15. Mau Apa Dia?

...Happy Reading...

...****************...

Siang itu juga, Abizar memboyong Kezia ke rumah orang tuanya. Angelina dan Jiro pun menyambut baik kedatangan menantunya.

"Selamat datang, menantu mama. Gimana istirahatnya semalam? Abizar nggak bikin kamu lelah, kan?" tanya Angelina setelah mengurai pelukannya, tetapi tangannya masih menempel di kedua bahu Kezia. Sebelah alisnya terangkat ke atas, menunggu jawaban Kezia dengan mimik menggoda. Sedangkan yang ditanya hanya terdiam sambil mencerna apa yang dikatakan mertuanya. Perempuan itu benar-benar tidak paham dengan arti yang tersirat dari pertanyaan Angelina di malam pertama pernikahannya.

"Ma, menantunya baru datang bukannya disuruh masuk malah ditanyain kayak gitu. Namanya malam pertama pasti lelah, lah."

Celetukan dari Jiro membuat Kezia tersadar. Ia baru paham dengan pertanyaan Angelina barusan. Ternyata mertuanya itu tengah menggodanya dengan pertanyaan menggelikan. Kezia pun tersenyum miring. Dalam hatinya ia membatin, "Malam pertamaku sudah terjadi dua bulan yang lalu, Tante. Anak Tante yang merusak momen bahagia yang seharusnya aku rasakan di awal pernikahan."

Kebahagiaan setelah pernikahan yang sudah digadang-gadang hancur gara-gara perbuatan yang terlarang. Kezia memang belum tahu siapa yang akan menjadi suaminya kelak. Yang pasti, dia tidak pernah bermimpi untuk menikahi seorang laki-laki yang tidak pernah dia cintai. Walaupun dia pernah patah hati, setidaknya Kezia bisa move-on dan menemukan cinta yang lain lagi. Bukannya malah terjebak dengan pernikahan karena adanya anak dari hasil kesalahan. Kezia merasa hidupnya sudah hancur berantakan.

"Oh, iya. Maaf, mama terlalu bersemangat. Ayo, masuk!" ajak Angelina setelah menyadari kesalahannya.

Kezia menurut saja ketika Angelina menggiring tubuhnya masuk ke rumah. Angelina mengenalkan setiap ruangan yang ada di rumah tersebut. Cukup terpukau dengan megahnya dekorasi rumah tersebut, Kezia tidak melewatkan setiap ornamen serta isi furniture mewah yang memanjakan matanya. Kezia seolah sedang melakukan house tour di rumah mertuanya. Sungguh luar biasa! Walaupun Kezia juga berasal dari keluarga kaya, tetapi kekayaannya tidak ada apa-apanya dibandingkan milik sang mertua.

"Ma, aku duluan ke kamar, ya! Ngantuk banget."

Abizar tidak ingin ikut campur dengan kelakuan mamanya. Ia yang masih mengantuk lebih memilih untuk tidur.

"Ya, udah. Sekalian ajak Kezia ke kamar kalian."

"Lanjutin aja house tour-nya, Ma. Kezia belum lihat seluruh isi rumah kita," celetuk Abizar.

"Hish, kamu ini. Memangnya mama tour guide? Lagian Kezia juga bakalan tinggal di sini. Kalau dia mau, dia bisa berkeliling sendiri."

Abizar mendengkus. Mungkin sang mama tidak sadar, jika yang dia lakukan tadi sudah seperti tour guide yang menjelaskan tentang semua ruangan di rumahnya.

"Zee, untuk bagian kamar kalian, biar Abi yang tunjukkan. Sekalian kamu istirahat di sana."

"Iya, Ma." Kezia mengangguk sambil mengulas senyuman.

Abizar mengajak Kezia menaiki lift menuju kamarnya di lantai atas. Hingga kini mereka sudah berada di dalam kamar Abizar. Lelaki itu langsung menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur. "Aaah, akhirnya bisa rebahan di kasur yang empuk juga," ucapnya sambil memejamkan mata.

Kezia mencebikkan bibirnya sembari menatap Abizar. Semalam Kezia memang melarang Abizar tidur di kasurnya, dan terpaksa lelaki itu tidur di lantai dengan beralaskan selimut tebal saja. Kezia khawatir Abizar akan macam-macam kepadanya. Terlebih ukuran tempat tidurnya tidak terlalu besar. Perempuan itu lalu mengedarkan pandangannya ke sekitar.

"Lalu aku tidur di mana?" tanya Kezia. Ia tidak menemukan tempat tidur lain di sana.

"Terserah, Mbak."

"Terserah?" Kezia mengulangi perkataan Abizar sambil berkerut kening.

"Iya, terserah Mbak mau tidur di mana. Yang pasti aku tidur di kasur ini." Abizar duduk bersila. Bibirnya menyunggingkan senyuman tipis.

"Kamu mau balas dendam sama aku? Pantas saja tadi kamu maksa banget buat pindah. Ternyata ini alasannya." Kezia melipat tangannya di depan dada. Menatap Abizar sambil geleng-geleng kepala, "dasar bocah!" umpatnya kesal.

"Aku bukan bocah!" sungut Abizar tidak terima.

"Emang iya, buktinya cuma masalah tidur aja jadi perkara. Kamu mau aku merasakan tidur di lantai juga?" Kezia menjeda sejenak sambil mengangkat sebelah alisnya, lalu kembali berkata, "nggak masalah, sih, aku bisa tidur di mana saja. Tapi jangan salahkan aku kalau semisalnya aku sakit, terus mama kamu tahu alasannya karena aku tidur di lantai. Siap-siap aja kamu dapat omelan."

"Kok, mainannya ngancam?"

"Bukan ngancam, cuma cari keadilan. Masa ibu hamil disuruh tidur di lantai." Kezia tersenyum menyeringai seolah mengejek Abizar.

"Ck, merepotkan saja!" decak Abizar kesal, "kita bisa berbagi tempat tidur kalau Mbak mau. Tempat tidur ini cukup luas buat kita berdua. Nggak kayak punya Mbak," imbuhnya memberikan penawaran.

"Ih, nggak mau. Itu cuma alasan kamu buat macam-macam sama aku, kan?" ketus Kezia.

"Dih, PeDe amat! Asal Mbak tahu, ya. Kalau Mbak nggak ngegoda aku duluan, aku juga nggak bakalan kebablasan."

Kezia sontak terdiam. Ia memang salah waktu itu. Mabuk benar-benar membuatnya terjerumus dalam lubang kenistaan. Ia berjanji tidak akan menyentuh lagi yang namanya minuman haram.

"Kamu juga salah, bukannya bikin aku sadar malah manfaatin keadaan."

Tidak bisa menyangkal, Abizar menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Menyadari kesalahannya pula.

Sejenak hening. Kezia berpikir sambil menatap tempat tidur yang lumayan cukup luas untuk ditempati oleh dua orang. Ia lantas berjalan menuju sisi tempat tidur di seberang Abizar. "Oke, aku setuju kita berbagi tempat tidur," ucapnya, lalu mengambil guling dan disimpan di bagian tengah kasur tersebut, "ini batas teritorial kita. Siapa yang melewatinya baik sengaja ataupun tidak, akan dapat denda," tambah Kezia.

"Dendanya apa?"

"Terserah pemilik wilayah. Apa pun yang dia mau harus dipenuhi sama yang melewati batasnya."

Abizar bergeming. Kesepakatan itu mungkin terlalu berlebihan baginya. Tapi tidak salah juga untuk dicoba. Tidak baik juga baginya terlalu berdekatan dengan Kezia. Ia ingat cintanya masih menunggu di Negeri Sakura sana.

"Oke," ucap Abizar setuju.

*****

Dua hari pun berlalu. Sesuai kesepakatan, Abizar dan Kezia benar-benar menjaga jarak aman, bahkan mereka hanya berbicara seperlunya saja jika mereka tengah berduaan di dalam kamar.

Hari ini adalah jadwal keberangkatan Abizar ke Jepang. Hal itu membuat Kezia sangat senang. Pasalnya, selama Abizar pergi, otomatis kamar Abizar adalah miliknya seorang. Tidak ada lagi batas-batasan.

"Aku titip kamar aku, ya! Awas kalau ada barang aku yang rusak!" ancam Abizar sebelum dirinya pergi ke bandara. Kezia hanya berkata 'ya' sambil menganggukkan kepala dengan gestur tubuh malas.

Belum sempat Abizar mencapai mobilnya, tiba-tiba kedatangan Devan membuat lelaki itu berhenti melangkah. Tatapannya dibuat menyipit sedikit curiga. Semenjak Abizar menyandang status suami Kezia, ini kali pertama Devan menampilkan batang hidungnya di depan mereka. Mau apa dia?

...****************...

...To be continued...

Terpopuler

Comments

Kiki Sulandari

Kiki Sulandari

Devan....ada aps kau datang ke rumsh Abizar?
Bukan mau kbertemu Kezia,'kan.....

2023-05-15

0

ᵉᶜ✿💞puji 💞hiatus

ᵉᶜ✿💞puji 💞hiatus

devan mau ketemu zi dan si abi jadi jeles

2023-02-18

0

🍭ͪ ͩᵇᵃˢᵉ fj⏤͟͟͞R ¢ᖱ'D⃤ ̐

🍭ͪ ͩᵇᵃˢᵉ fj⏤͟͟͞R ¢ᖱ'D⃤ ̐

mau apa ya Devan?apa mau buat kesepakatan dengan Abi?

2023-02-18

0

lihat semua
Episodes
1 1. Hari Sial
2 2. Terjebak
3 3. Lupakan Saja!
4 4. Cantik
5 5. Kembali Mengganggu
6 6. Ketahuan Mama
7 7. Perempuan Gampangan
8 8. Lagi Sayang-Sayangnya
9 9. Memberi Pelajaran
10 10. Tiba-tiba Menolak
11 11. Menikahlah Denganku!
12 12. Patah Hati
13 13. Adegan Berbahaya
14 14. Mengajak Pindah
15 15. Mau Apa Dia?
16 16. Mulai Terbiasa
17 17_Semakin Dekat
18 18. Jaga Jarak
19 19. Cinta Bukan Pilihan
20 20. Bertengkar
21 21. Perempuan Tua
22 22. Perintah Sang Mama
23 23. Minta Maaf
24 24. Menginap
25 25. Iseng
26 26. Balas Dendam
27 27. Lepasin Dia!
28 28. Sepakat
29 29. Andai Saja
30 30. Merasa Terenyuh
31 31. Sekadar Kekaguman
32 32. Pulang
33 33. Mabuk
34 34. Minta Bantuan
35 35. Membeku
36 36. Peka
37 37. Nengok Bayi
38 38. Punya Hak
39 39. Merasa Bersalah
40 40. Suami Siaga
41 41. Seperti Anak Kecil
42 42. Mengingatkan
43 Bab 43. Merasakan Kenyamanan
44 Bab 44. Nggak Bisa Bohong
45 Bab 45. Tidak Tega
46 46. Perhitungan
47 Bab 47. Makan Siang
48 Bab 48. Rapat Penting
49 Bab 49. Merelakan
50 Bab 50. Marah
51 Bab 51. Khawatir
52 Bab 52. Frustrasi
53 Bab 53. Tak Bisa Terselamatkan
54 Bab 54. Ceraikan Dia!
55 Bab 55. Bertemu Kezia
56 Bab 56. Rencana Perceraian
57 Bab 57. Berlibur
58 Bab 58. Mengaku Kalah
59 Bab 59. Bukan Salah Abizar
60 Bab 60. Sebatas Asa
61 Bab 61. Karma
62 Bab 62. Memaafkan
63 Bab 63. Status Duda
64 Bab 64. Patah Hati
Episodes

Updated 64 Episodes

1
1. Hari Sial
2
2. Terjebak
3
3. Lupakan Saja!
4
4. Cantik
5
5. Kembali Mengganggu
6
6. Ketahuan Mama
7
7. Perempuan Gampangan
8
8. Lagi Sayang-Sayangnya
9
9. Memberi Pelajaran
10
10. Tiba-tiba Menolak
11
11. Menikahlah Denganku!
12
12. Patah Hati
13
13. Adegan Berbahaya
14
14. Mengajak Pindah
15
15. Mau Apa Dia?
16
16. Mulai Terbiasa
17
17_Semakin Dekat
18
18. Jaga Jarak
19
19. Cinta Bukan Pilihan
20
20. Bertengkar
21
21. Perempuan Tua
22
22. Perintah Sang Mama
23
23. Minta Maaf
24
24. Menginap
25
25. Iseng
26
26. Balas Dendam
27
27. Lepasin Dia!
28
28. Sepakat
29
29. Andai Saja
30
30. Merasa Terenyuh
31
31. Sekadar Kekaguman
32
32. Pulang
33
33. Mabuk
34
34. Minta Bantuan
35
35. Membeku
36
36. Peka
37
37. Nengok Bayi
38
38. Punya Hak
39
39. Merasa Bersalah
40
40. Suami Siaga
41
41. Seperti Anak Kecil
42
42. Mengingatkan
43
Bab 43. Merasakan Kenyamanan
44
Bab 44. Nggak Bisa Bohong
45
Bab 45. Tidak Tega
46
46. Perhitungan
47
Bab 47. Makan Siang
48
Bab 48. Rapat Penting
49
Bab 49. Merelakan
50
Bab 50. Marah
51
Bab 51. Khawatir
52
Bab 52. Frustrasi
53
Bab 53. Tak Bisa Terselamatkan
54
Bab 54. Ceraikan Dia!
55
Bab 55. Bertemu Kezia
56
Bab 56. Rencana Perceraian
57
Bab 57. Berlibur
58
Bab 58. Mengaku Kalah
59
Bab 59. Bukan Salah Abizar
60
Bab 60. Sebatas Asa
61
Bab 61. Karma
62
Bab 62. Memaafkan
63
Bab 63. Status Duda
64
Bab 64. Patah Hati

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!