Di ruangan itu terlihat seorang wanita tua yang tengah terbaring di atas ranjang. Wanita tua itu menyadari kedatangan seseorang.
"Sayang, Apa itu kamu?" Lirih wanita tua itu.
Kenzo hanya diam dan makin mendekat ke arah wanita tua. Betapa terkejutnya ia melihat wanita yang tak asing baginya.
"Bi... Bibi Rini?!" Gumam Kenzo. Suara berat milik Kenzo mengagetkan wanita tua dan menoleh ke arahnya.
"Siapa?"
"Bibi! Ini.... Ini aku... Kenzo Bi!" Pekik Kenzo.
"Kenzo? Anak dari... Dennis Kusuma... Wardani?!" Kata wanita itu.
"Benar Bi!" Air mata Kenzo mulai berjatuhan satu persatu. Ia tersungkur dan memeluk hangat bibi Rini.
...****************...
"Bibi, ayo sekarang waktunya minum oba-- Hah!? Si... siapa anda?" Kata seorang gadis yang baru saja memasuki ruangan itu. Sontak Kenzo menoleh ke arah suara tersebut. Mata terbelalak, kaget bukan main. Terlihat sangat jelas wajah Kiara tapi dia bukan Kiara melainkan kembaran nya Kiara.
"Bibi... Apa aku tidak salah lihat, kenapa Bibi--" Kata Kenzo.
"Kamu tau nak, aku telah bekerja di rumah keluarga Kusuma Wardani kurang lebih 25 tahun lalu pergi dari sana. Aku pikir aku tidak akan merawat kalian lagi setelah keluar dari rumah itu. Sampai aku bertemu dengan dia ketika berumur 5 tahun" Jelas Bibi Rini.
Gadis itu dengan canggung nya menghampiri Bibi Rini dan meletakkan nampan berisi segelas air dan obat di sampingnya.
"Bibi minum lah obat dulu" Kata gadis itu.
"Iya sayang, kamu boleh keluar ya"
"Tapi Bibi--" Bibi Rini menatap gadis itu dengan penuh harap.
"Baiklah bibi" Gadis itu pergi keluar dengan wajah sedihnya.
"Uhuk... Uhuk..." Bibi Rini berusaha bangun dan duduk di atas ranjang. Kenzo ikut membantu.
"Ini Bi, obatnya! Tapi bibi sakit apa?" Tanya Kenzo sambil memberikan sebuah obat pada Bi Rini.
Bi Rini mengambil nya tetapi tidak untuk di minum, justru ia melempar ke luar jendela.
"Loh! Bi, kenapa tidak--"
"Sstt... Aku memang sakit, dan aku tidak mau minum obat. Menurut ku obat ini hanya menambah rasa sakit ku" Jelas Bi Rini.
"Kalau begitu biar aku saja yang membelikannya" Pinta Kenzo yang melihat Bi Rini sudah lemah di sana.
"Tidak usah nak, kamu tau selama ini aku berharap sebelum aku mati dia sudah bertemu... Uhuk... Uhuk... Keluarga nya, dan syukurlah doa ku terkabul..."
"Apa yang bibi katakan, jangan berbicara seperti itu. Aku yakin Bibi masih bisa di selamatkan. Ayo kita pergi ke rumah sak--"
Tiba-tiba tangan Bu Rini memegang tangan Kenzo dengan hangat dan tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.
...****************...
CEKLEK...
"Apa Bibi sudah meminum obatnya?" Tanya gadis itu pada Kenzo yang baru keluar dari kamar tersebut.
"... I-- Iya, sudah" Kata Kenzo.
"Syukurlah, aku harap keadaan bibi baik-baik saja. Ohiya bukannya anda orang yang tadi?"
"Ah benar, bisa minta waktunya sebentar" pinta Kenzo.
Mereka berdua duduk di kursi yang sedikit usang.
"Siapa nama mu?" Tanya Kenzo.
"Nama ku Ica"
"Ah.. Ica.." Gumam Kenzo.
"Ica, apa kamu sudah bertemu keluarga asli mu?" Sambung Kenzo.
"Be... Belum, apa keluarga ku masih hidup?"
"Ya, tentu saja. Aku adalah salah satu dari keluarga mu! Nama ku Kenzo Kusuma Wardani, aku adalah kakak mu" Kata Kenzo sambil tersenyum.
"Kakak ku? Aku punya kakak?"
"Iya tentu saja, dan kamu juga mempunyai saudari kembar"
"Tunggu, kembaran? Pernah waktu itu aku melihat seseorang yang sangat mirip dengan ku, apakah itu--" Kata Ica yang mengingat kejadian dulu.
Sepertinya pertemuan dengan Kiara. Batin Kenzo.
"Iya, dia adalah saudari kembar mu, namanya Kiara. Dan nama mu yang sebenarnya adalah Kayra Kusuma Wardani"
"Jadi... Apa kamu mau tinggal bersama kami dan bertemu orang tua mu?" Tanya Kenzo. Ica berpikir keras dari pilihan tersebut.
"Tapi bagaimana dengan Bibi? Aku tidak bisa meninggalkan dia sendirian. Dia sudah merawat ku sedari kecil" Kata Ica.
Kenzo terdiam sejenak. Ia masih tidak berani mengatakan yang sebenarnya pada Ica.
"Baiklah, kamu tetap di sini saja dulu, Kayra!" Kata Kenzo.
"Apa aku boleh menggunakan nama itu?" Tanya Ica.
"Tentu saja itu adalah nama mu"
"Kayra... Aku suka sekali!" Kata Ica atau sekarang bisa di panggil Kayra.
"Bagaimana kabar Ka-- Ah maksud ku Kiara? Aku melihat dia sedih kemarin sambil membawa sebuah testpack di tangannya" Kata Kayra yang membuat Kenzo harus mengingat hal itu kembali.
"Ah... Itu, dia baik-baik saja"
"Maaf aku bertanya lagi, apa Dia-- Ah tidak jadi" kata Kayra yang merasa tidak enak.
"Iya dia hamil!" kata Kenzo seperti membaca pikiran kayra. Sontak ia mendengarnya terkejut.
"Apa aku boleh bertemu dengan mereka?" Tanya Kayra.
"Tentu saja, kamu fokus saja merawat bibi, kapan-kapan aku akan mengajak mereka"
"Baik kak!"
Setelah bercengkrama cukup lama di sana, Kenzo kembali ke rumahnya. Ia tak henti-hentinya tersenyum sumringah. Akhirnya ia bisa menemukan adiknya kembali.
"Bagaimana reaksi ayah dan mama ya? Aku tidak sabar memberitahu mereka" Gumam Kenzo. Seketika itu bayangan Kiara terbesit di benak nya. Ia memang merasa senang karena bertemu dengan Kayra dan juga merasa sedih dengan keadaan kiara sekarang.
"Huft... Apa yang harus aku lakukan terhadap anak itu" kata Kenzo.
Sesampainya di rumah, ia di sambut oleh Ayu yang tengah menunggunya.
"Sayang! Ku pikir kamu tidak kembali!" Kata Ayu dengan nada gelisah.
"Maaf membuat mu khawatir. Ohiya ada sesuatu yang mau aku bicaraka--"
CEKLEK...
Pintu Kiara terbuka. Ia keluar dari kamarnya dan melihat sang kakak yang baru saja pulang.
"Aku... Mau ambil minum..." Kata Kiara kikuk. Ia buru-buru mengambil minuman di kulkas dan langsung masuk kembali ke kamarnya.
Apa aku harus memberitahu mereka sekarang? Tapi rasanya agak aneh kalau aku membicarakan hal ini. Batin Kenzo.
"Sayang... Tadi kamu mau ngomong apa?" Tanya Ayu.
"Ah... Itu sepertinya aku lapar, apa ada makanan?" Kata Kenzo yang terpaksa berbohong.
"Ohh mau makan... Ada dong, yuk makan sama-sama!" Ajak Ayu sembari berjalan ke arah dapur untuk menyiapkan makanan untuk Kenzo.
"Eumm... Kamu udah makan?" Kata Kenzo yang sudah duduk di meja makan.
"Aku sudah makan kok sama Rian, Kiara juga udah makan..." Kata Ayu tersenyum melihat tingkah suaminya itu.
Walaupun begitu, Kenzo masih memperhatikan adiknya. Yah meskipun agak malu-malu sih nanyain nya... Hihihi... Batin Ayu.
...****************...
"Ugh! Enggak terasa lagi liburan akan datang!" Pekik Bella yang merebahkan kepalanya di atas meja.
"Btw... Ada rencana mau jalan-jalan enggak?" kata Ezra.
"Jalan-jalan ya? Eum... Belum ada sih, Ohiya gimana kalau kita ke pantai... Lama banget tau kita enggak ke pantai barengan...." Kata Irene. Kiara hanya terdiam mendengar ocehan dari teman-temannya. Liburan kali ini mungkin sangat berbeda dari sebelumnya.
"Ayo Ki! Ke pantai kita!" Ajak Ezra.
"Eum... Enggak tau nih, kayaknya gue bakal ke rumah ortu gue deh... Hehe.. maaf ya" Kata Kiara bohong.
Kalau berenang mesti pakai baju agak terbuka, entar mereka liat lagi perut gue yang mulai membesar ini... Huft... Batin Kiara.
...****************...
Terima kasih sudah membaca dan mendukung novel ini 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments