"Keluarkan Riana, keluarkan Riana!"
Widya nampak pusing saat mendengar puluhan wali murid melakukan demo di halaman sekolah.
"Inilah akibatnya kalau kita tidak menerapkan standar penerimaan siswa, maka kejadian seperti ini tak bisa di hindarkan," ucap Warni
"Ibu tahu kan sekolah kita, sekolah swasta tak memiliki mutu, mana ada peminatnya jika memakai standar penerimaan. Kita bebasin saja peminatnya hanya sedikit. Kecuali sekolah kita sudah punya nama baru bisa," jawab Widya
Wanita itu segera keluar untuk menemui para demonstran.
"Sabar ibu-ibu, semuanya bisa dibicarakan dengan kepala dingin, bagaimana kalau kita berbicara di ruangan ku saja," ucap Widya berusaha menenangkan mereka.
"Tidak perlu, kami hanya mau anak setan itu dikeluarkan dari sekolah ini. Apa ibu mau tanggung jawab jika ia mencelakai semua siswa di sekolah ini seperti di sekolah dia dulu!"
"Oh itu tak akan terjadi di sini, tenang saja aku bisa jamin," jawab Widya
"Lalu kenapa anak saya sampai di rawat di rumah sakit, sebenarnya apa sih kerja Ibu, kok bisa tidak tahu kalau siswa ibu tawuran di kelas!"
"Maaf Ibu, pihak sekolah sudah berusaha mengawasi semua siswa tapi namanya manusia pasti punya kekurangan, so jangan menyalahkan di sepenuhnya kepada kami," bela Widya
"Pokoknya kami tidak mau tahu. Kami akan melaporkan kasus ini ke polisi jika ibu tidak mau mengeluarkan Riana!"
"Baik ibu, saya akan membicarakannya dulu dengan guru-guru yang lain, jadi silakan bapak ibu pulang dulu, nanti saya akan kabari melalui putra-putri ibu semuanya, Ok!" tegas Widya
"Kami akan tetap menunggu di sini dan memastikan jika Riana benar-benar dikeluarkan baru kami akan pulang,"
Ah sial, dasar anj*ng semua!
Gumam Widya kemudian meninggalkan para pendemo. Ia kemudian mengajak guru-guru untuk melakukan rapat mendadak di ruang guru.
Semua Guru kemudian sepakat untuk mengeluarkan Riana, apalagi setelah melihat banyaknya siswa yang di rawat di Rumah Sakit.
"Aku tak percaya dia akan sebrutal ini!"
"Aku yakin tidak ada asap tanpa ada api," jawab Warni
"Jadi gimana?" tanya Widya
"Kita skor saja dia sebulan, sembari kita melakukan penyelidikan untuk mencari siapa provokator dari kerusuhan kemarin," jawab Warni
"Deal!"
Sementara itu, Mendengar laporan cucunya dalam masalah membuat Lasmi segera datang ke sekolah Riana.
Wanita itu bahkan menantang para wali murid untuk melaporkan masalah itu ke polisi.
"Laporkan saja masalah ini ke polisi, aku tidak takut. Kalian tahu siapa aku bukan. Asal kalian tahu, bahwa yang jadi korban dalam insiden ini adalah cucuku, aku bisa membuktikannya baik dengan ilmu gaib maupun dengan kesaksian para saksi yang melihat kejadian itu, ayo siapa yang mau melapor ke polisi ikut denganku!" tantang Lasmini membuat semua wali murid langsung mundur dan membubarkan diri.
Kedatangan Lasmi kesekolah membuat Widya langsung mengurungkan niatnya mengeluarkan Riana.
"Bagaimana keadaan kalian?" tanya Riana saat menjenguk ketiga temannya
"Sudah baikan," jawab Orang tua Gema
"Maaf, karena saya Gema jadi terluka,"
"Justru kami berterima kasih karena kamu mau berteman dengannya. Lagipula Gema bilang kalau kamu malah yang menolongnya. Kalau tidak ada kamu mungkin lukanya akan lebih parah," jawab Ibu Gema
"Kenapa Ibu tidak mau melaporkan kejadian ini ke kepala sekolah atau polisi, aku rasa ini bukan lagi perundungan tapi sudah mengarah ke kriminal," tegas Riana
"Biarkan saja, lagipula mana ada sih yang percaya dengan kami," jawab wanita itu gusar
Saat hendak pulang, Riana melihat Gagah datang menjenguk Gema.
Setelah menyampaikan rasa simpatinya ia kemudian menyusul Riana yang memilih pergi meninggalkannya.
"Riana tunggu!" seru pemuda itu kemudian mengejarnya
Riana mempercepat langkahnya karena tak mau berhubungan lagi dengan Gagah. Gadis itu tidak mau mencari masalah lagi dengan mendekati idola sekolah tersebut.
Karena merasa diacuhkan oleh Riana, Gagah pun menarik lengan gadis itu dengan kasar
"Kenapa kamu mengacuhkan aku, apa semua ini karena Angel!" seru Gagah mencoba mencari tahu
Riana berusaha melepaskan tangan pemuda itu yang begitu kuat mencengkeramnya.
"Lepasin!!" serunya berusaha melepaskan diri darinya
Namun Gagah semakin mempererat cengkeramannya hingga Riana kesakitan dan berusaha memukulnya.
Gadis itu kembali mendapatkan visi, saat berusaha memukul pria dihadapannya.
"Hah!!"
"Ada apa denganmu Ri??" ucap Gagah menepuk-nepuk pipi gadis itu
"Riana bangun Ri, Riana!!" Gagah nampak panik saat mendapati gadis itu tak kunjung membuka matanya meskipun ia sudah berusaha menyadarkannya
Karena takut terjadi sesuatu dengan Gadis itu, Gagah pun langsung menggendongnya dan membawanya ke ruang UGD.
Saat dokter hendak memeriksanya, Gadis itu langsung bangun.
"Apa yang kamu rasakan?" tanya dokter
Riana seketika menatap Gagah.
Syukurlah dia baik-baik saja,
"Aku baik-baik saja," jawab Riana
"Baiklah, kalau begitu aku akan membuatkan resep obat dan vitamin untukmu,"
"Tidak perlu dok, aku baik-baik saja dan tidak kekurangan gizi," jawab Riana membuat Gagah menahan tawanya
Gadis itu kemudian melepaskan selang infusnya dan turun dari brankarnya.
"Mau kemana kamu?" cegah Gagah menahan gadis itu
"Aku harus pergi untuk memastikan sesuatu," jawab Riana
"Kamu tidak boleh kemana-mana sampai dokter mengijinkan kamu pulang," tukas Gagah
"Aku tidak sakit jadi untuk apa aku tetap disini," Riana menepis lengan pria itu yang menghalanginya keluar.
Melihat Riana berlari pergi membuat Pria itu nampak panik.
"Tenang saja aku akan mengejarnya," ucap Gagah berupaya menenangkan sang dokter
"Tidak perlu, biarkan saja dia pergi," jawab sang dokter dengan eteng.
"Riana!" seru Gagah kemudian mengejarnya,
Kali ini Rania melihat dengan jelas sosok pria yang akan membunuh Gagah.
Gadis itu buru-buru kembali ke sekolah untuk mencari lokasi dimana ia melihat pria itu muncul.
Ia kemudian berjalan memasuki Gudang sekolah. Karena semua siswa sudah pulang, gadis itu bisa leluasa memasuki gudang terlarang tersebut.
Meskipun ia sudah menggeledah seluruh gudang tetap saja ia tak menemukan sosok pria itu.
Keesokan harinya, karena penasaran ia kembali memasuki gudang itu saat jam istirahat.
Namun sayangnya ia tak berhasil masuk karena di ruangan itu terpasang garis polisi.
Saat ia kembali ke kelas semua siswa tampak membicarakan penemuan jasad seorang siswa dengan keadaan mengenaskan di gudang sekolah.
Riana buru-buru keluar dan mengejar para tenaga medis yang membawa korban menuju ambulance.
Riana memberanikan diri melihat jenazah itu.
Seketika ia membelakakan matanya saat melihat korban adalah Nala.
"Nala??"
Riana mengerjapkan netranya manakala melihat luka bekas gigitan di leher sahabatnya tersebut.
"Jangan sentuh mayat itu!" seru seorang tenaga medis mengagetkan gadis itu
"Sorry,"
Namun saat para tim medis berusaha memindahkan mayat Nala, tiba-tiba tak sengaja lengannya bersentuhan dengan Lengan Riana.
Ia kembali mendapatkan visi penyebab kematian siswa tersebut saat lengan mereka saling bersentuhan.
*Brugghh!!
"Riana!!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
❤️⃟Wᵃf✰͜͡ᴠ᭄ᴇʟᷜᴍͣuͥɴᷤ✪⃟𝔄⍣⃝కꫝ🎸
Nala... siapa yg sudah membunuhnya... knp dia mendapat gigitan di leher... Vampir kah pelakunya
2023-02-15
1
❤️⃟Wᵃf✰͜͡ᴠ᭄ᴇʟᷜᴍͣuͥɴᷤ✪⃟𝔄⍣⃝కꫝ🎸
Kok jadi Rania... 🤭🤭🤭
2023-02-15
1
Nala di gigit vampir ya .... klo iya pasti Nala jadi vampir kayak di film film
2023-02-15
0