Mereka berempat akhirnya pulang kembali ke rumah. Di mobil....
"Ayu, Ki... Maaf ya aku enggak beri tahu kalian mengenai Kayra. Sebenarnya baru kemarin aku bertemu dengannya" Kata Kenzo merasa bersalah.
"Iya, enggak apa-apa kok. Untung saja Bi Rini bisa melewati masa kritisnya" Ucap Ayu.
"Huft... Tapi aku agak khawatir, bibi enggak pernah minum obat yang di berikan Kayra. Makanya penyakit akan lebih parah"
"Kita doain aja semoga bibi bisa cepat sembuh"
"Iya.."
Kiara hanya diam saja mendengar mereka berbincang-bincang mengenai Kayra dengan Bi Rini. Kini matanya tertuju pada jendela kaca mobil. Entah apa yang dipikirkan Kiara saat ini.
...****************...
Keesokan paginya, seperti biasa Kenzo pergi untuk berangkat kerja.
"Sayang, ak minta tolong ya" Pinta Kenzo.
"Iya, tenang aja" Kata Ayu.
Setelah Kenzo pergi, Kiara baru terbangun dari tidurnya. Ia keluar dan melihat Ayu yang tengah sibuk dengan kotak bekal di hadapannya.
"Kak Kenzo udah berangkat kak?" Tanya Kiara.
"Iya udah lama Ki"
"Eum.. Itu kotak bekal untuk siapa? Aku enggak sekolah loh kak"
"Hahaha, Kakak tau kok, ini buat Kayra. Khawatir kalau Kayra belum ada makan. Kamu tolong antarkan ya" Ucap Ayu.
"Kok aku kak?"
"Ya, memangnya mau siapa lagi? Nanti Kakak sama Kenzo nyusul ke sana. Enggak apa-apa kan?"
"Iya deh, aku siap-siap dulu" Kiara kembali masuk ke dalam kamar untuk bersiap-siap. Setelah sarapan ia pergi menggunakan taksi yang sudah di pesankan Ayu.
Kiara telah sampai di rumah sakit. Banyak sekali orang-orang yang sudah berlalu-lalang padahal masih pagi.
Ia masuk dan pergi menuju kamar Bi Rini. Dari kejauhan ia melihat Kayra yang baru saja keluar dari kamar. Kayra melihat Kiara sembari melambaikan tangannya. Kayra bergegas berlari ke arah Kiara.
"Ya ampun, ngapain dia lari, entar jatuh giman--"
BRUK...
Baru saja di katakan Kiara dan benar saja Kayra tidak sengaja menabrak seseorang.
"Ah... Ma- maaf" Kata Kayra.
"Aduh... Ah iy-- Hah? Ki- Kiara?" Kata Gadis itu.
Kiara yang tadinya ingin menghampiri Kayra terkejut melihat orang yang ia kenal.
Winda? Gawat nih, jangan sampai dia tau kalau gue punya kembaran. Batin Kiara.
Buru-buru ia bersembunyi di balik tembok.
"Ah... Tapi aku buk--"
"Maaf, maafkan aku. Aku yang salah tadi enggak lihat kamu. Aku permisi" Kata Winda yang langsung pergi meninggalkan Kayra.
"Perasaan aku yang salah, kenapa jadi dia yang minta maaf?" Gumam Kayra. Ia kembali melihat mencari Kiara.
"Loh Kiara tadi ke mana? Kiar--"
"Cepetan masuk!" Kiara langsung menarik Kayra masuk ke dalam kamar Bi Rini.
"Eh...kenapa Kiara? Ada apa?" Kata Kayra.
"Sstt... Dengerin gue yah, kalau ada orang terus dia bilang Kiara, Lo iyain aja ya! Jangan sekali-kali Lo bilang kalau Lo itu Kayra atau siapapun itu. Ngerti Lo!" Kata Kiara.
Dengan wajah polosnya, Kayra hanya mengangguk mengerti.
"Nih, makan dulu!" Kiara memberikan kotak bekal pada Kayra.
"Wah... Makasih!"
Kayra memakan makanan itu dengan lahapnya. Sedangkan Kiara sibuk memainkan smartphonenya.
Kemudian salah satu perawat masuk dan membawakan makanan untuk Bi Rini.
"Permisi, ini makanannya" Kata perawat.
"Ah iya terima kasih"
"Sebentar yah Kiara habiskan aku mak--"
"Makan aja, biar gue yang bangunin Bibi" Kata Kiara.
"Makasih ya"
Kiara mencoba membangun Bi Rini. Cukup lama membangunkannya.
"Eng..."
"Bi, makan dulu yuk!" Ajak Kiara.
"Bibi... Enggak mau makan nak"
"Enggak boleh gitu Bi, bibi harus lekas sembuh, tiga suap aja deh yang penting bibi makan"
Bi Rini hanya mengangguk kecil. Kiara mulai mengambil makanan dengan sendok dan menyuapinya dengan pelan.
"Uhuk... uhuk..."
"Minum dulu Bi"
"Udah nak, eh ini Kiara ya?"
"Iya Bi, Kayra nya lagi makan"
"Wajah kalian sulit di bedakan" Kata Bi Rini dengan tawa kecilnya.
"Haha... Iya Bi"
"Kayra ya, Bibi malah memberikan nama Ica padanya... Haha, Karena waktu itu bibi lupa nama kembaran mu"
"Iya Bi, makan lagi ya bi?"
"Udah nak, bibi mau lanjut tidur dulu"
"Oke Bi!"
Kiara meletakkan kembali piring itu dan kembali duduk di samping Kayra.
"Udah Kiara?"
"Iya udah, ngomong-ngomong kalau kepanjangan panggil gue Kia aja"
"Hehe... Iya deh, Kia! Berarti kalau aku bisa di panggil Kay dong?"
"Hmm.. Terserah mu"
"Makanannya enak banget Kia! Aku suka" Kata Kayra.
"Hmm..."
Seketika Kiara menatap Kayra. Ia menjadi risih karena di tatap seperti itu.
"Ke- Kenapa Ki? Ada yang aneh di wajah ku?"
"Coba sekarang Lo ganti aku-kamu jadi gue-Lo?"
"Eh, Kenapa tiba-tiba?"
"Buruan!"
"Eee.... Gu- Gue suka makanan ini..." Kata Kayra tergagap.
"Nah, kalau Lo mau ngajak gue bicara, Lo harus kayak gitu. Kalau enggak gue bakal ngacangin Lo!"
"Iya deh, ku- Eh, gue usahain"
Sepanjang hari Kayra berusaha membiasakan berbicara seperti itu. Karena bosan ia mengajak Kiara mengobrol walaupun masih tergagap berbicara tapi akhirnya ia mulai terbiasa.
"Sepertinya Lo udah bisa ya?" Kata Kiara.
"Hehe, sepertinya. Memangnya untuk apa sih?"
"Jadi gini, teman-teman gue enggak tau kalau gue punya kembaran. Seperti yang gue bilang tadi, kalau ada yang ngenalin Lo sebagai gue Lo iyain aja pokoknya!"
"Hmm... Iya deh"
"Dan satu lagi!" Kata Kiara
"Iya apa itu?" Kata Kayra.
"..."
"Ah... sepertinya bisa!" Kata Kayra
Tak terasa hari mulai sore. Kenzo, Ayu, dan Rian baru saja datang ke rumah sakit.
"Enggak ada masalah kan?" Tanya Kenzo.
"Enggak ada kak!" kata Kiara.
"Syukurlah"
Kenzo mendekati bi Rini yang tertidur dengan pulas nya.
"Maaf ya Kayra, kami bisa Nemanin kamu sore sampai malam aja, Kiara juga sedang libur jadi bisa pagi nemenin kamu" Kaya kenzo.
"Iya kak, gue enggak apa-apa kok."
Eh, aku enggak salah dengar kan? batin Kenzo.
"Eum... kalian udah makan siang?" Tanya Kenzo.
"Udah kak, Lo udah makan belum?" Kata Kayra. Karena terbiasa ia tidak dapat menyesuaikan keadaan mengatakan Lo-gue.
"Tunggu, kok sekarang kamu ngomong nya pakai Lo-gue, tumben"
Kiara yang mendengar itu terkejut. Ia lupa memberitahu kapan ia dapat menggunakan kata itu.
Aduh, parah ini. Bisa-bisanya gue lupa ngasih tau tu anak! Pasti gue lagi yang tunjuk. Batin Kiara.
"Aaa... Itu, emangnya salah ya kak?" kata Kayra.
"Ya enggak juga sih, tapi Sama orang yang lebih tua dari kamu kan enggak sopan Kayra" Jelas Kenzo.
"Tapi Kiara yang minta gue- Ups... Maksudnya aku, maaf kak"
Kenzo melihat ke arah Kiara. Kiara hanya memalingkan wajahnya menghindari tatapan Kenzo.
...****************...
"Kurang kerjaan kamu ya!" Kata Kenzo. Sekarang mereka berada di luar rumah sakit. Tepatnya di halaman. Setelah kejadian tadi Kenzo mengajak Kiara untuk berbicara dengannya.
"Apa maksudmu ngajarin Kayra kayak gitu!?" Kini suara Kenzo mulai meninggi. Kiara hanya terdiam sejenak memikirkan jawaban untuk di lontarkan nya.
"Iya aku kurang kerjaan! Emangnya kenapa? Sekarang aku lagi di keadaan yang membingungkan kak! Aku tau ini salah ku! Kakak juga enggak mau kan bantuin aku?! Jadi biar aku yang atasin ini semua! Kakak enggak usah ikut campur!" Kata Kiara yang mulai memanas.
"Apa maksudmu hah!? Mau kamu apakan Kayra? Dia tu enggak tau apa-apa!"
"Dengar ya kak! Aku punya rencana ku sendiri. Aku bakal pertahanin dia (Buah hatinya) dan juga sekolah ku, aku udah minta tolong sama Kayra untuk gantiin aku selama sekolah nanti dan dia setuju! Sekarang tinggal keputusan kakak aja, kakak mau ngasih tau semua orang silahkan! Kalau itu terjadi, aku terpaksa meninggalkan dia! Aku enggak akan maksa kakak kok... Hiks... Terserah kakak.... Karena ini memang salah ku.... Hiks"
Tanpa sadar air mata Kiara terjatuh membasahi wajahnya. Kemudian ia berlari pergi meninggalkan Kenzo sendiri di sana.
Kayra yang dari tadi melihat itu semua, menjadi prihatin pada Kiara. Pantas saja, ia meminta hal itu padanya.
"Baiklah, aku akan membantu Kiara sebisa mungkin!"
...****************...
Terima kasih sudah membaca dan mendukung novel ini 😊
Tetap semangat dan sampai jumpa lagi 👋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments