...Happy Reading...
...****************...
"Ini bukan waktu yang tepat buat bercanda, Van. Kepalaku sudah pusing dengan masalah ini, jadi tolong jangan menambah masalah lagi! Ini nggak lucu," timpal Kezia setelah terdiam beberapa saat.
"Aku serius, Zee. Kalau kamu setuju, sekarang aku ke rumah kamu. Aku akan menggantikan Abi jadi pengantin laki-laki. Abi nggak pernah mencintai kamu, Zee. Aku akan bahagiain kamu."
Air mata Kezia tiba-tiba saja menetes mendengar itu. Suara Devan yang terdengar serius membuatnya terharu. "Van, kamu serius cinta sama aku? Bukannya selama ini kamu nggak pernah percaya sama cinta? Makanya kamu suka gonta-ganti pacar, kan?"
"Itu karena aku nunguin kamu berhenti mencintai Juno," tukas Devan terdengar penuh penekanan, "selama ini kamu selalu menunggu cinta dia, tapi hasilnya kamu ditolak juga, kan? Tadinya aku mau maju saat kamu patah hati, tapi aku kecolongan sama si Abi. Aku juga minta maaf, kalau semisalnya waktu itu aku nggak ninggalin kamu sama dia, mungkin ...."
Suara Devan menghilang di balik telepon Kezia, tetapi samar-samar Kezia bisa mendengar suara isak tangisan di balik teleponnya.
"Kamu nangis, Van?" tanya Kezia sedikit terkejut. Ini kali pertamanya adalah Kezia mendengar laki-laki yang terkenal dengan julukan pria Casanova itu menangis walau cuma di telepon saja.
"Aku menyesal, Zee. Kenapa nggak dari dulu aku mengungkap perasaan aku? Berjuang untuk sabar di samping kamu. Aku yakin suatu saat nanti hati kamu pasti luluh juga, karena persahabatan kita sudah cukup lama."
Kezia semakin larut dalam tangisan. Jujur, jika dirinya disuruh memilih antara Devan dan Abizar, mungkin dia akan memilih Devan. Selama ini Devan memang terkenal playboy karena seringkali gonta-ganti pacar. Namun, Kezia tahu Devan hanya ingin membuat perempuan-perempuan itu senang, karena mereka yang lebih dulu mengungkapkan perasaan.
"Tapi sekarang sudah terlambat, Van. Nasi sudah menjadi bubur. Sebentar lagi aku akan menikah dengan ayah dari anak yang aku kandung."
"Nggak! Kita belum terlambat, Zee. Masih ada waktu buat mengakhiri semua ini. Abizar pasti setuju jika aku menggantikan dia jadi suami kamu," sergah Devan.
"Lalu bagaimana dengan keluarga aku, keluarga Abi, dan ... keluarga kamu? Mereka pasti akan menentang keputusan kamu ini, Van."
"Aku nggak peduli."
Kezia menghela napas kasar, sembari mengusap air matanya yang semakin deras keluar. "Dengerin aku, Van. Aku berterima kasih karena kamu sudah mencintai aku begitu besar ..., tapi menikah itu bukan cuma ikatan sakral antara dua orang saja. Menikah itu juga mengikat banyak orang yang berada di sekeliling kita. Apalagi keluarga kita sudah tahu semuanya tentang penyebab pernikahan ini terjadi. Apa kamu pikir orang tua kamu akan setuju jika anaknya menikahi perempuan yang sudah dihamili oleh saudaranya sendiri?"
"Tapi, Zee—"
"Tolong jangan egois, Van! Aku tidak mau kehilangan seorang sahabat seperti kamu. Kamu memang selalu ada buat aku. Makasih, tapi aku nggak bisa menikah dengan kamu."
"Zee ...." Suara Devan terdengar lirih dan memelas.
"Mbak, kok, belum selesai dandannya?" Aruna yang tiba-tiba datang membuat Kezia terperanjat. Ia langsung mengusap sisa air mata yang masih tergenang di pipinya, lalu berpura-pura bersikap biasa saja.
"Udah dulu, ya, Van. Ada Aruna. Kamu akan tetap jadi sahabat aku, kok. Aku tunggu kamu di sini menjadi tamu pernikahan aku. Kamu datang, ya!" seru Kezia sedikit pelan, lalu memutuskan panggilan tersebut karena Devan tak mau menjawab pertanyaannya.
"Nelepon siapa, sih?" tanya Aruna setelah jarak mereka lebih dekat. Aruna memicingkan mata saat melihat kedua netra kakaknya sedikit sembab, "Kakak nangis?" tanyanya kemudian.
Kezia hanya mengusap wajahnya kasar, lalu melengos menuju lemari kaca tempat MUA berada. "Lanjutin dandannya, Mbak!" serunya pada MUA. Kezia berusaha bersikap tenang, walau tak bisa dipungkiri hatinya sedikit gamang, sehingga membuat air matanya masih terus berlinang.
*****
Sedangkan di tempat yang berbeda. Devan yang patah hati, tidak mau menghadiri pernikahan Kezia. Ia memilih termenung di dalam kamarnya. Hampir satu jam setelah dirinya menelpon Kezia, Devan tidak mau bergerak dari tempat tidurnya. Devan patah hati. Apalagi saat Kezia menolaknya tadi, dunia Devan terasa begitu sunyi.
Bip! Bip! Bip!
Suara notifikasi dari room chat anggota Kafe Homeless terdengar berisik di telinga Devan.
Abizar: @Devan @Alfath @Juno. Woy, kalian pada di mana? Nggak ada niat buat ngasih semangat ke gue buat menempuh pernikahan ini.
Devan membacanya, tapi memilih untuk mengabaikannya tanpa membalas apa-apa.
Alfath: Masih di jalan, macet.
Abizar: @Juno, jan pacaran mulu, Bang. Temenin gue, sini. Deg-degan gue.
@Devan, jangan bilang lo berencana bunuh diri gara-gara Kezia nikah sama gue, Bang. Gue minta maaf karena menolak usulan lo kemarin. Gue nggak tega lihat mama pingsan.
"Sialan!" Devan mengumpat kasar membaca pesan Abizar. Ia pun mengetikkan sesuatu di room chat tersebut.
^^^Devan: @Abizar, lo kira gue laki-laki lemah yang gampang nyerah. Gue bakalan ngerebut Kezia dari lo, ya. ^^^
Alfath: @Devan, Jangan ngaco! Lo berurusan sama keluarga lo sendiri.
^^^Devan: Gue nggak peduli! Lagian mereka menikah karena adanya anak. Itu artinya rumah tangga mereka cuma sebatas anak itu lahir aja. ^^^
Juno: 🤣🤣
Alfath: Napa lo ketawa @Juno? Sodara lo perlu perlu diruqyah itu.
Abizar: Bang Devan bener, kok. Pernikahan kami cuma formalitas aja. Sampai anak itu lahir, Mbak Zee bakalan bebas.
Alfath: Otak kalian perlu diruqyah semua! Kalian pikir pernikahan cuma sekadar mengisi berkas? Seenaknya kalian bilang cuma formalitas.
Juno: Gue nggak termasuk, woy!
Alfath: @Juno, sama aja lo. Buktinya lo malah ketawa. Bukannya dibenerin otak geser mereka.
Juno: Sorry, sorry, gue bingung harus dukung siapa. Dua-duanya sodara gue.
Alfath: @Devan, lo kayak gini bukan kayak Devan yang gue kenal. Nggak mungkin si Casanova jadi lemah gara-gara satu cewek aja. Mungkin jodoh lo bukan Kezia, lo nggak bisa maksain kehendak lo sendiri. Itu namanya lo menentang keputusan Tuhan.
Devan mendengkus membaca pesan Alfath yang ditujukan kepadanya. Memang benar apa yang dituliskan lelaki itu. Namun, rasa cinta yang selama ini ia kurung dalam dada, seolah membutakan mata hatinya. Devan tidak peduli itu semua. Terlebih Abizar sudah memberikan lampu hijau atas niatnya tersebut. Sudah tentu dirinya akan menyambut.
Bip! Satu lagi pesan masuk di room chat.
Abizar: Iya, iya, gue minta maaf. Kalian cepetan ke sini aja. Penghulunya udah datang. Gue mau Bang Al dan Bang Devan jadi saksi pernikahan.
Kedua mata melotot tajam melihat pesan tersebut. Rahangnya mengeras kencang karena Abizar seolah menantang. Ia pun mengetik untuk membalas pesan.
^^^Devan: Lo mau ngajakin gue perang, Bi? ^^^
...****************...
...To be continued...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Kiki Sulandari
Abizar...jangan bilang pernikahanmu dengan Kezia hanya formalitas,pernikahan itu sakral,bukan untuk main main...
Devan,mungkin memang kau sangat mencintai Kezia,tapi kalsu ternyata Kezia bukan jodohmu,ikhlaskan dia
2023-05-14
0
ᵉᶜ✿💞puji 💞hiatus
bucin nanti lu bi ma mbak zi , bilang aja formalitas entar bucin lagi 😁
2023-02-16
0
🍭ͪ ͩᵇᵃˢᵉ fj⏤͟͟͞R ¢ᖱ'D⃤ ̐
aku dukung Devan lah buat sama Kezia 🤣..berarti Abi sama Kezia harus pisah kalau Devan maju buat Kezia.
2023-02-16
1