17_Semakin Dekat

...Happy Reading...

...****************...

Suasana akhir pekan di dataran belahan dunia yang masih diliputi salju, begitu dinantikan oleh banyak orang yang menempati wilayah itu. Walaupun sebentar lagi akan terjadi pergantian musim semi, keindahan saljunya masih bisa dinikmati. Begitupun dengan Abizar yang sudah mempunyai jadwal tersendiri di akhir pekan ini.

Seperti biasa, setiap akhir pekan Abizar akan menghabiskan waktunya bersama kekasih hatinya—Selena. Setelah menikah dan kembali ke Jepang, lelaki itu bukannya memutuskan kekasihnya, malah hubungan mereka semakin lengket saja. Ia seolah dibutakan oleh cinta. Kecantikan Selena mampu membiusnya dan seketika melupakan Kezia.

"Udah lama nunggu?" tanya Selena. Saat dirinya baru tiba di restoran milik papanya, ia langsung menemui Abizar yang duduk di meja yang berada di sisi dinding kaca. Abizar memang disuruh menunggu di sana oleh Selena, ketika dia masih berada di luar tengah melakukan pemotretan.

"Nggak, kok, Sayang. Bagi aku, nungguin kamu itu seperti lagi ngisi soal ujian. Sulit, tapi harus tetap dikerjakan dengan benar, karena aku ingin hasil yang memuaskan—yaitu kamu. Mau seribu tahun juga aku rela menunggu."

"Hm ... gombal!" Selena mencebikkan bibirnya seraya memukul bahu Abizar pelan. Abizar terkekeh, lalu memegang tangan Selena dengan lembut.

"Beneran, dong. Kamu cantik banget, sih, hari ini! Jalan-jalan, yuk!" ajak Abizar kemudian.

"Ke mana?"

"Ke tempat kita pertama kali ketemu dulu. Mau?"

Selena berpikir sejenak, "Ngapain ke sana? Ini udah mau musim semi. Saljunya juga udah nggak setebal dulu. Kita nggak bisa main ski lagi," ucapnya seraya mengernyitkan kening.

"Nggak apa-apa. Lagian aku, kan, nggak suka main ski. Aku cuma mau mengenang momen pertemuan kita waktu itu aja. Gimana?" Abizar menaikturunkan kedua alisnya sambil mengulas senyuman. Kedua tangannya menggenggam tangan Selena, "ayolah, kapan lagi kita mengenang masa itu? Mumpung masih musim salju," imbuh Abizar sedikit memaksa.

Selena menghela napasnya. Jika seperti itu tidak alasan untuk menolak Abizar. Selena pun mengangguk mengiyakan.

"Aku pulang ke rumah dulu sebentar, ya. Mau ganti baju," pamit Selena.

Abizar menganggukkan kepalanya. "Mau aku anter?" tawarnya.

"Nggak usah, orang cuma di sebelah." Selena terkekeh pelan. Rumah dan restoran milik papanya itu memang berdampingan.

...******...

Kedua insan yang tengah mabuk kasmaran itu pun akhirnya pergi ke Resort Zao yang berada di Yamagata. Perjalanan mereka cukup memakan waktu lama, karena Abizar sengaja mengemudikan mobilnya dengan kecepatan rendah. Abizar ingin menikmati momen berduaan dengan Selena sambil disuguhi keindahan pemandangan pegunungan salju di sekitar jalanan.

"Sayang, dua hari lagi aku mau ke Indonesia lagi," tutur Abizar di sela kesibukannya menyetir mobil.

"Mau ngapain?" tanya Selena sambil memiringkan tubuhnya menatap Abizar.

"Sodara sepupuku mau nikah."

"Memangnya sepupu Kak Abi ada berapa orang? Mereka menikahnya pada deketan, ya."

"Sepupuku cuma ada satu, kok. Yang sekarang mau nikah aja." Dialah Juno, anak satu-satunya dari pamannya Abizar.

Selena mengernyitkan keningnya, "Bukannya waktu Kak Abi pulang kemarin sepupunya nikah juga?" cecarnya bingung. Mengingat tentang alasan Abizar saat pulang ke Indonesia tanpa pamit waktu itu.

Abizar tercekat tentu saja. Kedua matanya sejenak terpejam erat sambil mengigit bibir bawahnya. Ia merutuki kebodohan bibirnya yang selalu berceloteh tanpa berpikir lagi.

"Ma—maksud aku, yang menikah sekarang sekarang sodara deket aku, yang kemarin agak jauh. Nggak ngertilah pertaliannya seperti apa. Pokoknya kami masih sodara dari satu eyang yang sama," kilah Abizar menjelaskan.

Selena pun percaya saja. Dia juga tidak mengerti dengan pertalian saudara seperti itu. Melihat Selena tak lagi curiga, Abizar pun bisa bernapas lega. Kali ini dia akan berhati-hati dalam berbicara. Jika tidak, kebohongannya pasti akan terbongkar di depan Selena.

"Berapa lama kamu di sana, Kak?" Setelah hening sejenak, Selena bertanya lagi.

"Belum tahu, maunya cuma dua hari aja. Setelah acara nikahannya selesai, aku langsung pulang. Soalnya aku nggak kuat kalau harus lama-lama pisah sama kamu."

Selena mencebikkan bibirnya. "Makin pinter aja, nih, gombalnya," cibirnya.

Abizar terkikik, "Eh, aku nggak lagi gombal. Emang beneran, kok."

"Iya, iya. Aku percaya. Aku juga nggak mau kalau Kak Abi lama-lama di sana. Nanti takutnya Kak Abi kepincut cewek sana. Atau ... jangan-jangan Kak Abi udah punya pacar juga di Indonesia?" Selena memicingkan kedua matanya curiga.

Abizar tertawa sumbang mendengar tuduhan Selena. Dalam hatinya sudah ketar-ketir merasa khawatir. Tuduhan itu sangat tepat sasaran. Bukan hanya pacar, Abizar bahkan sudah punya istri sekarang.

"Nggak mungkin, lah, Sayang. Aku, kan, sayang banget sama kamu."

Selena tersenyum manis, lalu menempelkan kepalanya di pundak Abizar. "Aku juga sayang banget sama Kakak. Kak Abi nggak boleh khianatin aku, ya. Nanti aku bisa kecewa," cicit Selena dengan manja.

Abizar meneguk salivanya kelat. Ia bingung harus berbuat apa. Yang terpikir dalam otaknya sekarang, hanyalah Selena tidak boleh tahu tentang pernikahannya dengan Kezia.

...*****...

Beberapa saat kemudian, akhirnya mobil yang dikendarai oleh Abizar telah sampai di tempat tujuan mereka. Resort ski Zao Onsen adalah pilihan mereka untuk menetap.

"Kita nginap di sini, Kak?" tanya Selena, ketika Abizar selesai memesan sebuah kamar.

"Iya, kita akan melihat monster salju yang menyala nanti malam," jawab Abizar.

Selena tersenyum, lalu menggandeng tangan Abizar. "Oke, aku ikut aja apa mau Kakak," tuturnya dengan wajah yang begitu dekat wajah Abizar. Tiba-tiba saja Abizar merasakan darahnya berdesir hebat saat napas Selena menerpa kulit pipinya. Tatapan perempuan itu terlihat berbeda, membuat Abizar meremang seketika.

Abizar dan Selena diantarkan ke kamar yang mereka pesan oleh petugas resort. Setelah diberikan uang tips dan berterima kasih, petugas itu pun pergi. Tinggallah Abizar dan Selena berduaan di kamar tersebut.

"Ini masih sore. Acara festival monsternya masih lama. Kamu istirahat aja dulu, atau menikmati pemandangan di luar balkon sana," seru Abizar sambil menunjuk ke arah balkon yang menghadap pemandangan memukau pengunungan salju Zao.

Selena menolehkan kepalanya ke arah telunjuk Abizar, seketika kakinya melangkah menuju ke sana. Kedua netranya begitu terpana, melihat banyak gundukan salju yang menempel di pohon-pohon konifer menyerupai bentuk monster yang besar. Jika malam tiba, cahaya lampu yang ditempelkan di sekitar pohon tersebut, membuat aura monsternya seperti hidup dan begitu memanjakan mata.

"Sini, deh, Kak!" panggil Selena, Abizar pun mendekati perempuan tersebut.

"Apa?" tanya Abizar ketika sudah berdiri di hadapan Selena. Tanpa aba-aba, tangan Selena langsung merangkul pada leher Abizar, sontak membuat irama jantung Abizar seperti beduk lebaran.

Apalagi saat kepala perempuan itu kian mengikis jarak, membuat kedua mata Abizar tak bisa mengerjap. Pandangannya tertuju pada bibir yang mengkilat. Semakin dekat, bibir mereka pun kemudian melekat.

...****************...

...To be continued...

Terus selanjutnya mereka ngapain? Penasaran, ya. 🤣🤣

Terpopuler

Comments

Kiki Sulandari

Kiki Sulandari

abizar,sampai kapan kamu akan terus berdusta pada Selena?
Lebih baik kau segera berterus terang,daripada kebablssan

2023-05-15

0

@ Teh iim🍒🍒😘

@ Teh iim🍒🍒😘

Ya ampun Abizar ....

2023-03-06

0

🍭ͪ ͩᵇᵃˢᵉ fj⏤͟͟͞R ¢ᖱ'D⃤ ̐

🍭ͪ ͩᵇᵃˢᵉ fj⏤͟͟͞R ¢ᖱ'D⃤ ̐

di saat seperti itu ,bayangan Kezia selalu muncul dalam ingatan Abi.jadi gimana ini,Kezia sama Abi kedepannya mau terus atau putus...kok jadi galau....

2023-02-21

2

lihat semua
Episodes
1 1. Hari Sial
2 2. Terjebak
3 3. Lupakan Saja!
4 4. Cantik
5 5. Kembali Mengganggu
6 6. Ketahuan Mama
7 7. Perempuan Gampangan
8 8. Lagi Sayang-Sayangnya
9 9. Memberi Pelajaran
10 10. Tiba-tiba Menolak
11 11. Menikahlah Denganku!
12 12. Patah Hati
13 13. Adegan Berbahaya
14 14. Mengajak Pindah
15 15. Mau Apa Dia?
16 16. Mulai Terbiasa
17 17_Semakin Dekat
18 18. Jaga Jarak
19 19. Cinta Bukan Pilihan
20 20. Bertengkar
21 21. Perempuan Tua
22 22. Perintah Sang Mama
23 23. Minta Maaf
24 24. Menginap
25 25. Iseng
26 26. Balas Dendam
27 27. Lepasin Dia!
28 28. Sepakat
29 29. Andai Saja
30 30. Merasa Terenyuh
31 31. Sekadar Kekaguman
32 32. Pulang
33 33. Mabuk
34 34. Minta Bantuan
35 35. Membeku
36 36. Peka
37 37. Nengok Bayi
38 38. Punya Hak
39 39. Merasa Bersalah
40 40. Suami Siaga
41 41. Seperti Anak Kecil
42 42. Mengingatkan
43 Bab 43. Merasakan Kenyamanan
44 Bab 44. Nggak Bisa Bohong
45 Bab 45. Tidak Tega
46 46. Perhitungan
47 Bab 47. Makan Siang
48 Bab 48. Rapat Penting
49 Bab 49. Merelakan
50 Bab 50. Marah
51 Bab 51. Khawatir
52 Bab 52. Frustrasi
53 Bab 53. Tak Bisa Terselamatkan
54 Bab 54. Ceraikan Dia!
55 Bab 55. Bertemu Kezia
56 Bab 56. Rencana Perceraian
57 Bab 57. Berlibur
58 Bab 58. Mengaku Kalah
59 Bab 59. Bukan Salah Abizar
60 Bab 60. Sebatas Asa
61 Bab 61. Karma
62 Bab 62. Memaafkan
63 Bab 63. Status Duda
64 Bab 64. Patah Hati
Episodes

Updated 64 Episodes

1
1. Hari Sial
2
2. Terjebak
3
3. Lupakan Saja!
4
4. Cantik
5
5. Kembali Mengganggu
6
6. Ketahuan Mama
7
7. Perempuan Gampangan
8
8. Lagi Sayang-Sayangnya
9
9. Memberi Pelajaran
10
10. Tiba-tiba Menolak
11
11. Menikahlah Denganku!
12
12. Patah Hati
13
13. Adegan Berbahaya
14
14. Mengajak Pindah
15
15. Mau Apa Dia?
16
16. Mulai Terbiasa
17
17_Semakin Dekat
18
18. Jaga Jarak
19
19. Cinta Bukan Pilihan
20
20. Bertengkar
21
21. Perempuan Tua
22
22. Perintah Sang Mama
23
23. Minta Maaf
24
24. Menginap
25
25. Iseng
26
26. Balas Dendam
27
27. Lepasin Dia!
28
28. Sepakat
29
29. Andai Saja
30
30. Merasa Terenyuh
31
31. Sekadar Kekaguman
32
32. Pulang
33
33. Mabuk
34
34. Minta Bantuan
35
35. Membeku
36
36. Peka
37
37. Nengok Bayi
38
38. Punya Hak
39
39. Merasa Bersalah
40
40. Suami Siaga
41
41. Seperti Anak Kecil
42
42. Mengingatkan
43
Bab 43. Merasakan Kenyamanan
44
Bab 44. Nggak Bisa Bohong
45
Bab 45. Tidak Tega
46
46. Perhitungan
47
Bab 47. Makan Siang
48
Bab 48. Rapat Penting
49
Bab 49. Merelakan
50
Bab 50. Marah
51
Bab 51. Khawatir
52
Bab 52. Frustrasi
53
Bab 53. Tak Bisa Terselamatkan
54
Bab 54. Ceraikan Dia!
55
Bab 55. Bertemu Kezia
56
Bab 56. Rencana Perceraian
57
Bab 57. Berlibur
58
Bab 58. Mengaku Kalah
59
Bab 59. Bukan Salah Abizar
60
Bab 60. Sebatas Asa
61
Bab 61. Karma
62
Bab 62. Memaafkan
63
Bab 63. Status Duda
64
Bab 64. Patah Hati

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!