"Iya kak, terimakasih banyak" Kata Siska. Kenzo pergi meninggalkan Alan dan Siska. Ketika melewati di bagian kandungan, ia melihat Ayu bersama Rian yang tengah duduk.
Loh, ngapain Ayu sama Rian di sini? Batin Kenzo. Ia langsung menghampiri mereka berdua.
"Sayang? Kamu ngapain di sini?" Kata Kenzo. Ayu terkejut melihat suaminya di hadapannya.
"A... em... Kenzo?! A... Aku lagi--" Belum selesai Ayu menjelaskan pada Kenzo, Tiba-tiba datang Kiara menghampiri Rian yang agak jauh dari Kenzo dan Ayu.
"Rian! Ngapain di sini? Ututu... Aunty udah selesai periksa nya nih, kita pulang yuk..." Kata Kiara dan mencubit pipi chubby nya.
Kia? Selesai periksa? Batin Kenzo.
"Kia?" panggilnya. Kiara sontak menoleh.
"Ka... Kakak!?" Kata Kiara. Ia terkejut bukan main melihat kakaknya itu berada di rumah sakit. Alasan apa yang harus ia katakan padanya. Apakah ia akan berbohong atau menceritakan yang sebenarnya?
...****************...
"Permisi mbak! Foto kandungannya ketinggalan." Kata perawat yang tadi berada di ruangan bersama Kiara.
Kiara sontak menoleh. Perasaannya Kini bercampur aduk.
Sial! Kenapa pas benget ada kak Kenzo sih! Buru-buru harus di ambil nih! Batin Kiara.
Ia langsung berdiri dan di saat hendak mengambil itu, Kenzo langsung mengambil cepat dari perawatnya. Perawat itu langsung pergi.
Kini mata Kenzo terbelalak melihat foto itu. Foto yang pernah ia lihat semasa Ayu mengandung Rian.
"Kalian pulang bersama ku" Kata Kenzo dengan nada datar. Mereka mengikuti Kenzo sampai parkiran mobil.
Ayu juga mulai panik dan melihat Kiara sejenak. Ia hanya menggelengkan kepalanya seperti mengatakan ia tidak dapat mengatasi hal ini.
Kiara hanya terdiam memikirkan apa yang harus ia katakan ketika Kenzo bertanya-tanya nantinya.
Di mobil raut wajah Kiara sangat panik dan bingung. Tapi ia berusaha tenang agar tidak terlihat oleh sang kakak.
Aduh... Gue harus ngomong apaan ini? Batin Kiara.
Tak terasa mereka telah sampai di rumah. Kenzo memarkirkan mobilnya di halaman. Ia langsung saja turun tanpa mengatakan hal apapun.
"Aku... Aku harus bagaimana kak?" Kata Kiara.
"Maaf ya Ki, sepertinya aku enggak bisa membantu banyak." Kata Ayu di saat Kenzo telah keluar dari mobil.
Setelah masuk ke dalam rumah, entah mengapa rumah itu kini menjadi lebih sunyi di bandingkan tadi.
"Ayu masuklah ke dalam bersama Rian, ada hal yang mau aku omongin dengan Kiara" Kata Kenzo dingin.
"Iya sayang" Kata Ayu yang tidak bisa membantah kata Suaminya itu. Setidaknya ia berharap semua akan baik-baik saja.
Setelah Ayu dan Rian masuk ke kamar, Kenzo langsung duduk di sofa ruang tamu.
"Duduk!" Kata Kenzo. Satu kata itu makin membuat Kiara keringat dingin. Ia langsung duduk mengikuti perintah Kenzo.
"Apa yang kalian lakukan selain berciuman saat itu?" Tanya Kenzo.
Kiara mulai panik dan bingung harus menjawab apa.
"Aa... Eum..." Kiara masih mengolah kata perkata di otaknya.
"Oh, sepertinya aku salah bertanya ke kamu. Ini! Jangan pikir aku tidak tau ini apa. Jawab dengan jujur, ini punya siapa?" Kata Kenzo dengan menekankan nada di akhir katanya.
"Itu... Pu... Punya Ku, tapi kak aku--"
BRAKK!
Kiara terkejut melihat Kenzo memukul meja yang di hadapannya itu dengan keras. Kini detak jantung berdegup tidak karuan.
"Apa yang kalian lakukan di belakang selain berciuman saat itu!" Sorot mata Kenzo mulai terlihat oleh Kiara. Mata yang kecewa dan menahan pedih dari sang adik.
"Kak! Ku mohon dengarkan aku, aku akui kami melakukan hal itu. Tapi sebelumnya aku tidak ada niatan untuk melakukan hal itu. Dia yang melakukan itu padaku... Hiks... Hiks..." Jelas Kiara. Satu persatu air matanya jatuh di pelupuk matanya.
"Enggak akan dia lakuin itu kalau kamu yang-- CK!" Kenzo sudah tidak sanggup mengatakan hal itu pada Kiara.
"Apa dia tau kalau kamu.... Hamil?" Sambungnya.
Kiara hanya mengangguk kepalanya.
"Apa responnya? Apa dia mau bertanggung jawab?"
"Dia menyuruh ku untuk... Menggugur--" Kata Kiara yang masih menundukkan kepalanya, tak berani melihat tatapan dari Kenzo.
"Sekarang kamu lihat cowok yang kamu bangga-banggakan itu!? Dia malah tidak bertanggung jawab sama sekali! Aku tanya sama kamu, apa kamu juga ada niatan seperti itu?" Kata Kenzo.
"Aku... Aku akan bertanggung jawab kak! Jadi tolong kak bantu aku merahasiakan ini" Kata Kiara memohon pada Kenzo.
"Aku tidak tau Kiara, selama apa aku bisa menutup mulut ku, sudah banyak sekali kamu membuat ku kecewa. Minggu depan ayah dan ibu akan ke sini, pastikan mereka tidak melihat ke arah perut mu..." Setelah kata-kata itu Kenzo berlalu pergi dari hadapan Kiara.
"Tapi kak... Aku harus bagaimana?" Kata Kiara yang beranjak dari duduknya.
Kenzo hanya masih membelakangi Kiara dan sedikit menoleh padanya.
"Entahlah"
Melihat sang kakak pergi begitu saja, Kiara tersungkur di lantai. Ia menangis sejadi-jadinya.
"Hiks... Hiks..." Ayu yang mendengar tangisan Kiara, langsung keluar dari kamar dan menghampirinya.
"Kia! Yang kuat ya sayang!" Kata Ayu dan memeluk Kiara dengan erat.
Sama halnya dengan Kenzo sedari tadi ia hanya duduk di mobil dan masih memegang foto kandungannya Kiara.
Terlihat sekali wajah Kenzo yang menahan tangis itu. Ia lalu mengacak-acak rambutnya.
"AKH! Aku... Memang kakak yang sangat buruk!" Pekik nya. Seketika muncul ingatannya ketika adik kembarnya di culik tetapi ia tidak bisa melakukan apapun saat itu.
Dengan cepat ia langsung menyalakan dan melajukan mobilnya. Saat ini ia tak tau kemana ia harus pergi. Pikirannya kosong dan arah mobil yang ia bawa jadi tidak menentu.
Tiba-tiba karena Kenzo terlalu laju membawa mobilnya, tanpa sadar seseorang lewat di tengah jalan. Sontak ia mengerem dengan cepat.
CKIITTT.... BRUK!
"Hah!? Astaga!" Dengan cepat Kenzo langsung turun dari mobilnya dan melihat seseorang yang telah tersungkur di depan mobilnya.
"Ma... Maaf... Apa kamu baik-baik saja?" Tanya Kenzo.
Orang yang memakai topi itu justru mengabaikan perkataan Kenzo dan justru mengambil barang-barang yang telah terjatuh.
Karena orang itu bergerak cepat, tanpa sadar topi yang ia kenakan terlepas dan terjatuh di atas trotoar. Rambut panjang hitam pekat itu kini telah di lihat oleh Kenzo.
"Hei nak! Apa kamu baik-baik sa--"
"Aku baik-baik saja..." Kata gadis itu lalu berdiri menghadap Kenzo.
Wajah gadis itu kini terlihat jelas sekali di mata Kenzo. Ia sempat terdiam melihat gadis itu.
"Aku permisi dulu..." Kata gadis itu dan berlari sangat laju.
"Tung... Tunggu!" Tanpa sadar Kenzo mengejar gadis itu. Ia memasuki gang-gang kecil yang berkelok. Hingga sampailah ia di sebuah rumah tua tetapi masih layak untuk di tinggali.
"Aku yakin gadis itu pergi ke arah sini" Gumam Kenzo. Perlahan ia memasuki dan melihat seisi rumah. Walaupun rumah tua tetapi terlihat sekali bangunan ini masih kokoh. Kenzo melihat sekelilingnya. Tidak banyak barang-barang yang ada di sana. Kini matanya tertuju pada sebuah ruangan dengan pintu yang sedikit terbuka. Tanpa ragu ia masuk ke ruangan tersebut.
Di ruangan itu terlihat seorang wanita tua yang tengah terbaring di atas ranjang. Wanita tua itu menyadari kedatangan seseorang.
"Sayang, Apa itu kamu?" Lirih wanita tua itu.
Kenzo hanya diam dan makin mendekat ke arah wanita tua. Betapa terkejutnya ia melihat wanita yang tak asing baginya.
"Bi... Bibi Rini?!" Gumam Kenzo. Suara berat milik Kenzo mengagetkan wanita tua dan menoleh ke arahnya.
"Siapa?"
"Bibi! Ini.... Ini aku... Kenzo Bi!" Pekik Kenzo.
"Kenzo? Anak dari... Dennis Kusuma... Wardani?!" Kata wanita itu.
"Benar Bi!" Air mata Kenzo mulai berjatuhan satu persatu. Ia tersungkur dan memeluk hangat bibi Rini.
...****************...
"Hiks.... Hiks..." Terdengar suara tangis anak lelaki di kamarnya. Seorang wanita masuk ke kamar dan menenangkan anak itu.
"Sudah nak Kenzo, kamu enggak salah apa-apa. Jangan menyalahkan diri mu dong!"
"Tapi bibi... Hiks... Aku harusnya... Hiks... melindungi adik-adik ku... Hiks..." Kata Kenzo kecil.
"Nak Kenzo sudah menjadi kakak yang baik kok, caranya nak Kenzo harus kuat dan jangan nangis kayak gini, Ini lukanya tambah sakit loh nanti!" Kata bibi Rini yang mengoleskan obat pada luka Kenzo kecil.
Seketika Kenzo kecil terdiam seketika. Bibi Rini telah menemani Kenzo sedari kecil karena orang tuanya harus bekerja. Namun setelah beberapa tahun kemudian ketika Kiara berusia lima tahun, ia harus pergi karena ia sudah tua dan juga harus mengurus suaminya yang sakit-sakitan.
"Nak Kiara... Sudah cantik... Sudah harum..." Kata bibi Rini yang menggendong Kiara kecil.
"Bi rini, makasih yah sudah banyak membantu keluarga kami" Kata Lia ibu dari Kenzo dan Kiara.
"Iya Bu, saya juga terima kasih karena suami saya mendapat perawatan yang terbaik." Kata bibi Rini.
"Walaupun bibi akan pergi dari sini, kami akan membuka lebar pintu kami untuk bibi dan juga kang Yudi" Kata Dennis.
"Bibi kenapa cepat sekali perginya, kenapa tidak tinggal selamanya saja di sini" Rengek Kenzo.
Bibi Rini menyerahkan Kiara kepada Lia dan menatap lembut Kenzo di hadapannya.
"Maaf ya nak Kenzo bibi juga ada keluarga di sana, mereka juga rindu pada bibi. Bibi janji deh, kalau bibi ke kota akan mampir dulu ke sini..." Kata bibi Rini.
Kenzo merasa sangat sedih mendengar hal itu. Akhirnya Bibi Rini dan suaminya kang Yudi itu pergi dari rumah Kenzo karena masa bekerja mereka sudah habis. Dari pihak keluarga Kenzo Sangat berat sekali melepas kepergian mereka, tapi mau bagaimana lagi bibi Rini yang saat itu berumur 40 tahunan juga ingin rehat dari pekerjaannya.
...****************...
Mungkin segini dulu flashback dari Kenzo.
Terima kasih sudah membaca dan mendukung novel ini 😊
Tetap semangat dan sampai jumpa lagi 👋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments