...Happy Reading...
...****************...
Hotel Kingsley, adalah salah satu deretan hotel terbesar di ibu kota. Hari ini adalah hari pernikahan dari anak pemilik hotel tersebut—Juno Abercio Kingsley. Kemegahan pesta tersebut sudah tidak diragukan lagi. Dengan menyatukan konsep wedding outdoor dan indoor yang menjadi fasilitas istimewa di hotel tersebut, sehingga pesta tersebut bisa dihadiri oleh banyak undangan dari segala kalangan.
Abizar datang ke pesta tersebut beserta keluarganya, tetapi tanpa Kezia. Kemarin sore perempuan itu meminta diantarkan ke rumahnya, lantaran ingin mendampingi sang adik yang akan menikah.
Setelah berada di dalam gedung yang megah dengan hiasan dekorasi pernikahan yang mewah, Abizar berpisah dengan keluarganya. Ia memilih sendiri dan celingukan ke sana ke mari, seolah sedang mencari sesuatu. Abizar mencari keberadaan istrinya dan Devan. Lelaki itu masih khawatir jika mereka masih terlihat mengumbar kemesraan. Di acara pernikahan seperti ini, pasti banyak anggota keluarga yang datang. Abizar tidak ingin kelakuan mereka akan menjadi gosip yang memalukan. Padahal dirinya sendiri yang sudah punya wanita simpanan.
"Lagi cari siapa, sih?"
Abizar berjingkat saat sebuah tangan memukul pundaknya. Ia terkejut. "Bikin kaget aja, sih, Bang!" gerutunya kesal. Yang mengagetkannya hanya tersenyum lebar.
"Lagian serius banget. Sampai gue panggil beberapa kali, lo kagak denger," ucap lelaki yang bernama Alfath—sahabatnya.
Abizar menghela napasnya setelah menenangkan detak jantungnya yang berdebar kencang. "Gue lagi nyari Bang Devan. Lo lihat, nggak?" tanyanya kemudian.
"Tadi, sih, lihat di depan."
"Sama siapa?" sahut Abizar cepat.
"Sama orang tuanya. Kayaknya mereka baru datang."
Mendengar itu Abizar menghela napas lega. Itu artinya, Devan tidak bersama Kezia.
"Tumben lo nyariin Devan." Kening Alfath berkerut heran, beberapa detik kemungkinan seulas senyuman seringai terbit di sudut bibirnya, "jangan-jangan lo ketakutan, ya? Lo takut kalau Devan lagi bareng sama istri lo. Iya, kan?"
Abizar mengerjap kaku sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal mendengar tebakan Alfath. "Nggak juga, ngapain gue takut mereka bersama? Gue juga tahu kalau Bang Devan lagi deketin Mbak Zee, tapi gue nggak peduli. Bagaimana pun juga Mbak Zee udah sah jadi istri gue. Bang Devan baru bisa dapatkan Mbak Zee kalau kami udah bercerai nanti," kilah Abizar.
Alfath mencebikkan bibirnya. "Ya, terserah lo, deh. Gue harap lo nggak nyesel jika suatu saat lo kehilangan istri dan anak lo itu, Bi. Apalagi hati Kezia belum jadi milik siapa pun. Devan bisa aja merebut hatinya Kezia sebelum anak lo lahir ke dunia. Dengan begitu, lo bakalan kehilangan kesempatan. Selama lo pergi ke Jepang, gue sering lihat Devan perhatian banget sama Kezia. Hati-hati aja, lo!"
Alfath sengaja memanas-manasi Abizar agar lelaki itu sadar akan tanggung jawabnya sebagai seorang suami dan calon ayah.
"Biarin aja. Itu malah bagus, kan. Jadi aku bisa menikah dengan perempuan yang aku cintai," celetuk Abizar. Walaupun tak ayal tubuhnya sedikit gemetar, menahan hawa panas dalam dadanya yang tiba-tiba berkobar. Sampai kedua tangannya mengepal dengan kencang tanpa sadar.
"Cih, mana tahu ternyata cinta lo itu ternyata Kezia. Lo bisa aja menampik rasa yang ada dalam hati lo saat ini, tapi yang gue lihat dari sikap lo sekarang, lo kayak lagi ketakutan. Mungkin takut kehilangan ...." Alfath sedikit mencondongkan kepalanya mendekati wajah Abizar. Menatap lamat-lamat gurat ketakutan yang tercetak di dahi lelaki itu.
"Ngawur!" Abizar sontak menarik mundur kepalanya menjauhi wajah Alfath. Ditatap seperti itu membuatnya salah tingkah. "Gue udah punya pacar, Bang. Jadi nggak mungkin gue jatuh cinta sama Mbak Zee. Pacar gue itu cantik banget, tau," imbuhnya menyombongkan kecantikan Selena.
"Kita lihat aja. Menurut pendapat para ahli dari bukunya yang pernah gue baca, 'datangnya cinta itu bukan pilihan seseorang, kehadirannya bukan pula keinginan. Dia datang secara tiba-tiba, sesuai ketetapan yang ditentukan oleh Tuhan.' ...." Terjeda sejenak, Alfath menghunuskan tatapan menusuk pada kedua mata Abizar, "mungkin aja apa yang lo rasakan saat ini sama pacar lo itu cuma kekaguman semata, bukan cinta," imbuhnya lagi. Membuat Abizar sontak menelan saliva.
"Ah, apaan, sih. So bijak lo, Bang!" dengus Abizar sambil mendorong tubuh Alfath agar tidak terlalu dekat. Alfath pun tertawa terbahak-bahak.
"Ya udah kalau nggak percaya. Gue, kan, cuma mau ngingetin lo aja. Jangan sampai lo baru sadar kalau lo udah jatuh cinta sama Kezia, saat hati istri lo itu udah terisi nama Devan. Lo pasti akan menyesal," tegas Alfath.
Abizar tidak menanggapi perkataan Alfath, ia hanya memicing tidak suka. Hingga kedatangan seseorang membuat perhatian keduanya tersita.
"Abi ... my little nephew (keponakan kecilku)."
Seorang perempuan bermata sipit langsung memeluk tubuh Abizar. Suaranya yang cempreng seolah menusuk di indera pendengaran Abizar.
"Aunty Nom?" Abizar mendorong tubuh perempuan yang bernama lengkap Naomi Akiara, sekadar untuk menatap wajahnya dengan jelas. Bibirnya pun tersenyum saat sudah memastikan perempuan itu adalah benar tante kecilnya, "Aunty kapan ke sini? Kenapa nggak pulang dulu ke Jepang. Kita, kan, bisa pulang bareng dari sana," seru Abizar.
Naomi adalah seorang model terkenal asal Jepang. Ia seringkali bepergian ke luar negeri untuk melakukan pemotretan, dan terakhir ia melakukan pemotretan di negara Singapura, lalu langsung pulang ke Indonesia setelah mendengar kabar pernikahan keponakannya—Juno.
"Males, ah, pulang dulu ke sana. Orang Mommy Yura juga ada di sini, kok," ujar Naomi.
"Eh, Bi. Gue ke pantry dulu, ya. Mau ngecek hidangan, takutnya ada kekurangan." Suara Alfath mengalihkan perhatian Naomi dan Abizar. Dia yang notabene adalah seorang chef diberi tugas oleh Juno, untuk mengatur tentang segala yang berhubungan dengan hidangan pesta tersebut.
"So handsome! I like it," gumam Naomi terpana melihat ketampanan Alfath. Panah asmara telah tertancap pada pandangan pertama. Alfath dibuat heran melihat reaksi Naomi yang menurutnya terlihat aneh. Tanpa ingin tahu siapa perempuan tersebut, Alfath langsung pergi meninggalkan tempat itu.
"Eh, kenapa langsung pergi? Kita belum kenalan ...." Naomi sedikit berteriak memanggil Alfath, tetapi sayangnya lelaki itu sudah menghilang di balik kerumunan tamu undangan. Perempuan itu pun langsung memberenggut kesal. Hal itu membuat Abizar tertawa kencang.
"Dia itu cowok dingin, Aunty. Percuma kenalan sama dia. Gaulnya cuma sama masakan doang," celetuk Abizar.
"Apa dia seorang chef?"
Abizar mengangguk, mengiyakan pertanyaan tersebut.
"Wow, he is perfect boy!" lirih Naomi dengan mata berbinar penuh kekaguman.
"Kenalin sama aunty, dong, Bi!" rengek Naomi sambil bergelayut manja pada lengan Abizar. Namun, lelaki itu tidak terlalu mengindahkan permohonan tantenya tersebut. Perhatian lelaki itu tersita oleh pemandangan yang membuat matanya sakit. Di area dekat balkon yang terhubung dengan ballroom outdoor yang di bawahnya terdapat kolam renang, ia melihat sosok Kezia sedang berduaan dengan Devan. Mereka terlihat mesra sambil tertawa riang.
Sontak tangan Abizar mengepal kencang. Urat lehernya mengeras ketat dengan kedua matanya melotot tajam. "Sialan, Bang Devan! Bisa-bisanya dia berduaan dengan Mbak Zee di tempat umum seperti itu," gerutu Abizar kesal.
...****************...
...To be continued...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Kiki Sulandari
Abizar...Alfatih bukan bermsksud sok bijak,tapi memang benar....
Coba kamu renungkan lagi,apakah ksu memang menvintai Selena atau hanya kagum?
Waaah...tante Naomi enyukai cowok sedingin Alfatih?
Monggo tante...silakan taklukkaan si gunung es Alfatih🤭🤭🤭
2023-05-15
0
marie_shitie💤💤
km tuh egois bgt si bi,suka tp g ngaku cemburu nih yeeee
2023-03-22
0
🍭ͪ ͩᵇᵃˢᵉ fj⏤͟͟͞R ¢ᖱ'D⃤ ̐
lain di mulut lain di hati.bilangnya gak cinta.tapi baru liat Devan sama Kezia tertawa bahagia aja udah kebakar hatinya.
2023-02-23
2