...Happy Reading...
...****************...
Suasana akhir pekan di dataran belahan dunia yang masih diliputi salju, begitu dinantikan oleh banyak orang yang menempati wilayah itu. Walaupun sebentar lagi akan terjadi pergantian musim semi, keindahan saljunya masih bisa dinikmati. Begitupun dengan Abizar yang sudah mempunyai jadwal tersendiri di akhir pekan ini.
Seperti biasa, setiap akhir pekan Abizar akan menghabiskan waktunya bersama kekasih hatinya—Selena. Setelah menikah dan kembali ke Jepang, lelaki itu bukannya memutuskan kekasihnya, malah hubungan mereka semakin lengket saja. Ia seolah dibutakan oleh cinta. Kecantikan Selena mampu membiusnya dan seketika melupakan Kezia.
"Udah lama nunggu?" tanya Selena. Saat dirinya baru tiba di restoran milik papanya, ia langsung menemui Abizar yang duduk di meja yang berada di sisi dinding kaca. Abizar memang disuruh menunggu di sana oleh Selena, ketika dia masih berada di luar tengah melakukan pemotretan.
"Nggak, kok, Sayang. Bagi aku, nungguin kamu itu seperti lagi ngisi soal ujian. Sulit, tapi harus tetap dikerjakan dengan benar, karena aku ingin hasil yang memuaskan—yaitu kamu. Mau seribu tahun juga aku rela menunggu."
"Hm ... gombal!" Selena mencebikkan bibirnya seraya memukul bahu Abizar pelan. Abizar terkekeh, lalu memegang tangan Selena dengan lembut.
"Beneran, dong. Kamu cantik banget, sih, hari ini! Jalan-jalan, yuk!" ajak Abizar kemudian.
"Ke mana?"
"Ke tempat kita pertama kali ketemu dulu. Mau?"
Selena berpikir sejenak, "Ngapain ke sana? Ini udah mau musim semi. Saljunya juga udah nggak setebal dulu. Kita nggak bisa main ski lagi," ucapnya seraya mengernyitkan kening.
"Nggak apa-apa. Lagian aku, kan, nggak suka main ski. Aku cuma mau mengenang momen pertemuan kita waktu itu aja. Gimana?" Abizar menaikturunkan kedua alisnya sambil mengulas senyuman. Kedua tangannya menggenggam tangan Selena, "ayolah, kapan lagi kita mengenang masa itu? Mumpung masih musim salju," imbuh Abizar sedikit memaksa.
Selena menghela napasnya. Jika seperti itu tidak alasan untuk menolak Abizar. Selena pun mengangguk mengiyakan.
"Aku pulang ke rumah dulu sebentar, ya. Mau ganti baju," pamit Selena.
Abizar menganggukkan kepalanya. "Mau aku anter?" tawarnya.
"Nggak usah, orang cuma di sebelah." Selena terkekeh pelan. Rumah dan restoran milik papanya itu memang berdampingan.
...******...
Kedua insan yang tengah mabuk kasmaran itu pun akhirnya pergi ke Resort Zao yang berada di Yamagata. Perjalanan mereka cukup memakan waktu lama, karena Abizar sengaja mengemudikan mobilnya dengan kecepatan rendah. Abizar ingin menikmati momen berduaan dengan Selena sambil disuguhi keindahan pemandangan pegunungan salju di sekitar jalanan.
"Sayang, dua hari lagi aku mau ke Indonesia lagi," tutur Abizar di sela kesibukannya menyetir mobil.
"Mau ngapain?" tanya Selena sambil memiringkan tubuhnya menatap Abizar.
"Sodara sepupuku mau nikah."
"Memangnya sepupu Kak Abi ada berapa orang? Mereka menikahnya pada deketan, ya."
"Sepupuku cuma ada satu, kok. Yang sekarang mau nikah aja." Dialah Juno, anak satu-satunya dari pamannya Abizar.
Selena mengernyitkan keningnya, "Bukannya waktu Kak Abi pulang kemarin sepupunya nikah juga?" cecarnya bingung. Mengingat tentang alasan Abizar saat pulang ke Indonesia tanpa pamit waktu itu.
Abizar tercekat tentu saja. Kedua matanya sejenak terpejam erat sambil mengigit bibir bawahnya. Ia merutuki kebodohan bibirnya yang selalu berceloteh tanpa berpikir lagi.
"Ma—maksud aku, yang menikah sekarang sekarang sodara deket aku, yang kemarin agak jauh. Nggak ngertilah pertaliannya seperti apa. Pokoknya kami masih sodara dari satu eyang yang sama," kilah Abizar menjelaskan.
Selena pun percaya saja. Dia juga tidak mengerti dengan pertalian saudara seperti itu. Melihat Selena tak lagi curiga, Abizar pun bisa bernapas lega. Kali ini dia akan berhati-hati dalam berbicara. Jika tidak, kebohongannya pasti akan terbongkar di depan Selena.
"Berapa lama kamu di sana, Kak?" Setelah hening sejenak, Selena bertanya lagi.
"Belum tahu, maunya cuma dua hari aja. Setelah acara nikahannya selesai, aku langsung pulang. Soalnya aku nggak kuat kalau harus lama-lama pisah sama kamu."
Selena mencebikkan bibirnya. "Makin pinter aja, nih, gombalnya," cibirnya.
Abizar terkikik, "Eh, aku nggak lagi gombal. Emang beneran, kok."
"Iya, iya. Aku percaya. Aku juga nggak mau kalau Kak Abi lama-lama di sana. Nanti takutnya Kak Abi kepincut cewek sana. Atau ... jangan-jangan Kak Abi udah punya pacar juga di Indonesia?" Selena memicingkan kedua matanya curiga.
Abizar tertawa sumbang mendengar tuduhan Selena. Dalam hatinya sudah ketar-ketir merasa khawatir. Tuduhan itu sangat tepat sasaran. Bukan hanya pacar, Abizar bahkan sudah punya istri sekarang.
"Nggak mungkin, lah, Sayang. Aku, kan, sayang banget sama kamu."
Selena tersenyum manis, lalu menempelkan kepalanya di pundak Abizar. "Aku juga sayang banget sama Kakak. Kak Abi nggak boleh khianatin aku, ya. Nanti aku bisa kecewa," cicit Selena dengan manja.
Abizar meneguk salivanya kelat. Ia bingung harus berbuat apa. Yang terpikir dalam otaknya sekarang, hanyalah Selena tidak boleh tahu tentang pernikahannya dengan Kezia.
...*****...
Beberapa saat kemudian, akhirnya mobil yang dikendarai oleh Abizar telah sampai di tempat tujuan mereka. Resort ski Zao Onsen adalah pilihan mereka untuk menetap.
"Kita nginap di sini, Kak?" tanya Selena, ketika Abizar selesai memesan sebuah kamar.
"Iya, kita akan melihat monster salju yang menyala nanti malam," jawab Abizar.
Selena tersenyum, lalu menggandeng tangan Abizar. "Oke, aku ikut aja apa mau Kakak," tuturnya dengan wajah yang begitu dekat wajah Abizar. Tiba-tiba saja Abizar merasakan darahnya berdesir hebat saat napas Selena menerpa kulit pipinya. Tatapan perempuan itu terlihat berbeda, membuat Abizar meremang seketika.
Abizar dan Selena diantarkan ke kamar yang mereka pesan oleh petugas resort. Setelah diberikan uang tips dan berterima kasih, petugas itu pun pergi. Tinggallah Abizar dan Selena berduaan di kamar tersebut.
"Ini masih sore. Acara festival monsternya masih lama. Kamu istirahat aja dulu, atau menikmati pemandangan di luar balkon sana," seru Abizar sambil menunjuk ke arah balkon yang menghadap pemandangan memukau pengunungan salju Zao.
Selena menolehkan kepalanya ke arah telunjuk Abizar, seketika kakinya melangkah menuju ke sana. Kedua netranya begitu terpana, melihat banyak gundukan salju yang menempel di pohon-pohon konifer menyerupai bentuk monster yang besar. Jika malam tiba, cahaya lampu yang ditempelkan di sekitar pohon tersebut, membuat aura monsternya seperti hidup dan begitu memanjakan mata.
"Sini, deh, Kak!" panggil Selena, Abizar pun mendekati perempuan tersebut.
"Apa?" tanya Abizar ketika sudah berdiri di hadapan Selena. Tanpa aba-aba, tangan Selena langsung merangkul pada leher Abizar, sontak membuat irama jantung Abizar seperti beduk lebaran.
Apalagi saat kepala perempuan itu kian mengikis jarak, membuat kedua mata Abizar tak bisa mengerjap. Pandangannya tertuju pada bibir yang mengkilat. Semakin dekat, bibir mereka pun kemudian melekat.
...****************...
...To be continued...
Terus selanjutnya mereka ngapain? Penasaran, ya. 🤣🤣
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Kiki Sulandari
abizar,sampai kapan kamu akan terus berdusta pada Selena?
Lebih baik kau segera berterus terang,daripada kebablssan
2023-05-15
0
@ Teh iim🍒🍒😘
Ya ampun Abizar ....
2023-03-06
0
🍭ͪ ͩᵇᵃˢᵉ fj⏤͟͟͞R ¢ᖱ'D⃤ ̐
di saat seperti itu ,bayangan Kezia selalu muncul dalam ingatan Abi.jadi gimana ini,Kezia sama Abi kedepannya mau terus atau putus...kok jadi galau....
2023-02-21
2