"Iya Mas aku positive hamil," jawab Laras sambil memeluk tubuh sang suami.
"Allhamdulillah, Allah begitu baik kepada kita Sayang, aku janji akan menjagamu dan calon anak kita dengan lebih baik lagi," ucap Fian sambil mencium rambut Laras.
"Terima kasih ya Mas, karena kamu sudah membantu aku untuk mengenal islam dan mengenal Allah," jawab Laras sambil terus menangis di pelukan Fian.
"Aku akan selalu berusaha untuk membuatmu mengenal islam dengan caraku, sehingga engkau percaya Allah itu maha segalanya," ucap Fian sambil tersenyum bahagia.
Setelah mengetahui kehamilan sang istri, Fian langsung mengajak Laras untuk segera memeriksakan kehamilannya ke Dokter. Berbagai tahapan pemeriksaan telah dijalani oleh Laras. Kini saatnya Fian mendapat kepastian tentang kebenaran kehamilan sang istri.
"Bagaimana hasil pemeriksaan Istri saya Dok," tanya Fian dengan tidak sabar.
"Menurut pemeriksaan Ibu Laras memang dinyatakan positif hamil, dan kini kandungannya memasuki usia 4 minggu," jawab sang dokter sambil tersenyum.
"Alhamdulillah, terima kasih ya Allah engkau percayakan kembali malaikat kecil di dalam rahim Istriku," batin Fian sambil mengusap perut Laras yang masih rata.
"Apa yang harus saya lakukan untuk menjaga kehamilan Istri saya kali ini Dok," tanya Fian dengan sangat berantusias.
"Di kehamilan ini Ibu Laras tidak boleh banyak pikiran, tidak boleh capek dan banyak istirahat, dan tolong perhatikan makan dan vitaminnya ya Pak," jawab sang dokter sambil menulis sebuah resep.
Setelah menerima resep dan menebusnya Fian langsung mengemudikan mobilnya ke sebuah restoran yang sangat besar dan mewah. Dia langsung memesan banyak makanan dengan berbagai menu. Setelah makanan yang dia pesan tiba Fian langsung meminta Laras untuk memakan seluruh hidangan yang ada di hadapannya.
"Ya Allah, kita hanya berdua tapi kenapa kamu memesan banyak sekali menu makanan ini," tanya Laras sambil mengamati seluruh makanan yang ada di meja.
"Siapa bilang kita berdua, kita 'kan sekarang bertiga, aku tidak mau dengar alasan apapun darimu. Pokoknya kamu harus habiskan seluruh makanan ini, aku dengar ikan laut bagus untuk pertumbuhan otak calon anak kita," ucap Fian sambil mulai meletakkan nasi di atas piring sang istri.
"Tapi aku tidak akan sanggup makan dengan porsi yang banyak Mas," jawab Laras dengan penuh rasa bingung.
"Kamu bisa habiskan semua ikan dan udang serta sayurnya saja," jawab Fian dengan sangat berantusias.
Setelah cukup lama menikmati hidangan yang ada di hadapannya. Fian kembali memesan beberapa nasi kotak untuk dibawa pulang. Kebahagiaan yang dia dapatkan hari ini membuatnya ingin melakukan banyak kebaikan yang ditunjukkan untuk kesehatan dan keselamatan Laras dan anak yang ada di dalam kandungannya.
"Mbak!" teriak Fian sambil melambaikan tangan kepada seorang pelayan.
"Iya Tuan, ada yang bisa saya bantu," tanya sang pelayan dengan sangat ramah.
"Saya mau pesan 30 nasi kotak untuk saya bawa pulang, dan saya juga mau pesan 100 nasi kotak yang akan saya ambil besok sore, apa bisa?" tanya Fian kepada pelayan tersebut.
"Bisa Pak, mari saya antar ke kasir agar Tuan dan Nyonya bisa melihat paket nasi kotak yang ada di restoran kami," jawab sang pelayan sambil mempersilahkan Laras dan Fian untuk jalan ke arah kasir.
Setelah mendapat penjelasan tentang beberapa paket nasi kotak dari restoran itu. Fian memilih paket termahal yang akan dia pesan. Setelah membayar seluruh pesanan dan makanan tadi mereka pun langsung menuju ke mobil.
"Mas, apa tidak salah kita membeli makanan sebanyak ini, dan makanan yang kamu pesan buat besok juga apa tidak terlalu banyak," tanya Laras penasaran.
"Makanan yang saat ini ada di mobil sebagian akan aku berikan kepada seluruh karyawan dan kak Siska dan sebagian lainnya akan aku berikan kepada orang tidak mampu yang akan kita temui di sepanjang jalan," jawab Fian sambil mulai menyalakan mesin mobilnya.
"Lalu yang 100 kotak buat besok bagaimana," tanya Laras dengan penasaran.
"Besok sore kita akan ke panti asuhan dan aku juga akan mengenalkanmu kepada Ustadz Ghofar dan istrinya. Sebelum kamu hamil aku sudah bernazar kepada Allah akan memberikan banyak nasi kotak untuk semua orang sampai kamu melahirkan, dan aku rasa ini adalah saatnya aku membayar nazar yang sudah aku ucapkan," jelas Fian sambil mulai mengemudikan mobilnya.
Sesuai apa yang diucapkan Fian, sepanjang jalan dia memberikan sekotak nasi kepada setiap orang yang dia temui. Setelah sampai di rumah dia meminta Bejo untuk membagikan nasi kepada seluruh karyawan termasuk Mbok Ijah dan Siska. Fian juga meminta Bejo untuk tidak mengizinkan siapapun menemui Laras termasuk Wulan.
"Bejo!" teriak Fian sambil membuka pintu mobil sang istri.
"Iya Bos," jawab Bejo sambil berlari ke arah Fian yang sedang menggandeng Laras.
"Bagikan semua nasi kotak di dalam mobil kepada seluruh karyawan termasuk Mbok Ijah, dan Kak Siska," ucap Fian sambil memberikan kunci mobilnya kepada Bejo.
"Siap Bos," jawab Bejo dengan posisi berdiri tegak.
"Oh iya satu lagi, jika ada yang datang ke sini mencari Laras bilang dia tidak ada dirumah, apalagi jika dia bernama Wulan, karena aku tidak mau dia membuat kekacauan disini apalagi sampai membahayakan Laras dan calon anak ku," jelas Fian sambil menoleh ke arah Bejo.
"Mbak Laras hamil?" tanya Bejo sambil terlihat bahagia.
"Iya, tugasmu sekarang tidak hanya bengkel tapi juga mengawasi siapa saja yang datang ke sini dan ingin bertemu dengan Laras," jawab Fian dengan wajah berbahagia.
"Mas tidak perlu berlebihan, aku baik-baik saja," ucap Laras yang terlihat malu di hadapan Bejo.
"Aku merasa tidak berlebihan, apa kamu mau aku gendong sampai di kamar," ucap Fian sambil mulai menggendong Laras.
"Tidak, aku rasa tidak perlu karena aku bisa jalan sendiri," jawab Laras sambil tertawa dengan muka terlihat memerah.
Setelah sampai di dalam kamar Fian meminta Laras untuk segera beristirahat. Dia juga meminta sang istri untuk tidak kemana-mana selama dia tidak berada di rumah. Setelah menyelimuti Laras, Fian langsung keluar dari kamarnya.
"Kamu istirahat disini, aku mau ke supermarket sebentar, ingat jangan kemana-mana selama aku tidak di rumah," pesan Fian sambil mulai membuka pintu kamarnya.
"Iya Mas," jawab Laras sambil tersenyum.
Saat Fian sedang berada di ruang kerjanya untuk mengambil kunci mobil. Tiba-tiba dia dikejutkan dengan kedatangan Bejo. Bejo memberikan sebuah kotak besar yang dibungkus rapi dengan kantong plastik berwarna hitam.
"Bos, ada paket untuk Mbak Laras," ucap Bejo sambil memberikan paket itu kepada Fian.
"Letakkan saja di situ," jawab Fian sambil mencari kunci mobilnya.
"Paket apa ini, nama pengirimnya juga tidak ada," batin Fian sambil terus mengamati paket misterius tersebut.
Fian yang penasaran langsung membuka paket yang ada di hadapannya. Terlihat sebuah miniatur rumah dengan seorang laki-laki dan perempuan di depan rumah tersebut. Namun, patung perempuan itu terlihat seakan menangis dan berdarah. Di dalam kardus terdapat sebuah surat.
"Siapa yang mengirim paket seperti ini untuk Laras," batin Fian sambil membuka surat yang di dalam kotak tersebut.
"Aku pastikan nasib rumah tanggamu akan sama dengan miniatur ini, sebuah rumah tangga yang penuh dengan air mata dan luka, selamat menikmati permainanku wanita murtad," tulis seseorang di dalam surat tersebut.
"Bejo!" teriak Fian sambil merobek surat yang ada di tangannya.
"Iya Bos ada apa," jawab Bejo yang langsung masuk ke dalam ruang kerja Fian.
"Siapa yang mengirim paket ini!" tanya Fian sambil berteriak hingga membuat seluruh karyawannya terkejut.
"Tadi seorang tukang ojek online Bos, memangnya kenapa Bos," jawab Bejo dengan panik.
"Cepat bakar paket ini, lain kali kalau ada paket apapun berikan kepada ku dan satu lagi jangan sampai ada yang tahu tentang kehamilan Laras," perintah Fian sambil mendorong miniatur ke arah Bejo.
"Baik Bos," jawab Bejo sambil berjalan mendekati Fian dan mengambil miniatur tersebut.
"Siapa pengirim paket itu, dan apa maksudnya mengirim paket seperti itu kepada Laras," batin Fian sambil duduk di kursinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments