Eps. 12 Pergi ke Rumah Sakit

"Kamu mau enggak nemenin aku ke rumah sakit?" Tanya Kiara.

"Hah? Ngapain?"

"Aku mau periksa kandungan anak... Kita"

"Astaga Ki! Gue kira Lo udah gugurin kandungan Lo! Masih aja di pertahanin" Kata Dion.

"Loh, kok ngomong nya kayak gitu sih? Lagian anak ini enggak ada salah apa-apa! Aku enggak apa-apa kok pertahanin anak ini tapi aku mohon Dion, kalau kamu enggak mau ingin anak ini biar aku saja yang rawat dia tapi aku mohon sama kamu setidaknya tanggung jawab sampai anak ini lahir..."

"Astaga Ki? Lo enggak mikir ke depannya juga ya? Lo bakal hidup susah Sama itu anak! Udah gugurin aj--"

"DION!?" Teriak Kiara. Tiba-tiba terdengar suara barang jatuh tepat di depan pintu kamar Kiara. Sontak Kiara mematikan dan cepat-cepat melihat ke arah pintu.

Kini rahasia yang di tutup rapat-rapat oleh Kiara kini telah di ketahui oleh seseorang.

...****************...

"Kakak?!" Kata Kiara.

"Ah... Ini, aku cuman... Mau kembalikan barang ini aja" Kata Ayu sembari memberikan power bank dan charger. Tanpa percakapan lagi Ayu langsung pergi. Tiba-tiba...

"Kakak dengar semuanya kan..." Kata Kiara pelan. Langkah Ayu langsung terhenti dan berbalik ke arahnya. Tanpa sadar Ayu meneteskan air matanya itu.

...*...

...*...

...*...

"Ya ampun Kiara!? Hiks... Bagaimana bisa?" Kata Ayu setelah mendengar penjelasan dari Kiara. Kiara tidak bisa menutupinya lagi.

Walaupun ia mengetahui seberapa kuat ia menyembunyikan rahasia tersebut, sewaktu-waktu pasti akan di ketahui oleh orang-orang terdekat. Tapi ia masih ingin menyembunyikannya selagi ia bisa.

"Ini salah ku kak. Semua ini gara-gara aku berbohong dengan kalian berdua. Maafkan aku..." Kata Kiara dengan suara lemahnya itu.

"Ohiya, tadi aku dengar, kamu mau ke rumah sakit kan? Gimana kita cek dulu? Ini pasti pertama untuk mu, jadi aku akan membantu selagi bisa..." Kata Ayu.

"Kakak..."

Mereka bertiga, Ayu, Kiara, dan Rian pergi ke rumah sakit menaiki taksi. Sesampainya di sana Ayu langsung mendaftarkan Kiara.

"Nah, nanti kalau nomornya di panggil langsung aja ke sana ya, aku mau beli cemilan dulu buat Rian, nanti aku kembali lagi" Kata Ayu.

"Iya kak, makasih" Kiara menunggu di kursi yang telah di sediakan di sana. Sambil memperhatikan di sekelilingnya memastikan tidak ada yang melihatnya di sana.

"Nomor 07 atas nama Kiara!" Kata salah satu seorang perawat. Kiara langsung berdiri dan memasuki ruangan tersebut.

Ini memang pertama kalinya ia berada di sini dengan keadaan yang seperti itu. Perasaannya mulai gundah. Berharap tidak terjadi apa dengan dirinya dan janinnya.

"Baik, kita data dulu ya" Kata dokternya.

"Nama lengkapnya?"

"Eum... Kiara Kusuma Wardani"

"Alamatnya?"

"Jalan mawar blok. B"

"Umurnya?"

Kiara sempat ragu mengatakan umurnya yang masih muda. Tapi inilah konsekuensinya yang harus ia terima.

"Emh... Huft... 18... Tahun..." Kata Kiara gugup. Dokter itu seketika terdiam, lalu menggoyangkan kembali penanya.

"Silahkan ke sini" Kata dokter.

Kiara langsung mengikuti arahan dokter. Ia harus menimbang berat badannya, mengukur tinggi badan, dan mengukur tekanan darah. Setelah itu ia berbaring di sebuah ranjang, lalu dokter itu mengoleskan sesuatu yang dingin di perutnya dan mulai lah dokter melihat kandungan Kiara.

"Hm... Sepertinya janinnya lebih kecil, biasanya faktor karena calon ibu kurang memberikan makanan nutrisi..."

"Eum.. Maksudnya dok?" Tanya Kiara.

"Itu artinya kamu harus makan makanan yang bergizi agar ibu dan calon bayi sehat.." jelas dokter.

"Ohh.."

"Sepertinya dia sendirian ke sini, kasihan"

"Atau mungkin dia di hamili..."

"Ehemm.." Dokter itu berdehem mendengar bisik-bisik yang di hasilkan oleh kedua asistennya itu.

"Silahkan bangun" Perintah dokter.

Kiara kembali duduk di kursi berhadapan dengan dokter.

"Ini resep buat kamu, saya berikan obat yang aman buat ibu hamil. Ingat! Jangan terlalu beraktivitas berat" Dokter itu memberikan secarik kertas pada salah satu perawat di sana.

"Baik dok! Terimakasih" Kata Kiara. Ia langsung mengikuti perawat itu untuk mengambil obat.

"Nih! Tunggu di panggil" Kata perawat itu ketus.

Kiara bisa saja terpancing oleh tingkah laku dari perawat itu. Tapi dia hanya tidak ingin membuat keributan di rumah sakit.

Huft... Sabar Ki! Sabar! Batin Kiara.

Setelah mengambil obat di sana, Kiara kembali ke tempat Ayu berada. Dari arah kejauhan, Kiara melihat Rian sedang berjalan tertatih-tatih mendekati pot bunga yang ada di sana. Dengan cepat Kiara menghampiri Rian.

"Rian! Ngapain di sini? Ututu... Aunty udah selesai periksa nya nih, kita pulang yuk..." Kata Kiara dan mencubit pipi chubby nya.

"Kia?" Sontak suara berat yang tak asing itu mengagetkan Kiara. Ia menoleh cepat.

"Ka... Kakak!?" Kata Kiara.

...****************...

Setengah jam yang lalu, Kenzo mendapat kabar dari rekan kerjanya, Alan.

"Halo ken..." Lirih dari suara telepon.

"Kenapa?" Kata Kenzo.

"Aku kecelakaan nih, kamu bisa ke sini enggak?"

"Apa!? Ya udah kasih tau di mana kamu sekarang, aku ke sana!" Kata Kenzo.

"Aku sudah ada di rumah sakit Ken, Ohiya jangan kasih tau istri ku dulu ya, kasian dia lagi hamil. Entar dia kepikiran..." jelas Alan.

"Oke oke...."

Kenzo mematikan teleponnya dan pergi menuju parkiran mobil. Ia pun melakukan kendaraannya.

Sesampainya di rumah sakit, ia langsung mencari di mana Alan berada.

"Permisi suster! Pasien atas nama Alan, dia baru aja ke sini karena kecelakaan..." Kata Kenzo yang mendapati suster lewat di hadapannya.

"Ohh pasien yang baru datang, keluarga nya ya?" Kata suster sambil berjalan mengarahkan Kenzo.

"Eum... Saya temannya..." Kata Kenzo.

"Ohh gitu, nah ini dia ruangannya, saya tinggal ya" Kata suster itu.

"Terimakasih sus!" Kenzo langsung masuk ke ruangan. Ia mendapati Alan yang tengah terbaring di atas kasur berwarna hitam itu dengan seorang dokter.

"Gimana dok keadaannya?" Tanya Kenzo.

"Ada luka-luka yang cukup banyak, selebihnya tidak ada yang parah seperti patah tulang. Ini akan sembuh beberapa hari ke depan kalau di beri salep dari resep yang saya berikan" Terang dokter itu.

"Syukurlah dok! terimakasih dok!" Kata Kenzo.

Setelah dokter itu pergi, Kenzo duduk di kursi berdekatan dengan kasur Alan.

"Huft... Kok bisanya kamu kaya gini lan?" Tanya Kenzo.

"Aku habis beli kue tadi untuk di bagikan untuk rekan kerja yang lain, tau-tau nya dari jauh ada motor laju terus aku keserempet deh.." Kata Alan.

"Mobil mu?"

"Masih ada di sana, di jalan mengkudu, kamu tau kan..."

"Kak Alan?!" Kata anak perempuan muda yang masuk tiba-tiba.

"Loh, Siska? Kamu ngasih tau dia Ken?" Kata Alan yang terkejut melihat adiknya datang.

"Terus siapa yang harus ku hubungi, istri mu enggak bisa, apalagi orang tua mu yang jauh di sana" Kata Kenzo.

"Lagian aku harus pergi juga, Siska kamu jaga Alan ya, kabarin aja kalau ada apa-apa" Sambungnya.

"Iya kak, terimakasih banyak" Kata Siska. Kenzo pergi meninggalkan Alan dan Siska. Ketika melewati di bagian kandungan, ia melihat Ayu bersama Rian yang tengah duduk.

Loh, ngapain Ayu sama Rian di sini? Batin Kenzo. Ia langsung menghampiri mereka berdua.

"Sayang? Kamu ngapain di sini?" Kata Kenzo. Ayu terkejut melihat suaminya di hadapannya.

"A... em... Kenzo?! A... Aku lagi--" Belum selesai Ayu menjelaskan pada Kenzo, Tiba-tiba datang Kiara menghampiri Rian yang agak jauh dari Kenzo dan Ayu.

"Rian! Ngapain di sini? Ututu... Aunty udah selesai periksa nya nih, kita pulang yuk..." Kata Kiara dan mencubit pipi chubby nya.

Kia? Selesai periksa? Batin Kenzo.

"Kia?" panggilnya. Kiara sontak menoleh.

"Ka... Kakak!?" Kata Kiara. Ia terkejut bukan main melihat kakaknya itu berada di rumah sakit. Alasan apa yang harus ia katakan padanya. Apakah ia akan berbohong atau menceritakan yang sebenarnya?

...****************...

Terimakasih sudah membaca dan mendukung novel ini 😊

Tetap semangat dan sampai jumpa lagi 👋

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!