Eps. 11 Ujian

"Yeay! Dapat boneka! Hebat banget lo!" Puji Kiara.

"Biasa aja kali, nih bonekanya buat Lo aja!"

"Loh kenapa?"

"Pake nanya lagi! Gue kan cowok Ki! Masa iya main ginian, lagian gue enggak ada saudara cewek"

"Ya udah deh, makasih ya" Kata Kiara mengambil boneka gajah itu.

"Gimana kalau kita pulang?" Kata Ezra.

"Ya udah, yuk!"

Ezra pun mengantar Kiara pulang terlebih dahulu. Sesampainya di rumah, Kiara langsung merebahkan tubuhnya di ranjang.

"Ukh! Sakit..." Rintih Kiara. Ia merasa sakit di bagian perutnya.

Apa gue terlalu aktif ya hari ini? Batin Kiara.

...****************...

Hari yang di tunggu-tunggu pun tiba. Selama seminggu penuh mereka harus berjuang untuk dapat menjawab soal-soal dan mendapatkan nilai yang bagus. Belum lagi adanya persaingan di dalam kelas.

Berbeda sekali dengan kelas Kiara. Mereka tidak memikirkan hal seperti itu. Justru yang mereka pikirkan bagaimana caranya agar mereka dapat menjawab dan bisa naik kelas.

Seluruh kelas sangat senyap. Para siswa sedang fokus mengerjakan ujian di hari pertama. Ada yang sedang menggaruk kepala, ada yang mencontek, bahkan ada yang sambil tiduran menunggu waktu selesai.

"Ezra! Ini waktu ujian bukan waktu tidur! Kamu sudah selesai?" Kata Badrul.

Ezra langsung terbangun ketika ada yang menyebut namanya.

"Ah... Iya pak sudah selesai nih!" Kata Ezra.

"Boleh di kumpul enggak pak?" Sambungnya.

"Sudah di koreksi lagi belum?" Tanya pak Badrul.

"Sudah pak, aman"

"Ya sudah sini kumpulkan dan langsung ke luar kelas"

Ezra bangkit dari bangkunya dan mengumpulkan lembaran kertas ujian. Ia langsung pergi ke rooftop dan mencari posisi untuk melanjutkan tidurnya.

"Gila tu anak! Cepat banget dah!" Bisik Bella.

"Palingan asal-asalan aja..." Sahut Irene yang duduknya berada di depan Bella.

"Ya ampun! Kenapa jawaban nya pada aneh semua? Kalian! jawab yang betul dan isi semua, jangan ada yang di kosongin!" Kata pak Badrul setelah melihat hasil ujian Ezra.

"Gara-gara Ezra kan... Ish... Mana banyak banget lagi yang susah!" Kesal Irene.

"Pst... Ki! Bagi jawaban dong!" Kata Bella.

Kiara yang ada di sebelahnya langsung menoleh.

"Bentar!" Kata Kiara. Ia langsung melihat ke arah depan memastikan tidak ketahuan oleh pak Badrul kalau dia melihat jawaban di smartphone nya dan memberikan kertasnya pada Bella.

"Nih! Cepetan!" Kata Kiara.

"Wah... Jawabannya sempurna banget!" Bella buru-buru menyalin jawaban Kiara.

"Cepetan Bel! Gue mau lihat!" Kata Bella.

...****************...

KRING.... KRING.... KRING...

Bel berbunyi. Para siswa berhamburan mengumpulkan kertas ujiannya. Selesai tidak selesai harus di kumpul.

"AKH... Akhirnya hari pertama sudah terlewati!" Kata Irene.

"Masih ada lima hari lagi!"

Merek bertiga pergi ke rooftop dan melihat Ezra yang sampai sekarang tertidur di sana.

"Gue heran deh, kenapa tiap hari selalu aja ngantuk dan bisa tidur nyenyak kayak gini! Memangnya dia enggak tidur apa di rumah?" Pekik Bella yang bingung melihat tingkah temannya itu.

"Main game kali sampe jam tiga" Kata Irene. Dia juga merupakan sepupu dari Ezra. Jadi cukup tau kebiasaan Ezra di rumah.

"CK... CK..." Kata Bella menggelengkan kepalanya.

Selama lima hari ke depan mereka harus menjawab ujian-ujian sesuai jadwal mata pelajaran. Sampai akhirnya hari yang di tunggu-tunggu banyak oleh para siswa.

"Lo jawab apa nomor 5 yang pilihan ganda?"

"Eum... Kalau enggak salah, C sih"

"Hah? Gue jawab B loh"

"Dah ah lupakan aja, lagian udah berlalu juga!"

Terdengar percakapan siswa-siswi yang baru saja keluar dari kelas. Tak jarang mereka membahas kembali jawaban yang mereka tulis.

Karena ujian mata pelajaran berakhir, sebagian dari mereka berhamburan keluar pagar untuk pulang. Sebagiannya lagi ada yang masih nongkrong atau bermain bola di lapangan untuk melepas penat di otak mereka.

Keempat sahabat itu memilih untuk segera pulang dan tak sabar menanti liburan yang cukup panjang.

"Hah... Akhirnya gue bisa menghirup udara yang sangat segar ini!" Kata Bella. Irene yang ada di sebelahnya langsung terkekeh geli melihat Bella.

"idih, lebay amat sih Lo! Lagian belum tentu juga Lo bakal naik kelas Bel!" Kata Irene.

"Heh ngomongnya kok gitu sih! Harus naik dong apapun caranya!"

"Intinya sih ujian sudah terlewati semuanya dan gue bisa langsung main game!" pekik Ezra.

"Game Mulu lo!" kata Irene.

"Pokoknya liburan nanti gue harus pergi ke restoran terenak dan termahal sama bebeb gue! Huft... Selama ujian, makan gue jadi enggak teratur..." Kata Bella.

"Pantes Lo kurusan! Kirain diet!"

"Gue enggak di bolehin diet sama bebeb!"

"Kiara juga kurusan nih!" celetuk Irene. Sontak Kiara terkejut dan salah tingkah.

"Eh masa sih? Menurut gue kayak berisi gitu" Kata Ezra.

"Ahaha.... Masa sih?" Kata Kiara.

"Btw, kalian liburan mau ke mana nih?" kata Bella mengalihkan pembicaraan.

Huft... Syukurlah Bella ganti topik. Batin Kiara.

"Entahlah, gimana kalau kita jalan-jalan ke pan--"

"Gue duluan ya!Ada yang mesti di urus!" Potong Kiara dan langsung pergi meninggalkan ketiga sahabatnya.

"Akhir-akhir ini Kiara agak aneh enggak sih?" Kata Irene curiga.

"Itu cuman pemikiran Lo aja, Yo ah kita pulang juga!" Kata Bella.

...****************...

Sesampainya di rumah, Kiara langsung mengganti pakaiannya. Ia mulai memperhatikan perutnya yang makin membesar.

"Kira-kira ini sudah hampir satu bulan enggak sih? Atau dua bulan? Akh... gue enggak ngerti hitung nya gimana ..." Kata Kiara.

Cukup lama ia memandang dirinya di cermin. Seketika muncul pikiran Kiara untuk menggugurkan kandungannya itu.

"Apa gue gugurin aja? Tapi dia kan nggak salah apa-apa..." gumam Kiara sambil mengelus pelan perutnya.

Buru-buru ia menelepon Dion lagi setelah sekian lama. Terakhir kali ia menelepon saat menangis di taman.

TUT... TUT....

"..."

"Halo Dion!"

"Hmm... Kenapa?" Dion membalasnya dengan jutek. Kiara sempat terkejut mendengarnya tapi sekarang bukan itu yang ia pikirkan.

"Kamu mau enggak nemenin aku ke rumah sakit?" Tanya Kiara.

"Hah? Ngapain?"

"Aku mau periksa kandungan anak... Kita"

"Astaga Ki! Gue kira Lo udah gugurin kandungan Lo! Masih aja di pertahanin" Kata Dion.

"Loh, kok ngomong nya kayak gitu sih? Lagian anak ini enggak ada salah apa-apa! Aku enggak apa-apa kok pertahanin anak ini tapi aku mohon Dion, kalau kamu enggak mau ingin anak ini biar aku saja yang rawat dia tapi aku mohon sama kamu setidaknya tanggung jawab sampai anak ini lahir..."

"Astaga Ki? Lo enggak mikir ke depannya juga ya? Lo bakal hidup susah Sama itu anak! Udah gugurin aj--"

"DION!?" Teriak Kiara. Tiba-tiba terdengar suara barang jatuh tepat di depan pintu kamar Kiara. Sontak Kiara mematikan dan cepat-cepat melihat ke arah pintu.

Kini rahasia yang di tutup rapat-rapat oleh Kiara kini telah di ketahui oleh seseorang.

...****************...

Terimakasih sudah membaca dan mendukung novel ini 😊

tetap semangat dan sampai jumpa lagi 👋

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!