan
29 Bukit Bulan
30 Memintamu secara terhormat
31 pengumuman
32 Full air mata
33 Keluarga Tama
34 Cerita Nina
35 Berbicara dengan Tama
36 Pertempuran dimulai
37 Strategi
38 Cinta
39 persidangan
40 Pembuktian
41 Sunshine a new day
42 Janda
43 Keluarga Boby
44 Kesadaran baru
45 Kegilaan Boby
46 Janda dan tetangga
47 Dunia Boby
48 Dunia Clara
49 Restu
50 Pertemuan kembali
51 Sehari bersama Boby
52 Pengakuan Boby
53 Semalam bersama tim Iptu Revan
54 Menjenguk Boby
55 Pacar baru
56 Membuang ulat bulu
57 Panas!!!
58 Kejutan dari Tito
59 Kembali bersama
60 Hari hari bahagia
61 Isi hati Santi
62 Di puncak Sikunir
63 Malam tahun baru
64 Truth or dare
65 Pernikahan impian bersama
66 Sang mantan
67 Keraguan
68 Sebelum badai
69 Over thinking
70 Penjelasan Boby
71 Restu yang sesungguhnya?
72 Badai
73 Boby pusing
74 Kebohongan Boby
75 The day
76 Pro vs amatir
77 Didikan Boby
78 Manis
79 Kesayangan Clara
80 Kesayangan Boby
81 Putaran roda kehidupan dan canda
82 Tentang Cinta
83 Awal ujian
84 Duka Revan
85 Kemelut Boby
86 Duka Boby
87 Kembali berjuang
88 Mencoba untuk setia
89 Permainan lama
90 Perpisahan lagi
91 Godaan
92 Clara ngambek
93 Baper
94 Mempertahankan
95 Udan nyawang srengenge
96 Misi pertama
97 Pemulihan
98 Pahitnya hidup
99 berusaha bangkit
100 Hadiah kecil
101 Dan lagi....
102 Kecewa
103 Cari baby siter
104 Tahun baru
105 Selamat datang, Nak
106 Jasmine
107 Cara Tuhan bekerja
108 Clara manusia kurang ajar
109 Menjadi emak emak
110 Promo Novel baru
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Perkenalan
2
Apes
3
Mulai kursus
4
Tinggi, hitam, besar
5
Kencan pertama
6
Lebih dekat
7
Tentang Tama
8
Syarat pernikahan
9
Kejutan
10
Penjelasan Tama
11
Pengorbanan kecil
12
Bertepuk Sebelah Tangan
13
Mantan
14
Daus sakit
15
Perasaan terdalam Boby
16
Boby on move
17
Boby dan Clara
18
Kebahagiaan kecil
19
Penolakan Pocik
20
Bersama Ine
21
Bertahan terluka
22
Berita duka di kampung Tama
23
Clara gadis baja
24
Clara dan Citra
25
Merelakan
26
Pelampiasan
27
Tama dan Citra
28
Penggerebekan
29
Bukit Bulan
30
Memintamu secara terhormat
31
pengumuman
32
Full air mata
33
Keluarga Tama
34
Cerita Nina
35
Berbicara dengan Tama
36
Pertempuran dimulai
37
Strategi
38
Cinta
39
persidangan
40
Pembuktian
41
Sunshine a new day
42
Janda
43
Keluarga Boby
44
Kesadaran baru
45
Kegilaan Boby
46
Janda dan tetangga
47
Dunia Boby
48
Dunia Clara
49
Restu
50
Pertemuan kembali
51
Sehari bersama Boby
52
Pengakuan Boby
53
Semalam bersama tim Iptu Revan
54
Menjenguk Boby
55
Pacar baru
56
Membuang ulat bulu
57
Panas!!!
58
Kejutan dari Tito
59
Kembali bersama
60
Hari hari bahagia
61
Isi hati Santi
62
Di puncak Sikunir
63
Malam tahun baru
64
Truth or dare
65
Pernikahan impian bersama
66
Sang mantan
67
Keraguan
68
Sebelum badai
69
Over thinking
70
Penjelasan Boby
71
Restu yang sesungguhnya?
72
Badai
73
Boby pusing
74
Kebohongan Boby
75
The day
76
Pro vs amatir
77
Didikan Boby
78
Manis
79
Kesayangan Clara
80
Kesayangan Boby
81
Putaran roda kehidupan dan canda
82
Tentang Cinta
83
Awal ujian
84
Duka Revan
85
Kemelut Boby
86
Duka Boby
87
Kembali berjuang
88
Mencoba untuk setia
89
Permainan lama
90
Perpisahan lagi
91
Godaan
92
Clara ngambek
93
Baper
94
Mempertahankan
95
Udan nyawang srengenge
96
Misi pertama
97
Pemulihan
98
Pahitnya hidup
99
berusaha bangkit
100
Hadiah kecil
101
Dan lagi....
102
Kecewa
103
Cari baby siter
104
Tahun baru
105
Selamat datang, Nak
106
Jasmine
107
Cara Tuhan bekerja
108
Clara manusia kurang ajar
109
Menjadi emak emak
110
Promo Novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!