...Happy Reading...
...****************...
Waktu bergulir tanpa jeda. Hari ini adalah hari pernikahan Abizar. Setelah tragedi pingsannya Angelina saat proses lamaran, Abizar jadi menyesal karena tiba-tiba menolak pernikahan. Pikiran Abizar sempat dibuat bercabang lantaran membaca sebuah pesan yang dikirimkan oleh Devan.
Dalam pesan itu Devan berkata, 'Jika lo emang nggak bisa nikahin Kezia, biar gue aja yang bertanggung jawab menikahi dia. Gue mencintai Kezia apa adanya, dan bersedia menerima dan merawat anak lo bersama dia.'
Abizar sempat terpengaruh dengan pesan tersebut. Jika memang Devan bersedia menanggung tanggung jawabnya, bukankah itu sebuah keuntungan bagi Abizar. Itu artinya, dia bisa menikahi Selena. Perempuan yang kini menjadi kekasihnya.
Namun, ternyata keputusan Abizar membuat mamanya begitu terguncang. Ia tidak terima jika keluarganya dipermalukan, sehingga Abizar dimarahi habis-habisan oleh sang papa. Abizar hampir saja kehilangan warisan, jika terjadi sesuatu yang buruk terhadap mamanya.
"Udah rapi, Sayang. Ayo, kita ke rumahnya Kezia!" seru Angelina saat membantu anaknya berdandan di depan cermin di dalam kamar Abizar. Senyuman bangga terbit di bibir Angelina, saat melihat pantulan Abizar di cermin yang terlihat gagah dan berwibawa.
"Mama nggak nyangka kamu udah mau nikah aja, Nak. Perasaan baru kemarin kamu masih segede ini." Angelina berkata sendu, dengan tangannya mengambang di udara sejajar dengan pinggangnya. Seolah menyamakan tinggi Abizar sesuai dengan yang ia bayangkan.
Abizar tersenyum samar. Ia mengusap air mata penuh haru yang mengalir dari pelupuk mata sang mama. "Mama jangan nangis! Abi akan menuruti keinginan mama dan nggak akan bikin malu keluarga kita," ucap lelaki itu.
Angelina mendongak menatap wajah anaknya yang lebih tinggi darinya, "Makasih, Sayang. Walaupun pernikahan ini terjadi karena kecelakaan, mama tetap berharap pernikahan kalian bahagia, dan langgeng sampai tua."
Abizar ragu untuk mengaminkan do'a tersebut. Pasalnya, bagaimana dengan nasib Selena di Jepang sana, jika dirinya langgeng dengan Kezia? Ia pun hanya tersenyum saja menanggapi perkataan sang mama.
Mengingat Selena, tiba-tiba lelaki itu ingin sekali menghubungi perempuan itu. Entah perasaan rindu atau perasaan bersalah yang menguasai kalbu. Abizar sudah lama tidak bertemu dengan Selena semenjak terkuaknya kehamilan Kezia.
"Mama duluan, ya. Abi mau telepon seseorang dulu sebentar," pinta Abizar.
"Telepon siapa?"
"Temen."
Angelina menganggukkan kepalanya tanda setuju, lalu pergi ke luar kamar lebih dulu, "Jangan lama-lama, ya!" pesannya sebelum keluar dari pintu. Abizar mengangguk setuju.
Tuuuut! Tuuuut! Tuuuut!
Suara panggilan tunggu terdengar di balik ponsel Abizar. Tak lama seorang perempuan pun terdengar menyahut di balik ponsel itu. "Halo," sapanya dengan lembut.
Abizar bergeming sesaat. Ia bingung harus berkata apa dengan Selena. "Hei, halo ... who is it? Your number is new." Selena menegur lagi dengan bahasa asing. Pasalnya, nomor yang digunakan Abizar adalah nomor baru, dan bukan nomor provider di negaranya.
Sejenak menghirup napas dalam, Abizar memutuskan untuk mengalihkan panggilan suara tersebut ke panggilan video saja. Tak lupa memasang senyum terlebih dahulu, walaupun hanya senyum palsu. "Halo, Sayang," sapa Abizar dengan wajah semringah saat Selena menyetujui panggilan videonya.
"Kak Abi? Kamu ke mana aja, si, Kak? Dari kemarin susah banget dihubungi. Aku, kan, kangen sama kamu," cecar Selena di seberang telepon. Pipinya terlihat lebih chubby saat cemberut di balik layar ponsel Abizar.
"Aku lagi sibuk, Sayang. Maaf, ya, sampai lupa ngasih kabar."
"Ya, udah. Kapan kita ketemu? Besok jadwalku kosong, loh. Ketemuan, yuk!"
Ditanya seperti itu, Abizar menggigit bibir bawahnya. Ia ragu. Selena tidak tahu jika dirinya sekarang sedang berada di Indonesia.
"Kenapa wajah Kak Abi terlihat bingung gitu?" tanya Selena menangkap gelagat yang aneh dari perubahan wajah Abizar.
"Maafkan, Kak Abi, ya. Sebenernya ... Kak Abi lagi pulang ke Indonesia. Jadi ... kita nggak bisa ketemu dulu."
"Kok, bisa? Kapan berangkatnya? Kenapa nggak ngasih tahu aku?" cecar Selena memberondong sekaligus.
"Dua hari yang lalu, Sayang. Maaf, Kak Abi lupa karena terlalu sibuk ngurusin pernikahan sepupu kakak yang mau menikah di sini," jelas Abizar membohongi Selena.
"Oh ... begitu. Lama, nggak?"
"Nggak tahu juga, tapi kakak usahakan balik lagi ke Jepang secepatnya. Kakak juga pasti kangen sama kamu."
"Uh, bohong!" tukas Selena.
"Iya, dong." Abizar melebarkan senyuman. Berharap kekasihnya luluh dan mengizinkan.
"Baiklah, tapi jangan lupa bawakan aku oleh-oleh dari sana, ya!"
"Mau apa?"
"Apa aja. Apa pun yang Kakak kasih, aku suka," jawab Selena.
"Abi ... cepetan! Sebentar lagi acaranya mau dimulai."
Suara Angelina yang berteriak di luar kamar Abizar, membuat lelaki itu terperanjat. Ia pun segera menjawab, "Iya, Ma. Sebentar."
"Sayang, udah dulu, ya. Mama udah manggil aku, tuh. Udah waktunya berangkat." Abizar beralih lagi pada layar ponselnya yang masih menampilkan wajah Selena.
"Iya, deh. Salam, ya, sama mama. Jangan lupa kasih kabar lagi dan cepet pulang ke Jepang. I love you, Kak."
"Iya, I love you too."
Setelah berkata seperti itu, Abizar mengakhiri panggilan video tersebut. Napasnya terdengar berat saat berembus ke luar. Ini adalah kebohongan besar, tetapi Abizar terpaksa melakukannya karena tidak mau kehilangan cintanya. Abizar dilema.
Di hari pernikahan yang diselenggarakan di rumahnya Kezia, tampaknya Abizar terus menekuk wajahnya. Terlihat jelas jika lelaki itu begitu berat menjadi pengantin hari ini.
*****
Sedangkan di sisi lain, tepatnya di rumah Kezia. Perempuan yang hendak menikah itu masih bersiap dengan riasan ala pengantin sederhana. Di balik balutan kebaya putih yang dipadukan dengan kain batik berwarna biru tua.
Kala wajah Kezia hendak diberi polesan make-up oleh MUA, dering ponsel Kezia menyita perhatian mereka. Kezia meraih ponsel yang dia simpan di depan lemari kaca, dan menampilkan nomor Devan yang menghubunginya.
"Sebentar, ya, Mbak. Aku mau angkat telepon dulu," pinta Kezia pada MUA. Kezia pun beringsut menjauhi MUA, lalu duduk di tepi tempat tidurnya.
"Iya, Van. Ada apa?" tanya Kezia setelah panggilan tersebut terhubung.
"Zee ...." Suara Devan terdengar parau.
"Kamu kenapa?" tanya Kezia bingung.
"Apa kamu bahagia menikah dengan Abi, Zee?"
Bukannya menjawab, Devan malah balik bertanya. Kening Kezia berkerut mendengarnya. Apalagi dengan panggilan 'kamu' yang terdengar aneh di telinga Kezia. Terdengar lebih formal dari biasanya.
Bibir Kezia terasa berat untuk menjawab pertanyaan Devan, karena sudah tentu jawabannya adalah tidak bahagia.
"Kenapa tiba-tiba kamu nanya gitu, Van? Kamu tahu sendiri penyebab pernikahanku itu karena apa. Jadi, kamu pasti sudah tahu jawabannya."
"Kalau begitu jangan menikah dengan Abi!"
"Maksudnya?" Kezia semakin bingung dengan sikap Devan.
"Aku yang bakalan menikahi kamu, Zee. Aku bersedia jadi ayah dari anak yang kamu kandung itu."
"Kamu mabok, ya, Van?" Kezia sedikit tersulut emosi mendengar perkataan ngawur sahabatnya. Ini bukan waktunya untuk bercanda.
"Aku cinta sama aku, Zee. Menikahlah denganku!"
Sejenak keheningan melingkupi suasana di sana. Kezia terkesiap mendengar pengakuan Devan.
...****************...
...To be continued...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
NAHHHH BENARKN, ITU ULAH DEVAN..
2023-06-18
0
Kiki Sulandari
Kezia....sekarang dihadapanmu ada 2 pilihan...
Abixar & Devan...
Siapa yg kau pilih?
2023-02-21
1
@ Teh iim🍒🍒😘
Nah loh Devan bikin galau semua orang neh 😀
2023-02-17
0